Categories
Alat Laboratorium

Mikroskop Binokuler: Fungsi, Cara Menggunakan, dan Bagian-bagiannya

Karena tergolong kelompok mikroskop cahaya, penggunaan Mikroskop Binokuler didasari dengan tujuan untuk meneliti bagian dalam sel. Jenis ini memiliki dua lensa, yakni lensa objektif dan lensa okuler. Nah, saat peneliti menggunakannya pada mata mereka, maka akan membuat benda penelitian menghasilkan efek tiga dimensi.

Fitness – Training area equipped with ARTIS equipment equipoise fitness latina – sport 4 life 1 sports association…

Apa Itu Mikroskop Binokuler?

Menurut sumber, mikroskop ini merupakan gabungan dari kata “Bi” dan “Okuler”, yakni jenis lensa yang berdekatan dengan mata. Kesimpulannya, jenis ini akan menggunakan 2 lensa okuler dan lensa objektif yang dekat benda penelitian.

Mikroskop Binokuler adalah mikroskop yang memang sering pengguna laboratorium gunakan dalam pekerjaannya. Hal ini karena pengguna akan lebih nyaman menggunakan dua mata saat mengamati objek yang mereka teliti.

Bagian-bagian Mikroskop Binokuler

Sumber : PT Dynatech International 

Walaupun memiliki banyak jenis, namun umumnya mikroskop ini memiliki bagian-bagian yang sama. Untuk letak dan pencahayaan akan sedikit berbeda satu sama lain. Berikut bagian-bagian dari Mikroskop Binokuler yang perlu Anda ketahui:

1. Lensa Okuler

Lensa okuler terletak dekat dengan mata. Jadi, ketika Anda menggunakan mikroskop, maka Anda akan langsung menemukannya. Lensa ini memiliki fungsi untuk menjadi pengamat bayangan, yakni memperbesar bayangan benda bersama dengan lensa objektif.

2. Revolver

Berada tepat di atas lensa objektif, Anda dapat memutar Revolver sesuai dengan kebutuhan yang lensa objektif inginkan. Secara umum, pemutaran pada Revolver harus menggunakan perbesaran kecil.

3. Lensa Objektif

Lensa ini terletak dekat dengan objek yang akan peneliti amati. Mikroskop Binokuler akan menggunakan lensa objektif yang sesuai hasil dari perbesaran. Misalnya, seperti perbesaran 500 kali dan 1.000 kali. Oleh karena itu, perbesaran harus sesuai dengan objek yang akan Anda teliti. 

4. Meja Preparat

Secara umum, meja preparat terbuat dari kaca. Untuk bagiannya, akan terdiri dari preparat dan juga penutupnya. Preparat sendiri akan berisi contoh objek pengamatan yang sesuai dengan hakikat ilmu biologi. 

Meja preparat terletak di bawah lensa objektif. Meja tersebut bermanfaat untuk menjadi penyanggah objek penelitian.

5. Lengan Mikroskop

Sebagai frame dalam Mikroskop Binokuler, lengan berfungsi untuk memudahkan pengguna dalam memindahkan mikroskop. Pemindahan bisa dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya. Anda juga tidak perlu memegang lensa mikroskop secara langsung, karena terhalang lengan.

6. Skala Preparat

Skala preparat menjadi salah satu fitur tambahan yang ada di meja preparat. Fitur ini berfungsi agar penempatan sampel lebih mudah.

7. Makrometer dan Mikrometer

Dua bagian ini memiliki bentuk horizontal dan vertikal. Makrometer dan mikrometer dapat Anda gunakan untuk membuat lensa menjadi fokus pada objek tertentu yang akan diteliti.

8. Diafragma

Diafragma adalah bagian yang berada pada bawah meja preparat. Bagian ini dapat menentukan fokus ke sampel dan jumlah cahaya yang masuk ke objek penelitian.

9. Sumber Cahaya

Lampu menjadi sumber cahaya untuk mikroskop listrik. Secara umum, lampu sudah diletakkan pada mikroskop. Ini bertujuan agar dapat memberikan hasil penerangan yang optimal pada preparat. Bagian ini berfungsi untuk mengumpulkan cahaya, sehingga penerangan untuk penelitian akan masuk dengan cukup.

10. Pengatur Kecerahan

Bagian ini harus dihubungkan dengan bola lampu Mikroskop Binokuler, sehingga pengaturan kecerahan cahaya dapat berjalan dengan mudah. Selain itu, pengatur kecerahan juga berhubungan dengan diafragma, jadi cahaya objek penelitian bisa difokuskan.

11. Kaki Penyangga Putar

Sebagai penyangga mikroskop, bagian ini akan terletak pada bidang yang tidak datar. Meskipun cukup penting, bagian kaki penyangga tidak tersedia pada setiap model mikroskop.

Fungsi Mikroskop Binokuler

Sering digunakan sebagai alat bantu untuk meneliti dan mengamati suatu objek dengan ukuran kecil. Mikroskop jenis ini mampu menunjukkan ukuran, panjang, lebar, dan tinggi dari objek tersebut.

Alat ini memiliki fungsi utama sebagai pengamat benda ukuran kecil. Dengan demikian, benda kecil tersebut tidak dapat Anda lihat secara langsung dengan mata telanjang. Beberapa objek ukuran kecil, antara lain adalah jaringan hewan, jaringan tumbuhan, protozoa, bakteri, virus, dan lain sebagainya.

Mikroskop Binokuler adalah jenis mikroskop cahaya, sehingga pengamatannya akan membutuhkan cahaya alami maupun buatan. Pada alat ini, cahaya akan menjadi sumber energi yang digunakan untuk memperbesar bayangan dari objek.

Cara Menggunakan Mikroskop Binokuler

Sumber : Freepik.com

Secara umum, cara menggunakan mikroskop harus sesuai dengan instruksi yang tersedia di manual book. Ada beberapa bagian mikroskop yang penting untuk Anda perhatikan saat menggunakannya rohrreinigung berlin. Misalnya seperti bagian revolver, pemutar mikroskop, dan meja preparat.

Selain itu, mikroskop memiliki spesifikasi masing-masing ketika digunakan. Sebagai contoh, kalangan pelajar akan menggunakan jenis mikroskop yang berbeda dengan mahasiswa online casino österreich. Berikut tutorial penggunaan dan penyimpanan mikroskop binokuler dengan benar yang perlu Anda ketahui:

1. Langkah-langkah Penggunaan 

Simak langkah-langkah menggunakan mikroskop jenis binokuler berikut ini yang wajib Anda lakukan dan perhatikan:

  • Tancapkan kabel mikroskop dengan sumber listrik.
  • Tekan tombol ON untuk menyalakan lampu. Penerangan cahaya lampu bisa Anda atur sedemikian rupa. Perbesar dengan cara menggeser pengatur besar kecil cahaya lampu pada mikroskop.
  • Geser tuas diafragma dari posisi MIN ke MAX. Dengan begitu, Anda akan memperoleh cahaya yang terang dan objek penelitian akan terlihat lebih jelas.
  • Jangan lupa untuk memasang preparat pada meja objek.
  • Lakukan perbesaran lemah, yakni 4×10 pada objek mikroskop. Anda dapat melakukannya dengan cara memutar sekrup kasar mikroskop tersebut.
  • Anda dapat memperbesar atau memperjelas dengan cara melakukan penambahan ukuran pada lensa okuler. Lakukan penambahan tersebut dengan cara menggeser revolver.
  • Lensa okuler yang bertambah ukurannya akan mengakibatkan objek tampak kabur pada perbesaran lemah. Objek kabur itu bisa Anda perjelas dengan cara menggeser sekrup halus. 
  • Oleh sebab itu, sebaiknya jangan gunakan sekrup kasar saat akan memperjelas sebuah objek online casinos schweiz. Karena penggunaan sekrup kasar pada perbesaran kuat hanya akan mengakibatkan pecahnya preparat yang sedang diteliti.

2. Langkah-langkah Menyimpan Mikroskop Binokuler

Selain cara menggunakan, Anda juga perlu mengetahui langkah-langkah untuk menyimpannya высшее образование в германии. Ini berguna agar mikroskop tetap dalam kondisi yang bagus. Berikut penjelasannya:

  • Ketika penelitian yang Anda lakukan sudah berakhir, maka segera kembalikan posisi lensa okuler pada perbesaran 4×10. 
  • Lalu, jangan lupa juga untuk menurunkan meja preparat dengan cara menggeser makrometer pada mikroskop.
  • Kemudian, lepaskan preparat dari meja objek.
  • Ubah tuas diafragma ke posisi MIN, lalu matikan lampu mikroskop.
  • Untuk mematikannya, tekan tombol OFF. Lalu, turunkan kondensor. 
  • Jangan lupa mengelap lensa okuler dengan menggunakan kertas pembersih lensa. Kemudian, lap juga meja preparat sampai bersih.
  • Lepaskan kabel dari sumber listrik.
  • Lipat kembali kabel dan taruh ke tempat semula.
  • Simpan mikroskop pada tempat yang sesuai.

Ingin Membeli Mikroskop Binokuler?

Setelah membaca informasi di atas, apakah Anda memiliki keinginan untuk membeli Mikroskop Binokuler как поступить в немецкий вуз? Pastikan bahwa Anda sudah mengetahui dan memahami secara lengkap tentang jenis alat ini. Pilih tempat jual Mikroskop Binokuler yang memiliki catatan bagus dan terpercaya. Contohnya, Anda bisa membeli mikroskop di Laboratorium Solusi Indonesia yang menawarkan produk berkualitas premium, layanan terbaik, dan harga terjangkau!

Categories
Alat Laboratorium

Mikroskop: Panduan Lengkap, Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Bagian

Mikroskop yang biasanya bisa Anda jumpai di laboratorium merupakan sebuah alat optik. Alat tersebut digunakan untuk mengamati benda atau hal yang ukurannya sangat kecil dan tidak bisa diamati atau dilihat hanya dengan mata telanjang. Karena itu, alat optik ini ada untuk membantu manusia yang memiliki penglihatan terbatas.

Seiring dengan berkembangnya zaman, instrumen laboratorium tersebut juga semakin canggih. Selain itu, mikroskop juga memiliki banyak bagian penting dan tidak hanya terdiri dari satu jenis. Melalui ulasan ini Anda akan dibawa untuk semakin mengenal setiap bagian, jenis, penggunaan, serta cara merawatnya.

Apa itu Mikroskop?

Penemu dari mikroskop adalah Hans dan Zacharias Hansen, merupakan sepasang ayah dan anak yang berasal dari Belanda. Alat optik ini sudah mengalami perjalanan sejarah yang amat panjang, hingga dapat membantu para peneliti seperti sekarang ini.

Secara umum mikroskop adalah sebuah alat yang digunakan untuk melihat dan mengamati objek dengan ukuran kecil yang tidak mampu dilihat secara kasat mata. Dalam Bahasa Inggris, alat ini disebut dengan microscope, sedangkan dalam Bahasa Yunani, yaitu ‘micros’ yang berarti kecil dan ‘scopein’ yang berarti melihat. 

Objek-objek yang biasanya diamati oleh alat ini adalah mikro organisme, bakteri, jaringan pada hewan atau tumbuhan, serta virus. Bayangan dari objek pengamatannya dapat menjadi berkali-kali lipat dari ukuran sebenarnya. Karena alat laboratorium ini dapat memperbesar hingga 1000 kali lipat bayangan benda. 

Fungsi Mikroskop

Sesuai dengan pengertiannya, fungsi utama dari mikroskop adalah untuk melihat dan mengamati objek yang memiliki ukuran sangat kecil dan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang saja. Beberapa objek tersebut telah disebutkan di atas, yaitu virus, bakteri, protozoa, jaringan hewan, jaringan tumbuhan, dan lain sebagainya.

Namun, karena teknologi yang sudah semakin berkembang, tentu saja fungsinya juga menjadi semakin lebih canggih lagi. Saat ini sudah terdapat mikroskop canggih yang mampu memperbesar bayangan benda hingga satu juta kali. Hal ini dipakai untuk pengamatan objek khusus yang memerlukan detail yang tinggi.

Bagian-Bagian Mikroskop

Selain karena fungsinya sebagai kaca pembesar dengan lensa cembung, tentu saja dalam menyusun sebuah alat, terdapat bagian-bagian mikroskop dan fungsinya masing-masing. Terdapat empat belas bagian penting dalam alat optik satu ini yang perlu Anda ketahui. Berikut ulasannya:

Sumber: www.biologijk.com

1. Lensa Okuler

Bagian pertama adalah lensa okuler yang berada di bagian atas atau ujung dan di atas tabung. Lensa ini berada dekat dengan mata observer. Fungsi dari lensa ini adalah untuk memperbesar bayangan dari lensa objektif. Perbesaran lensa okuler biasanya antara 6 kali, 10 kali, atau 12 kali.

2. Lensa Objektif

Lensa ini berada dekat dengan objek dan dapat membentuk bayangan nyata dari objek yang diamati. Biasanya terdapat tiga lensa objektif di mikroskop. Kemampuan memperbesarnya mencapai 10 kali, 40 kali, atau 100 kali. 

Biasanya seorang observer perlu melumasi lensa dengan minyak emersi yang berguna untuk memperjelas bayangan benda. 

3. Diafragma

Bagian bernama diafragma ini terletak di bagian bawah meja benda. Diafragma memiliki fungsi untuk menentukan dan memfokuskan jumlah cahaya yang masuk sampai pada meja benda atau mengenai objek. 

4. Kondensor

Bagian ini dapat diputar ke atas, ke bawah, ke kiri, dan ke kanan sesuai kebutuhan. Kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang telah dipantulkan cermin dan memfokuskan atau memusatkannya pada objek yang diamati. Bagian ini akan menjadi alat penerangan objek.

5. Cermin

Bagian selanjutnya adalah cermin. Cermin memiliki fungsi untuk menerima dan juga mengarahkan cahaya yang telah diterima dengan cara memantulkannya.

6. Revolver

Tuas penyangga dari lensa objektif merupakan revolver. Revolver biasanya berfungsi untuk memudahkan pengaturan dari nilai pengamatan dan memperbesar lensa objektif. Dalam penggunaannya, revolver dapat bergerak memutar ke kanan dan ke kiri.

7. Meja Benda

Pada mikroskop terdapat meja benda yang menjadi tempat untuk meletakkan objek. Biasanya terdapat penjepit yang bisa menjaga objek tetap diam dan tidak bergeser dari tempat sesuai keinginan observer.

8. Lengan

Bagian lengan merupakan bagian yang mencolok dan juga penting. Lengan tersebut memiliki fungsi sebagai rangkaian dan juga pegangan oleh observer ketika memindahkan dan membawanya ke tempat lain.

9. Kaki Penyangga

Terdapat bagian kaki yang merupakan fitur tambahan. Fungsinya tentu saja untuk menyangga alat pengamat yang berada di bidang yang tidak datar dan rata. 

10. Penjepit Kaca

Pada meja benda memang sudah ada penjepit, namun masih terdapat bagian lain yang merupakan penjepit kaca. Fungsi dasar penjepit kaca adalah sebagai pelapis dari objek. Dengan adanya penjepit kaca, objek tidak akan mudah tergeser dan mempermudah observer untuk menggerakkannya.

11. Makrometer

Pemutar kasar atau makrometer merupakan sebuah tuas putar dengan fitur vertikal atau horizontal. Fungsinya adalah untuk dapat menurunkan dan menaikkan tabung dari alat pengamat dengan cepat sehingga objek dapat terlihat dengan jelas.

12. Mikrometer

Pemutar halus atau mikrometer, mirip dengan makrometer, merupakan tuas dengan fitur vertikal atau horizontal. Fungsinya juga tidak jauh berbeda dengan makrometer, yaitu untuk menaik turunkan tabung. 

Perbedaannya terletak pada kecepatannya. Mikrometer menggerakkan tabung dengan lambat, hingga objek menjadi lebih detail dan fokus.

13. Sumber Cahaya

Pada mikroskop biasanya terdapat dua jenis sumber cahaya atau reflektor. Fungsinya untuk memantulkan cahaya dari cermin ke objek. Saat kondisi cahaya kurang baik, maka akan menggunakan reflektor cermin cekung. Sedangkan saat kondisi cahaya baik, akan menggunakan reflektor cermin datar. 

14. Tubus Okuler

Tabung atau tubus okuler adalah bagian yang memiliki fungsi untuk mengatur fokus. Tubus okuler juga menjadi penghubung antara lensa objektif dan juga lensa okuler.

Jenis-Jenis Mikroskop

Saat ini sudah terdapat banyak sekali jenis alat pengamat yang canggih. Secara umum, terdapat dua jenis mikroskop. Pertama adalah tipe cahaya dan kedua adalah tipe elektron. Namun, untuk jenis-jenis yang ada di pasaran tentu saja sangat beragam. Berikut adalah jenis-jenisnya yang paling umum dan mungkin familiar di telinga Anda:

1. Electron Microscope

Sumber: andarupm.co.id

Mikroskop elektron adalah jenis yang paling baru dan canggih. Sumber energinya adalah elektron yang dapat memusatkan sumber energi pada objek. Jenis ini juga mengganti lensanya menjadi magnet. 

Perbesaran dari alat pengamat ini bisa mencapai satu hingga dua juta kali, baik dengan metode elektromagnetik maupun elektrostatik. Terdapat dua tipe dari jenis alat pengamat ini, yaitu Selection Electron Microscope (SEM) dan Transmission Electron Microscope (TEM). 

SEM dapat mencapai pembesaran hingga 500 ribu kali dengan hasil gambar tiga dimensi. Sedangkan TEM mampu mencapai pembesaran hingga 50 juta kali dengan hasil gambar datar.

2. Optical Microscope

Sumber: andarupm.co.id

Optical microscope atau mikroskop cahaya dapat memperbesar objek dengan memanfaatkan cahaya sebagai sumber energinya. Cahaya tersebut dapat berasal dari matahari dan juga lampu. Terdapat lensa yang memiliki peran untuk memusatkan cahaya pada sebuah objek.

Secara umum, jenis ini memiliki tiga lensa objektif dengan capaian perbesarannya 4 hingga 10 kali (lemah), 40 kali (sedang), dan 100 kali (kuat). Lensa okuler pada jenis ini mencapai perbesaran hingga 10 kali. 

Jadi, perbesaran alat pengamat ini secara maksimal dapat mencapai 1000 kali dari ukuran normal. Biasanya jenis alat pengamat ini adalah yang paling sering ada di sekolah-sekolah. 

3. Monocular Microscope

Sumber: andarupm.co.id

Sebenarnya monocular microscope merupakan salah satu dari kategori mikroskop cahaya. Biasanya alat pengamat ini berfungsi untuk mengamati objek dengan satu mata, karena itulah namanya menggunakan “mono”. 

Alat ini memiliki satu lensa monokuler. Desainya yang sederhana juga menunjukkan bahwa jenis ini merupakan desain yang pertama kali ditemukan.

4. Binocular Microscope

Sumber: andarupm.co.id

Alat pengamat binocular microscope juga merupakan kategori dari mikroskop cahaya. Hanya saja, alat ini memiliki dua lensa okuler, karena itulah namanya menjadi ‘bi’. Observer dapat melihat dan mengamati objek dengan dua mata. Jadi, jenis binokuler ini cenderung lebih nyaman untuk digunakan.

5. Trinocular Microscope

Sumber: andarupm.co.id

Kategori lain dari mikroskop cahaya adalah trinocular microscope. Hal yang membuat alat ini berbeda dengan jenis monokuler dan binokuler adalah trinokuler dapat memasang kamera yang dapat menjadi monitor. 

Biasanya kelebihannya ini sangat berguna untuk observer yang merupakan seorang tenaga pengajar. Mereka akan dengan mudah mempresentasikan pengamatan kepada banyak orang sekaligus.

6. Dissecting Microscope

Sumber: www.miconos.co.id

Nama lainnya adalah mikroskop stereo. Alat pengamat ini cenderung digunakan untuk objek-objek yang lebih besar. Perbesaran alat ini mencapai 30 kali dari ukuran sebenarnya. 

Komponen alat ini sebenarnya sama dengan jenis cahaya dan lensanya terdiri dari objektif serta okuler. Namun, jenis ini memiliki tingkat ketajaman yang lebih tinggi dan sumber cahayanya berasal dari atas, hingga tidak masalah untuk mengamati objek yang tebal.

Cara Menggunakan Mikroskop dengan Benar

Mungkin Anda penasaran bagaimana cara menggunakan mikroskop dengan baik dan benar. Berikut adalah langkah-langkah beserta penjelasan lengkapnya: 

1. Langkah 1

Anda harus meletakkan mikroskop di atas tempat datar, rata, dan kokoh. Pegang bagian lengannya untuk memposisikan alat sesuai dengan kenyamanan. Jika jenis alat pengamat Anda memerlukan listrik, maka pastikan terdapat sumber listrik yang bisa Anda capai. 

Sumber: www.biologijk.com

2. Langkah 2 

Anda bisa memutar revolver dan pilihlah perbesaran yang dibutuhkan, yaitu 4 kali, 10 kali, 40 kali, atau 100 kali. Biasanya akan terdengar bunyi klik pada revolver.

Sumber: www.biologijk.com

3. Langkah 3

Selanjutnya, atur cermin serta diafragma untuk dapat melihat kekuatan cahaya. Jika membutuhkan cahaya lampu, pastikan lampu menyala dengan baik. Jika membutuhkan cahaya matahari, maka pastikan pengaturan cermin telah pas hingga dapat fokus pada objek. 

Pengamatan dapat berlanjut setelah terdapat cahaya berbentuk lingkaran putih pada lensa okuler.

Sumber: www.biologijk.com

4. Langkah 4

Setelah pengaturan cahaya selesai, letakkan preparat pada meja benda. Jangan lupa untuk menjepitnya dengan penjepit yang ada di mikroskop.

Sumber: www.biologijk.com

5. Langkah 5 

Anda dapat mengatur fokus dengan cara memutar makrometer dan mempertajam dengan menggunakan mikrometer. Ingat, geser makrometer dan mikrometer ke atas bawah untuk memfokuskan objek. Sedangkan memutar keduanya ke kanan kiri untuk untuk menempatkan objek pada posisi yang pas.

Sumber: www.biologijk.com

6. Langkah 6 

Ketika Anda menemukan bayangan benda atau objek, Anda bisa memperbesarnya dengan menggunakan lensa objektif. Caranya adalah dengan memutar revolver sesuai kebutuhan.

Sumber: www.biologijk.com

7. Langkah 7 

Setelah itu Anda bisa mengamati objek dengan teliti dan saksama. Buat juga catatan untuk pengamatan yang sedang Anda lakukan, agar penelitian menjadi lebih akurat dan teratur.

8. Langkah 8

Terakhir, Anda bisa membersihkan mikroskop setelah pengamatan selesai. Simpan alat pengamat di tempat yang kering, sejuk, bebas debu, dan tidak lembab.

Cara Merawat Mikroskop dengan Benar

Anda harus tahu bahwa alat pengamatan yang satu ini cukup sensitif. Karena itu, mikroskop memerlukan perawatan yang lebih ekstra. Perawatan yang baik juga akan membuat alat ini menjadi lebih awet. Berikut adalah beberapa cara merawat alat optik satu ini dengan baik dan benar.

1. Bersihkan Bagian-Bagian Mikroskop

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, ada baiknya setelah menggunakan alat pengamat langsung bersihkan sekaligus. Anda juga harus membersihkan setiap bagian khususnya bagian mekanik atau luar tanpa terkecuali. 

Anda bisa menggunakan kain microfiber yang telah basah dengan sabun atau kain yang dibasahkan dengan air hangat.

Pastikan Anda tidak menyentuh bagian lensa mikroskop. Jika ingin membersihkan alat menggunakan desinfeksi, Anda bisa menggunakan cairan dengan kandungan etanol 70%. Saat membersihkan, lebih baik jika menggunakan sarung tangan.

2. Perhatikan Kebersihan Sistem Optik

Bagian optik juga perlu dibersihkan. Alat pengamat yang kotor akan mempengaruhi kualitas penelitian. Karena itu, Anda wajib memperhatikan kebersihan bagian optik mikroskop. Anda bisa menggunakan pembersih khusus untuk lensa, seperti kertas lensa, sikat bulu yang halus, dan blower untuk menjaga kualitas alat.

Jangan lupa untuk membersihkan sisa-sisa minyak yang ada pada lensa. Anda bisa menggunakan cairan pembersih khusus seperti 80% petroleum eter atau 20% 2-propanol. 

Tetap waspada pada cairan yang dapat berbahaya untuk lensa, seperti xilen dan etanol 95%. Lensa objektif juga harus berada jauh dari meja benda, dengan cara memutarnya ke posisi awal. 

3. Perhatikan Tempat Penyimpanan Mikroskop

Tempat penyimpanan berpengaruh besar pada keawetan alat pengamat. Musim panas biasanya membuat udara menjadi lembab dan hal ini bisa merusak alat optik. Permukaan lensa, cat, dan bagian berulir sangat rawan akan jamur. 

Anda harus menyimpan alat optik ini di tempat rata dan aman. Simpan alat di plastik kedap udara atau lemari yang kering. 

Pastikan udara di ruangan Anda menyimpan alat tidak lembab, agar alat pengamat terhindar dari jamur. Anda juga bisa memberikan gel silika biru yang dapat mengeringkan udara. 

Silika akan berubah merah jika kapasitas penyerapannya sudah habis. Jika sudah seperti itu, Anda bisa memanaskannya kembali. Apabila memungkinkan, Anda harus dapat membersihkan alat pengamat serutin dan sesering mungkin.

Sudah Lebih Mengerti Tentang Mikroskop?

Demikian penjelasan mengenai alat optik yang dapat mengamati objek-objek mikro. Setelah membaca panduan mengenai mikroskop, Anda pasti sudah semakin memahami mengenai pengertian, fungsi, bagian, jenis, cara penggunaan, hingga cara perawatannya. 

Jika Anda membutuhkan informasi mengenai berbagai alat untuk kebutuhan laboratorium termasuk mikroskop, PT Laboratorium Solusi Indonesia adalah solusinya. Anda bisa mendapatkan berbagai alat optik sesuai kebutuhan dengan harga terjangkau.

Selain itu, kami dapat menjadi partner yang siap memberikan Anda pelayanan serta produk dengan kualitas terbaik. Segera kunjungi website Laboratorium Solusi Indonesia untuk informasi lebih lengkap.

Categories
Alat Laboratorium

20+ Alat Lab Kimia dan Fungsinya

Alat Lab Kimia dan Fungsinya

Informasi lengkap seputar alat lab kimia dan fungsinya bisa diakses disini. Mulai dari alat ukur laboratorium, alat non ukur, hingga alat penunjang penelitian lainnya.

Alat Ukur Lab Kimia

alat lab kimia dan fungsinya
alat lab kimia dan fungsinya | pipet volume | sumber alibaba

Pipet Ukur

Pipet termasuk dalam golongan alat gelas laboratorium. Ada 3 jenis pipet, yaitu: pipet ukur, pipet tetes, dan juga pipet volume. Yang pertama pipet ukur adalah pipet dengan skala volume. Pipet ukur berfungsi untuk memindahkan cairan dalam jumlah tertentu.

Pipet Tetes

Jenis pipet yang kedua adalah pipet tetes. Fungsinya untuk memindahkan cairan juga, tetapi dalam satuan yang lebih sedikit yaitu satuan tetes. Bentuknya biasanya lebih kecil dan dilengkapi karet penutup.

Pipet Volume

Yang terakhir ada pipet volume. Bentuknya yang menggelembung di bagian tengah membuatnya disebut juga sebagai pipet gondok. Pipet ini sangat presisi dan memiliki volume relatif lebih besar dibandingkan 2 jenis pipet lainnya.

Labu Ukur

Labu ukur juga termasuk dalam golongan alat gelas laboratorium. Dari sisi volume maupun konsentrasi larutan, labu ukur bisa mengukur dengan ketelitian tinggi.

Pada leher labu ukur terdapat lingkaran volume, toleransi, kelas, gradasi, dan kalibrasi. Labu ukur yang transparan lebih memudahkan pemantauan dibandingkan labu ukur berwarna solid. Tetapi, labu ukur berwarna solid lebih tahan berbagai reaksi kimia karena terbuat dari bahan khusus yaitu polietilen.

Labu Erlenmeyer

Labu erlenmeyer berbentuk kerucut dengan leher silinder dan memiliki alas datar. Termasuk golongan alat gelas laboratorium, bahan dasarnya adalah kaca tahan panas berjenis borosilikat.

Fungsi labu ini sangat banyak, diantaranya: untuk mengukur, mencampur, menyimpan, dan memanaskan cairan. Untuk pengujian mikro, bisa juga digunakan untuk menyimpan media.

Gelas Ukur

Gelas ukur berbentuk seperti pipa dengan bagian bawah melebar yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan.

Neraca Analitik

Neraca analitik berbeda dengan neraca digital yang hasil timbangannya dapat langsung terlihat di layar display. Hasil timbang neraca analitik menggunakan anak timbingan untuk menentukan hasil penimbangan massa suatu zat.

Neraca ini sangat presisi untuk mengukur massa benda padat, cair, dan zat granular. Ketelitiannya sangat tinggi hingga rentang sub-miligram.

Alat Lab Kimia Non Ukur

alat lab kimia dan fungsinya
alat lab kimia dan fungsinya | statif dan klem | sumber amongguru

Kuvet

Nama kuvet diambil dari bahasa Prancis cuvette yang berarti bejana kecil. Kegunaannya adalah untuk menaruh sampel percobaan spektrofotometer.

Spektrofotometer sendiri berfungsi untuk mengukur energi cahaya ketika ditransmisikan, diemisikan, atau direfleksikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Sebuah spektrofotometer memiliki bagian yang menjadi sumber spektrum sinar tampak yang monokromatis dan sinambung.

Rak Kuvet

Rak kuvet berfungsi untuk menyusun kuvet sebelum digunakan di dalam spektrofotometer.

Tabung Reaksi

Tabung reaksi merupakan wadah kaca yang biasa digunakan untuk mereaksikan bahan-bahan kimia. Contohnya dengan memanaskan atau mencampurkan beberapa bahan yang berbeda. Di laboratorium biologi, tabung reaksi juga biasa digunakan untuk wadah perkembangbiakan mikroba di dalam media cair.

Bahan pembuat tabung reaksi yang paling umum adalah bahan kaca. Diameternya berkisar antara 10-20 mm dengan tinggi 50-200 mm. Tabung yang berukuran lebih besar disebut labu didih.

Penjepit Tabung Reaksi

Alat untuk membantu memegang tabung reaksi yang sedang dipanaskan disebut penjepit tabung reaksi. Badannya terbuat dari kayu sehingga tidak menghantarkan panas. Selain menjepit tabung reaksi, alat ini juga bisa menjepit dan memegang alat laboratorium lain ketika dipanaskan.

Rak Tabung Reaksi

Terbuat dari kayu atau plastik, rak tabung reaksi berfungsi untuk menahan posisi tabung reaksi agar berdiri tegak. Hal ini karena bentuk tabung reaksi yang tidak memungkinkan untuk berdiri sendiri. Umumnya rak tabung reaksi memiliki 12 lubang dengan cekungan penahan di bagian bawah.

Pada desain yang lengkap, rak ini dilengkapi 6 batangan kayu yang berguna untuk mengeringkan tabung reaksi ketika basah setelah dicuci. Tabung kering juga bisa dengan mudah disimpan pada batangan kayunya untuk menjaganya tetap kering dan bersih, juga menghindari resiko tabung berjamur.

Gelas Piala

Gelas piala disebut juga sebagai beaker glass, adalah alat yang secara umum digunakan sebagai gelas penampung. Dibuat dari bahan borosilikat yang tahan dari zat korosif, gelas ini bisa menampung segala jenis cairan kimia. Sebagai pelengkap, biasanya gelas arloji digunakan bersamaan sebagai penutup. Fungsinya untuk mencegah terjadi kontaminasi bahan dan hilangnya cairan.

Gelas Arloji

Gelas arloji, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bisa digunakan untuk menutup gelas piala. Gelas ini berbentuk bundar dengan diameter yang bervariasi.

Selain menutup gelas piala, gelas arloji biasa juga digunakan sebagai media untuk mengeringkan padatan di dalam alat desikator. Benda laboratorium yang sedang diamati juga bisa diletakkan diatasnya.

Labu Destilasi

Labu destilasi digunakan untuk proses penyulingan, yaitu proses memisahkan bahan kimia yang berbeda titik uapnya. Labu ini digunakan untuk menampung zat yang menguap terlebih dahulu selama proses destilasi tersebut.

Labu Alas Bulat

Labu alas bulat, sama dengan labu destilasi, juga digunakan selama proses destilasi. Bedanya ada pada bentuknya yang seperti labu tetapi alasnya bulat. Fungsinya juga berbeda yaitu untuk tempat memanaskan cairan.

Corong Pisah

Dalam proses ekstraksi air, corong pisah digunakan untuk memisahkan komponen pelarut dengan densitas berbeda. Bentuk corongnya menyerupai kerucut dengan tutup setengah bola.

Lesung dan Alu

Lesung dan alu keduanya terbuat dari keramik. Fungsinya untuk menghaluskan bahan yang masih berupa padatan atau kristal. Lesung adalah bagian mangkuk sedangkan alu adalah bagian tongkat untuk menghaluskan.

Statif

Statif biasanya selalu digunakan bersama klem, statif adalah alat untuk menegakkan berbagai peralatan laboratorium terutama gelas sedangkan klem untuk menempelkan peralatan pada statif. Alat laboratorium yang baisa ditempelkan pada statif diantaranya ada tabung reaksi, berbagai jenis labu, burret, dan lain-lain.

Filler

Filler adalah karet penghisap yang digunakan untuk menyedot larutan dengan cara dipasangkan ke sebuah pipet. Bahannya adalah karet yang resisten terhadap berbagai cairan kimia, pastinya aman untuk penggunaan di laboratorium.

Pembakar Bunsen

Pembakar bunsen menghasilkan api yang digunakan untuk membakar, memanaskan, dan mensterilkan peralatan laboratorium. Pembakar ini menghasilkan api tunggal dan terbuka.

Lampu Spiritus

Lampu spiritus secara umum sama seperti pembakar bunsen, bisa menghasilkan api yang berfungsi membakar, memanaskan, dan mensterilkan peralatan laboratorium. Perbedaannya adalah lampu spiritus menggunakan cairan spiritus sebagai bahan bakar.

Kaki Tiga

Kaki tiga terbuat dari besi, berbentuk lingkaran dan memiliki tiga kaki. Fungsinya untuk menyangga kawat kasa dalam proses pembakaran di laboratorium dengan pembakar bunsen atau lampu spiritus. Sebelum meletakkan alat yang akan dipanaskan, biasanya diletakkan kawat kasa terlebih dahulu diatasnya.

Kawat Kasa

Kawat kasa seperti sudah disebutkan sebelumnya, digunakan bersama dengan kaki tiga untuk menyangga peralatan yang sedang dipanaskan. Kawat kasa menjaga agar peralatan tidak jatuh karena bagian atas kaki tiga berlubang cukup besar.

Kawat Nikrom

Kawat nikrom terbuat dari bahan dasar logam nikel dan chrom. Penggunaannya adalah untuk identifikasi zat dengan tes uji nyala. Kawat ini memiliki resistansi lebih tinggi dibandingkan kawat tembaga.

Masih banyak jenis alat-alat kimia lain yang biasa digunakan di laboratorium. Untuk daftar dan keterangan alat yang lebih lengkap, dapat diakses di halaman produk LSI.