Jenis-Jenis Bahan Gelas Laboratorium: Apa Saja dan Kapan Harus Digunakan?
Pemilihan bahan gelas laboratorium yang tepat sangat penting untuk memastikan keakuratan dan keselamatan dalam berbagai eksperimen. Di artikel ini, kita akan membahas berbagai jenis bahan gelas laboratorium, seperti gelas ukur, serta kapan sebaiknya digunakan. Selain itu, kami juga akan memberikan informasi mengenai distributor alat lab yang menyediakan produk-produk berkualitas.
Mengapa Pemilihan Bahan Gelas Laboratorium Itu Penting
Dalam dunia penelitian, bahan gelas laboratorium memiliki peran yang krusial. Gelas laboratorium, termasuk gelas ukur, sering digunakan untuk berbagai tujuan, mulai dari pengukuran hingga penyimpanan bahan kimia. Oleh karena itu, memahami jenis-jenis bahan yang tersedia dan kapan menggunakannya sangat penting.
Jenis-Jenis Bahan Gelas Laboratorium yang Umum Digunakan
Berikut adalah beberapa jenis bahan gelas laboratorium yang umum digunakan beserta kelebihan dan kekurangannya:
Borosilikat adalah salah satu jenis bahan gelas laboratorium yang paling sering digunakan. Gelas ini terkenal karena ketahanannya terhadap suhu tinggi dan perubahan mendadak suhu.
Kelebihan: Tahan panas, tahan terhadap bahan kimia, tidak mudah pecah.
Kapan Digunakan: Cocok untuk reaksi kimia yang melibatkan pemanasan, seperti distilasi dan penguapan.
Selain borosilikat, ada juga kaca soda-lime, yang merupakan bahan gelas lebih ekonomis dibandingkan borosilikat. Namun, bahan ini lebih rentan terhadap perubahan suhu yang ekstrem.
Kelebihan: Lebih murah, mudah ditemukan.
Kapan Digunakan: Ideal untuk penggunaan umum di laboratorium, seperti penyimpanan bahan kimia yang tidak memerlukan pemanasan tinggi.
Terakhir, kaca kuarsa memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap suhu tinggi dan radiasi UV, sehingga cocok untuk aplikasi tertentu yang membutuhkan kondisi ekstrem.
Kelebihan: Tahan terhadap suhu sangat tinggi, tidak terpengaruh oleh radiasi UV.
Kapan Digunakan: Digunakan dalam penelitian yang melibatkan suhu ekstrem atau radiasi.
Faktor-Faktor yang Perlu Dipertimbangkan Saat Memilih Bahan Gelas Laboratorium
Ketika memilih bahan gelas laboratorium, beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan meliputi:
Kebutuhan Eksperimen: Apakah eksperimen membutuhkan pemanasan, pendinginan, atau bahan kimia agresif?
Anggaran: Beberapa bahan, seperti kaca kuarsa, lebih mahal dibandingkan bahan lainnya.
Ketersediaan: Pastikan distributor alat lab Anda menyediakan jenis bahan gelas yang Anda butuhkan.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, memilih jenis bahan gelas laboratorium yang tepat, seperti gelas ukur, sangat penting untuk keberhasilan eksperimen Anda. Dengan memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing bahan, serta bekerja sama dengan distributor alat lab yang tepat, Anda dapat memastikan bahwa laboratorium Anda dilengkapi dengan peralatan yang terbaik.
Gelas ukur adalah salah satu peralatan penting dalam laboratorium yang digunakan untuk mengukur volume cairan dengan akurasi tinggi. Dalam dunia ilmiah dan industri, gelas ukur lab salah satunya ialah beaker glass. Gelas ini biasanya terbuat dari berbagai jenis bahan, tetapi yang paling umum dan tahan lama adalah gelas borosilikat.
Apa itu Gelas Ukur?
dalah wadah berbentuk silinder dengan skala pengukuran pada sisi-sisinya. Gelas ini dirancang untuk memberikan pembacaan volume yang akurat dan mudah dibaca. Selain digunakan untuk mengukur cairan, gelas ukur juga sering digunakan untuk mencampur, memanaskan, dan menyimpan berbagai jenis bahan kimia.
Jenis-Jenis Gelas Ukur
Gelas Borosilikat Gelas borosilikat adalah jenis gelas yang tahan terhadap suhu tinggi dan perubahan suhu mendadak. Karena sifatnya yang tahan lama dan tidak mudah pecah, gelas borosilikat sering digunakan di laboratorium yang memerlukan pengukuran akurat dan aman. Beaker glass jenis ini sangat cocok untuk eksperimen yang melibatkan pemanasan atau reaksi kimia.
Gelas Polipropilena Selain gelas borosilikat, ada juga gelas yang terbuat dari polipropilena. Gelas jenis ini biasanya digunakan untuk bahan kimia yang tidak memerlukan pemanasan.
Fungsi Utama Gelas Ukur
Mengukur Volume Cairan Fungsi utamanya adalah untuk mengukur volume cairan dengan akurasi tinggi. Skala yang tercetak pada gelas memudahkan pengguna untuk melihat dan mencatat volume cairan.
Mencampur Bahan Kimia Dalam proses eksperimen, gelas ini sering digunakan untuk mencampur berbagai jenis bahan kimia. Dengan desain yang sederhana namun efektif, beaker glass memungkinkan pencampuran bahan kimia dengan mudah dan aman.
Memanaskan Cairan Gelas borosilikat memiliki ketahanan terhadap suhu tinggi, sehingga sangat ideal untuk memanaskan cairan dalam berbagai jenis eksperimen.
Kesimpulan
Dengan menggunakan gelas yang tepat, proses eksperimen di laboratorium dapat dilakukan dengan lebih akurat, aman, dan efisien, pastikan juga teknik penggunaan gelas pada masing masing penelitian digunakan dengan tepat.
dapatkan segala kebutuhan gelas lab anda di marketplace kami dengan mengunjungi TOKOPEDIA kami untuk kemudahan pembayaran dan transaksi .
Texture analyzer atau analisis tekstur adalah alat yang digunakan dalam industri kosmetik dan perawatan pribadi untuk mengukur sifat tekstur dari produk-produk seperti krim, lotion, masker wajah, dan produk perawatan kulit lainnya. Analisis tekstur sangat penting dalam pengembangan produk untuk memastikan bahwa produk tersebut memiliki konsistensi, kehalusan, dan sifat aplikasi yang diinginkan. Beberapa fungsi dan jenis texture analyzer yang umum digunakan dalam industri kosmetik dan personal care termasuk:
Fungsi Texture Analyzer:
Konsistensi Produk:
Mengukur kekentalan, kelembutan, dan kehalusan produk untuk memastikan konsistensi yang diinginkan.
Evaluasi Aplikasi:
Menilai bagaimana produk diterapkan pada kulit, apakah dengan mudah menyebar, meresap, atau memberikan sensasi tertentu.
Elastisitas dan Kelembutan:
Mengukur elastisitas dan kelembutan produk, yang dapat mempengaruhi pengalaman pengguna dan hasil akhir setelah aplikasi.
Tekstur Permukaan:
Menilai sifat-sifat permukaan produk seperti ketebalan, tekstur, dan kekerasan.
Pengujian Stabilitas:
Menganalisis perubahan tekstur produk selama umur simpan untuk memastikan kualitas produk tetap terjaga.
Pengembangan Formula:
Mendukung pengembangan formula produk dengan memberikan data objektif tentang tekstur.
Jenis Texture Analyzer:
Rotational Rheometers:
Digunakan untuk mengukur viskositas dan elastisitas produk dalam berbagai kondisi shear.
Compression/Tension Texture Analyzers:
Memberikan informasi tentang kekuatan tekan, kekuatan tarik, dan karakteristik deformasi produk.
Penetration Testers:
Digunakan untuk mengukur sejauh mana produk menembus atau meresap ke dalam substrat.
Shear Cell Testers:
Menganalisis respons produk terhadap gaya geser, penting untuk produk seperti krim dan lotion.
Extrusion/Extrudability Testers:
Mengukur kemudahan ekstrusi atau pengekstrakan produk dari kemasan.
Powder Flow Testers:
Diperlukan untuk produk berbentuk serbuk atau bubuk, membantu dalam memahami aliran dan aplikasi produk.
Penggunaan texture analyzer dalam industri kosmetik membantu memastikan bahwa produk memiliki sifat tekstur yang diinginkan, memenuhi standar kualitas, dan memberikan pengalaman pengguna yang baik. Alat ini juga mendukung inovasi dan pengembangan formulasi baru dalam industri ini.
Kami Laboratorium Solusi Indonesia sebagai support distributor terbaik yang akan membantu memenuhi kebutuhan laboratorium di Indonesia.
Di industri kosmetik, uji in vivo merujuk pada pengujian produk kosmetik pada manusia atau hewan hidup. Ini bertujuan untuk menilai kinerja, keamanan, dan efikasi produk sebelum mereka dijual ke konsumen. Berikut adalah fungsi, kegunaan, manfaat, dan cara uji-nyadi industri kosmetik:
Fungsi
Evaluasi Keamanan
Uji in vivo membantu menilai potensi iritasi atau reaksi alergi yang mungkin terjadi pada kulit atau mata manusia setelah penggunaan produk.
Evaluasi Efikasi
Pengujian pada manusia membantu memastikan bahwa produk kosmetik memberikan hasil yang diinginkan seperti yang dijanjikan oleh produsen.
Penelitian Pengaruh Jangka Panjang
Pengujian ini dapat membantu memahami efek jangka panjang dari penggunaan rutin produk kosmetik.
Pengujian SPF (Sun Protection Factor)
Melakukan pengujian ini untuk produk tabir surya memastikan tingkat perlindungan terhadap paparan sinar UV.
Kegunaan
Pengujian Kandungan Bahan Aktif
Uji in vivo memastikan bahwa bahan aktif dalam formulasi kosmetik benar-benar berfungsi sebagaimana mestinya pada kulit atau rambut manusia.
Evaluasi Ketahanan Produk
Uji in vivo membantu menentukan seberapa tahan lama produk seperti lipstik, foundation, atau bedak di kulit.
Penilaian Aroma dan Tekstur
Uji in vivo dapat digunakan untuk menilai seberapa menyenangkan aroma dan tekstur produk kosmetik pada pengguna.
Manfaat
Menjamin Keamanan Konsumen
Melalui uji in vivo, produsen dapat memastikan bahwa produk kosmetik tidak menimbulkan bahaya atau reaksi negatif pada pengguna.
Memenuhi Persyaratan Regulasi
Banyak badan regulasi mengharuskan produsen kosmetik untuk melakukan uji ini sebagai bagian dari proses persetujuan produk sebelum dijual ke pasaran.
Meningkatkan Kredibilitas Merek
Pengujian in vivo yang cermat dan terkendali dapat membantu membangun reputasi positif untuk merek kosmetik.
Cara Uji In Vivo di Industri Kosmetik
Seleksi Subyek
Memilih sukarelawan atau hewan percobaan yang mewakili populasi target produk (misalnya, berdasarkan jenis kulit atau jenis rambut).
Persiapan Kulit atau Rambut
Sebelum pengujian, kulit atau rambut subyek harus bersih dari produk atau zat lain yang dapat memengaruhi hasil uji.
Aplikasi Produk
Produk kosmetik diterapkan pada area yang ditentukan, dan pengamatan dilakukan selama periode waktu yang telah ditetapkan.
Evaluasi Reaksi
Subyek dan peneliti memantau dan mencatat reaksi yang terjadi, seperti kemerahan, iritasi, atau perubahan lain pada kulit atau rambut.
Analisis Data
Data yang diperoleh selama uji diolah dan dianalisis untuk menentukan efikasi dan keamanan produk.
Penting untuk dicatat bahwa uji in vivo harus dilakukan dengan etika dan standar keamanan tertinggi untuk memastikan kesejahteraan subyek yang terlibat dalam uji. Selain itu, produsen kosmetik juga dapat mencari metode alternatif, seperti uji in vitro atau penggunaan model kulit atau jaringan yang dihasilkan secara laboratorium, untuk mengurangi ketergantungan pada uji ini.
Lengkapi kebutuhan bahan kimia Anda dengan Laboratorium Solusi Indonesia sebagai penyedia alat-alat laboratorium terbaik di Indonesia.
Spektrofotometer merupakan gabungan dari spektrometer dan fotometer. Alat ini digunakan untuk mengukur transmitan atau absorban sebuah sampel yang berfungsi sebagai panjang gelombang. Sedangkan spektrofotometer UV VIS adalah salah satu jenis dari spektrofotometer.
Alat yang terbuat dari gabungan optik dan elektrik serta sifat kimia fisik ini paling sering ditemui di laboratorium. Ia memiliki banyak kegunaan untuk berbagai bidang. Jika ingin mempelajari alat satu ini, yuk, baca penjelasan di bawah!
Apa Itu Spektrofotometer UV VIS?
Spektrofotometer UV VIS adalah jenis spektrofotometer yang berguna untuk mengukur di daerah ultraviolet dan di daerah tampak. Alat uji satu ini paling sering digunakan untuk menganalisis senyawa kimia.
Karakteristik Spektrofotometer UV VIS
Alat laboratorium ini terkenal sebagai alat uji praktis dalam hal preparasi sampel dibandingkan alat uji jenis lain. Alat uji ini bekerja dengan cara melibatkan energi elektronik dengan kadar tinggi saat melakukan analisis. Oleh sebab itu, spektrofotometer UV VIS lebih sering peneliti gunakan untuk analisis kuantitatif.
Sebagai tambahan, alat uji ini adalah gabungan yang terdiri dari UV dan visible. Maksud dari gabungan tersebut adalah bukti bahwa alat ini menggunakan dua sumber cahaya berbeda, yaitu sumber cahaya ultraviolet dan sumber cahaya yang tampak.
Fungsi Spektrofotometer UV VIS
Fungsi utama dari spektrofotometer adalah untuk menganalisis atau menghitung seberapa besar atau banyak konsentrasi senyawa atas sampel yang sedang peneliti analisis.
Sedangkan, spektrofotometer UV VIS akan berguna untuk melakukan identifikasi nilai absorbsi dari sebuah sampel dari sumber cahaya ultraviolet dan sumber cahaya tampak.
Selain itu, alat ini juga bisa Anda gunakan untuk mengukur kadar logam berat dalam sebuah larutan. Pengukuran tersebut akan alat ini lakukan dengan cara mengetahui kecepatan penyerapan dengan konsentrasi larutan yang sedang Anda analisis.
Prinsip Kerja Spektrofotometer UV VIS
Prinsip kerja dari spektrofotometer sendiri berfokus pada dispersi cahaya dimana cahaya akan berpendar menjadi berbagai bagian spektrum warna. Namun, Anda akan memerlukan cermin prisma untuk menghasilkan dispersi cahaya tersebut.
Alat ukur satu ini memiliki prinsip yang berjalan lurus dengan Hukum Lambert, yaitu hukum yang menjelaskan tentang absorbsi atau penyerapan dengan intensitas cahaya.
Namun, hasil dari intensitas cahaya yang sedang Anda analisis bergantung dengan sampel yang ada. Penjelasan tentang prinsip dari spektrofotometer UV VIS, bisa Anda perhatikan melalui gambar di bawah ini.
Dari gambar di atas, Anda bisa memperhatikan bahwa sampel bisa dianalisis menggunakan empat komponen utama alat uji spektrofotometer. Mulai dari sumber cahaya, monokromator, sel sampel, dan detektor.
Prinsip kerja spektrofotometer UV VIS dimulai dari cahaya utama yang berasal dari lampu deuterium atau wolfram. Kemudian, akan alat ini teruskan melalui lensa ke monokromator dan filter cahaya pada fotometer. Lalu, monokromator akan merubah cahaya polikromatis menjadi cahaya tunggal atau monokromatis.
Berkas cahaya yang memiliki panjang tertentu itu, kemudian akan alat ini ukur melalui sampel yang memiliki zat tertentu. Oleh sebab itu, ada larutan yang akan melalui proses absorbsi dan ada pula yang tidak. Setelah itu, hasil cahaya akan diterima oleh detektor.
Akhirnya, detektor akan menghitung hasil cahaya dan mengetahui hasil cahaya mana yang sampel serap. Serapan cahaya tersebut memiliki ukuran yang sama atau sebanding dengan konsentrasi zat di dalam sampel. Sehingga, Anda bisa tahu konsentrasi zat di dalam sampel secara kuantitatif.
Spektrofotometer UV VIS dan Hukum Lambert
Namun, untuk memastikan hasil dari tes keluar dengan sempurna, maka pastikan peralatan observasi memenuhi ekspektasi dari Hukum Lambert, seperti berikut ini:
Sinar masuk atau sinar yang mengenai sel sampel akan lebih baik apabila berbentuk sinar yang panjang dengan gelombang tunggal atau monokromatis.
Proses penyerapan sinar oleh sebuah molekul di dalam larutan tidak boleh terpengaruh oleh molekul lain yang ada di dalam larutan yang sama.
Penyerapan bisa terjadi apabila ada penampang atau tabel kuvat di dalam volume larutan dengan luas yang sama.
Penyerapan yang terjadi tidak akan menghasilkan pemancaran sinar pendaflour. Hal ini berarti, larutan yang Anda ukur wajib jernih agar tidak ada hamburan cahaya yang terjadi akibat partikel koloid atau suspensi di dalam larutan.
Konsentrasi analit harus rendah, agar tidak mengganggu kelinearan grafik penyerapan atau absorbansi dibandingkan konsentrasi.
Cara Kerja Spektrofotometer UV VIS
Adapun cara kerja alat ukur spektrofotometer UV VIS adalah sebagai berikut:
1. Penyerapan Cahaya
Alat ukur ini bekerja dengan cara penyerapan cahaya. Pertama-tama, ketika cahaya dengan gelombang panjang atau cahaya polikromatis terkena sebuah zat, maka cahaya tersebut akan terserap.
Di dalamnya ada sebuah molekul yang memiliki peran penting, yaitu elektron valensi dari semua atom yang terdapat di dalam analisis hingga akhirnya terbentuk sebuah materi. Kemudian, elektron di dalam molekul mulai melakukan eksitasi atau berpindah, lalu berotasi dan bergetar saat terkena energi lain.
2. Terjadi Perpindahan Elektron
Setelah proses penyerapan selesai, Anda bisa melihat apakah zat akan menyerap cahaya tampak dan ultraviolet? Apabila betul, maka akan ada perpindahan elektron di dalam spektrofotometer UV VIS, dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi atau perpindahan.
Perpindahan yang terjadi di antara elektron tersebut bernama transisi elektronik. Namun, apabila cahaya yang terserap merupakan cahaya inframerah, maka elektron yang ada di dalam atom atau elektron ikatan di molekul hanya bisa bergetar.
Sedangkan elektron yang berputar hanya akan terjadi pada zat yang memiliki energi lebih rendah, seperti gelombang radio.
3. Pengukuran Konsentrasi Sampel
Setelah perpindahan terjadi, maka proses selanjutnya adalah pengukuran konsentrasi sampel. Anda bisa melihat adanya zat di dalam sampel mendapat sinar dari cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda.
Ketika cahaya mengenai sampel observasi, maka sebagian dari cahaya tersebut akan terserap. Sedangkan sisa dari sebagian tersebut akan terhambur, kemudian sebagian yang lain akan diteruskan.
Namun, saat melakukan pengukuran, spektrofotometer UV VIS hanya akan berfokus pada cahaya yang datang dan cahaya yang masuk serta cahaya yang terkena permukaan zat.
Sedangkan cahaya yang telah melewati zat, tidak akan bisa Anda ukur. Hal yang bisa Anda ukur hanya perbandingan cahaya datang dan cahaya setelah melewati materi atau sampel.
4. Hasil Penyerapan Cahaya
Hasil data yang telah Anda observasi melalui spektrometer UV VIS akan berupa data keluar dengan bentuk spektrum. Bila ingin melihat hasil tersebut, Anda akan memerlukan komputer.
Spektrum tersebut berbentuk pita lebar, sebab energi yang ia miliki menyebabkan transisi elektronik, rotasi, dan getaran elektron yang juga terjadi di dalam molekul.
Hal-hal yang Harus Anda Perhatikan
Spektrofotometer UV VIS merupakan alat terbaik yang bisa mengukur senyawa kimia secara kuantitatif. Sayangnya, alat ukur ini juga tidak sempurna atau bisa saja salah. Karena kesalahan kecil, ia tidak akan bisa mengukur konsentrasi analit dari sampel yang Anda gunakan.
Yuk, kenali apa saja yang harus Anda perhatikan saat menggunakan alat ini. Berikut penjelasannya:
Kesalahan pertama terjadi disebabkan adanya serapan yang pelarut lakukan selama observasi. Anda bisa mengatasinya dengan cara menggunakan larutan berisi, selain komponen yang sedang Anda analisis. Contohnya adalah zat yang dapat membentuk warna.
Perhatikanlah bahan dasar dan serapan yang berasal dari kuvet. Umumnya kuvet terbuat dari kuarsa atau bahan gelas. Anda harus memastikan bahwa kuvet yang Anda gunakan terbuat dari bahan berkualitas.
Adanya kesalahan fotometrik saat observasi menggunakan spektrofotometer UV VIS. Namun, kesalahan terakhir cukup normal terutama dalam pengukuran absorbansi.
Ketika mengetahui kesalahan dan hal apa yang harus Anda perhatikan, maka observasi bisa berjalan lancar. Kalaupun ada alasan di balik ketidaklancaran, maka Anda bisa menyelesaikannya dengan cara-cara di atas.
Anda Sudah Lebih Mengenal Spektrofotometer UV VIS?
Spektrofotometer UV VIS merupakan alat yang bisa mengukur kadar senyawa kimia dengan dua sumber sekaligus, yaitu sumber cahaya ultraviolet dan sumber cahaya tampak. Alat ini merupakan yang terbaik dan bisa membantu Anda untuk mengetahui kadar dari molekul tertentu.
Namun saat menggunakannya, Anda harus tahu tips dan trik agar observasi berjalan lancar. Anda bisa membeli alat ukur ini dari Laboratorium Solusi Indonesia yang terkenal akan reputasi baiknya. Jadi, sudahkah Anda paham bagaimana alat ini bekerja?
Pipet laboratorium adalah alat penting yang digunakan dalam berbagai aplikasi ilmiah, medis, dan industri untuk mengukur dan mentransfer volume cairan dengan tepat. Instrumen ini telah ada selama beberapa dekade dan telah mengalami beberapa modifikasi agar lebih ramah pengguna dan akurat.
Ada berbagai jenis pipet laboratorium yang tersedia di pasaran, termasuk pipet saluran tunggal dan multisaluran, pipet volume tetap atau tetap, dan pipet manual atau elektronik. Mereka digunakan untuk berbagai tugas, seperti mengeluarkan reagen, mentransfer sampel, dan mengencerkan larutan.
Ketepatan pipet sangat penting dalam banyak aplikasi laboratorium, karena ketidakakuratan yang kecil sekalipun dapat menyebabkan kesalahan yang signifikan pada hasil. Pipet laboratorium modern dilengkapi dengan beberapa fitur yang membantu memastikan pengukuran yang akurat dan dapat direproduksi. Fitur-fitur ini termasuk desain ergonomis, tampilan digital, dan ejektor tip otomatis.
Salah satu keunggulan utama pipet elektronik adalah kemampuannya untuk mengotomatiskan tugas penanganan cairan berulang. Hal ini membuatnya sangat berguna dalam aplikasi throughput tinggi, di mana sampel dalam jumlah besar perlu diproses dengan cepat dan akurat. Pipet elektronik juga dapat diprogram untuk mengeluarkan volume tertentu, sehingga mengurangi kemungkinan kesalahan pengguna.
Penting untuk memelihara pipet laboratorium dengan benar untuk memastikan akurasi dan umur panjangnya. Kalibrasi rutin, pembersihan yang tepat, dan penyimpanan sangat penting untuk menjaga presisi instrumen ini. Penting juga untuk memilih jenis pipet yang tepat untuk aplikasi tertentu, karena menggunakan jenis pipet yang salah dapat menyebabkan hasil yang tidak akurat.
Kesimpulannya, pipet laboratorium adalah alat penting untuk pengukuran dan transfer cairan yang akurat dalam berbagai aplikasi ilmiah, medis, dan industri. Dengan presisi dan kemudahan penggunaannya, mereka memainkan peran penting dalam banyak prosedur dan eksperimen laboratorium. Apakah Anda seorang peneliti, dokter, atau profesional industri, berinvestasi pada pipet laboratorium berkualitas tinggi adalah keputusan yang bijaksana.
Mereka yang bergelut di dunia penelitian laboratorium, pasti sudah tidak asing dengan alat yang biasa disebut dengan shaker. Shaker laboratorium memiliki bentuk seperti oven yang biasa digunakan untuk kebutuhan laboratorium kimia maupun mikrobiologi.
Shaker adalah alat yang digunakan untuk melakukan pencampuran beberapa larutan dalam suatu wadah menjadi homogen. Wadah yang dimaksud disini bisa beaker glass, erlenmeyer dan peralatan gelas lainnya. Dapat dikatakan bahwa, shaker adalah alat laboratorium yang digunakan untuk menghomogenkan larutan dalam labu erlenmeyer atau media lainnya.
Fungsi Shaker Laboratorium
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, alat shaker memiliki fitur yang digunakan di dunia laboratorium. Model alat ini terdiri dari beberapa bagian yang dipadukan dengan alat yang membantu mencampur atau menghomogenkan larutan kimia dan biologi. Setelah memahami pengertian shaker ini, tentunya Anda sudah memahami fungsi dari shaker. Fungsi shaker adalah untuk mendapatkan solusi yang seragam. Shaker mungkin tidak hanya untuk tujuan mendapatkan larutan yang seragam. Namun, beralih ke proses analisis zat terlarut untuk memastikan dispersi yang baik.
Alat shaker laboratorium ini juga memiliki dua model mesin yang memiliki gaya gerak yang berbeda. Ada yang di rancang dengan gerak linear yang mana shaker akan mengocok larutan dengan arah lurus dengan kecepatan getar yang lumayan besar. Sedangkan orbital shaker di buat dengan gaya getar yang lebih kecil dan mengarah memutar seperti putaran orbit.
Apa saja Jenis-Jenis Shaker Laboratorium ?
Shaker memiliki lebih dari satu model alat. Ada berbagai jenis shaker dengan fungsi dan kegunaan yang berbeda. Terdapat 4 jenis shaker laboratorium yaitu sebagai berikut :
1. Platform Shaker
Platform shaker adalah jenis alat shaker laboratorium eksperimental yang dicirikan oleh permukaan datar mesin. Permukaan datarnya berbentuk table top dan Anda dapat menggunakan alat ini untuk meletakkan botol kaca, gelas kimia, atau agitator Renmeier.
Jenis platform shaker ini bervariasi dalam getaran dan kecepatan putaran. Hal ini memungkinkan proses homogenisasi dilakukan dengan larutan dan viskositas yang berbeda untuk setiap sampel yang digunakan.
2. Vortex Shaker
Vortex Shaker memiliki bentuk yang kecil. Oleh karena itu, vortex shaker digunakan untuk menghomogenkan larutan dalam wadah kecil seperti tabung reaksi atau tabung mikro.
Selain homogenisasi, vortex shaker ini juga membantu menghilangkan beberapa sel dari zat dan mencampur berbagai jenis larutan. Biasanya, jenis shaker ini ditemukan di laboratorium kultur sel dan mikrobiologi.
3. Orbital Shaker
Orbital shaker adalah jenis shaker llaboratorium eksperimental yang memiliki beberapa rintangan di atas mesin. Mekanisme alat ini menghasilkan getaran yang berputar seperti lintasan pada kecepatan rendah.
Shaker jenis ini memiliki suhu dan gerak rotasi yang rendah. Oleh karena itu, sangat cocok untuk sampel bahan mikroba seperti jamur, bakteri dan spora. Karena agitasi dan suhu yang rendah, orbital shaker dapat digunakan dalam siklus panjang bahkan dengan inkubasi 24 jam.
4. Incubator Shaker
Incubator shaker memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan ketiga jenis shaker lainnya. Incubator shaker tidak hanya dapat menyebabkan rotasi dan getaran, tetapi juga mempertahankan keadaan sampel. Karena kelebihan tersebut, inkubator shaker sangat cocok untuk kultur mikroorganisme dan DNA.
Incubator shaker adalah jenis shaker dengan penutup transparan di bagian atas mesin. Bentuknya menyerupai inkubator yang membantu menghomogenkan beberapa zat biologis seperti mikroorganisme dan DNA. Selain itu, alat ini juga sebagai stabilizer untuk zat tersebut dan menjaga suhu dan kondisi suhu yang baik untuk larutan seperti mikroorganisme.
Fungsi Shaker Laboratorium
Fungsi Shaker memiliki peran penting dalam laboratorium, terutama di laboratorium mikrobiologi, biologi dan kimia. Mengapa ? Karena shaker laboratorium memiliki kegunaan untuk mengaduk atau menghomogenkan larutan. Hal ini sangat berguna untuk proses analisa laboratorium. Karena homogenisasi, alat ini dapat membantu sel mikroba tumbuh pada media yang digunakan.
Shaker digunakan untuk homogenisasi mikroba yang telah dicampur ke dalam media. Media yang digunakan pun biasanya adalah media agarosa. Tak hanya untuk mencampur larutan, fungsi shaker juga digunakan untuk menumbuhkan mikroba tersebut secara merata. Dengan melakukan pengadukan dalam beberapa jam, maka mikroba yang dikembangkan pada media agar pun akan berkembang biak menjadi sel-sel mikroba baru, yang dapat digunakan dalam penelitian mikrobiologi selanjutnya.
Kemudian untuk pertanyaan selanjutnya adalah “sampel apa saja yang bisa menggunakan shaker ?” Jawabannya adalah terdapat berbagai sampel yang dapat diuji oleh shaker, diantaranya yaitu untuk penggunaan laboratorium di bidang farmasi, biologi dan kimia. Pada dunia farmasi, shaker digunakan untuk perbanyakan endofit di kebun. Endofit yang terdapat pada tanaman, dipindahkan ke media agar yang telah disiapkan. Selanjutnya, perlu adanya tahapan penumbuhan bakteri untuk mendapatkan banyak bakteri endogen yang biasanya dilakukan dengan metode homogenasi menggunakan alat shaker.
Mengenai urusan pengadaan shaker atau alat-alat lab lainnya, serahkan saja kepada Laboratorium Solusi Indonesia sebagai penyedia alat-alat laboratorium terbaik di Indonesia. Selamat mencoba!
Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang berasal dari hasil samping suatu proses perindustrian. Limbah industri dapat menjadi limbah yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan manusia
Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak contoh limbah industri, baik skala rumahan maupun skala besar. Semakin banyak industri di suatu negara maka peluang untuk mencemari lingkungannya akan semakin besar. Sebab hampir setiap proses industri akan menghasilkan sisa. Limbah-limbah yang dihasilkan bisa berbentuk padat, cair, maupun gas.
Sehingga keberadaan limbah sebagai sisa industri harus ditangani dengan baik agar tidak mengganggu fungsi lingkungan dan makhluk hidup. Pengolahan limbah industri adalah serangkaian metode atau cara untuk mengelola limbah semaksimal mungkin agar limbah yang dihasilkan industri tidak merugikan lingkungan.
Jenis-Jenis Limbah Industri
Adapun jenis limbah hasil industri terdiri dari bermacam-macam. Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri ini dibagi menjadi empat macam, yaitu limbah padat, cair, gas, dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Berikut ini ulasannya:
1. Limbah Cair
Limbah cair adalah limbah yang memiliki bentuk cair sebagai entitas pencemar air. Biasanya oleh industri, limbah cair akan dibuang langsung ke saluran air seperti selokan, sungai dan lautan.
Limbah cair ada yang memiliki sifat berbahaya dan dapat dinetralisir secara cepat. Limbah berbahaya terjadi jika limbah tidak dinetralisir terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran air, sehingga mencemari lingkungan perairan. Akibatnya ekosistem air menjadi rusak dan banyak makhluk hidup yang akan mati dibuatnya.
Sedangkan limbah cair yang dapat dinetralisir ialah limbah industri berbentuk cair yang mengalami proses pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan air agar aman dan tidak mencemari ekosistem air.
Contoh limbah cair dari aktivitas industri seperti kandungan besi pada air, kebocoran minyak di laut, sisa pewarna pakaian cair, sisa pengawet cair, limbah tempe, limbah tahu, serta sisa- sisa bahan kimia lainnya.
2. Limbah Padat
Selain limbah cair, terdapat limbah padat. Limbah padat merupakan sisa dari hasil industri yang tidak terpakai lagi dalam bentuk padatan, lumpur maupun bubur. Limbah padat tidak disarankan dibuang ke dalam air karena akan mencemari air dan dapat menyebabkan makhluk hidup yang tinggal di dalamnya akan mati.
Apabila dibuang di ekosistem daratan tanpa adanya proses pengolahan, maka akan mencemari tanah di wilayah tersebut. Sehingga perlu adanya pengolahan limbah padat agar tidak mencemari lingkungan.
Contoh dari limbah industri padat antara lain seperti lumpur- lumpur sisa industri, plastik, kantong, sisa pakaian, sampah kertas, kabel, listrik, bubur- bubur sisa semen, dan lain sebagainya.
3. Limbah Gas
Jenis limbah industri selanjutnya yaitu limbah gas. Limbah gas adalah limbah yang disebabkan oleh sumber alami atau hasil kegiatan manusia berbentuk molekul-molekul gas yang dapat mencemari lingkungan udara.
Limbah ini dapat memiliki dampak yang buruk bagi kehidupan makhluk hidup yang ada di bumi, sehingga perlu adanya pengelolaan limbah gas agar tidak menyakiti makhluk hidup. Beberapa contoh limbah gas ini antara lain adalah kebocoran gas, pembakaran pabrik, asap pabrik sisa produksi dan lain sebagainya.
4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Limbah B3 merupakan sisa dari kegiatan industri yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun sebab sifatnya, konsentrasinya, atau jumlahnya.
Untuk pengolahan limbah B3 dilakukan secara khusus, mengingat jenis limbah ini merupakan limbah yang berbahaya beresiko dapat merugikan berbagai pihak. Rangkaian kegiatan B3 ini yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan limbah B3 tersebut.
Tujuan pengolahan limbah B3 untuk mencegah, menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan, memulihkan kualitas lingkungan yang telah tercemar, serta meningkatkan kemampuan dan fungsi dan kualitas lingkungan.
Pengolahan Limbah Industri
Salah satu syarat yang harus dimiliki setiap pelaku industri adalah prosedur dalam mengolah limbah. Adapun pengelolaan limbah ini terdapat banyak sekali macamnya sesuai dengan masing-masing jenis limbah. Untuk lebih jelas memahami pengolahannya akan diulas di bawah ini:
1. Pengolahan Limbah Padat
Agar tidak mencemari lingkungan daratan, maka terdapat beberapa pengelolaan limbah padat antara lain:
Penimbunan Terbuka
Cara pengolahan limbah padat yang pertama yang bisa dilakukan melalui penimbunan terbuka. Limbah padat dibagi menjadi organik dan non organik. Jenis limbah padat organik akan lebih baik ditimbun, sebab akan diuraikan oleh organisme-organisme pengurai sehingga akan menjadikan tanah menjadi lebih subur.
Sedangkan limbah non organik tidak dapat dilakukan penimbunan terbuka karena dikhawatirkan dapat merusak ekosistem tanah.
Sanitary Landfill
Sanitary landfill merupakan sistem pengelolaan atau pemusnahan limbah dengan cara membuang dan menumpuk sampah/limbah di lokasi cekung, memadatkannya, kemudian menimbunnya dengan tanah.
Sistem pengolahan limbah dengan cara ini menggunakan lubang yang sudah dilapisi tanah liat dan juga plastik untuk mencegah pembesaran di tanah dan gas metana yang terbentuk agar menghasilkan listrik.
Insinerasi
Dalam bahasa Indonesia berarti pembakaran sampah. Insinerasi merupakan teknologi pengolahan sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik. Disebut juga sebagai pengolahan termal karena pengolahan sampah dengan temperatur tinggi. Hasil panas dapat digunakan untuk listrik atau pemanas ruangan.
Membuat Kompos Padat
Limbah padat banyak memiliki sifat organik. Sehingga agar lebih bermanfaat jika diolah menjadi kompos. Kompos ini bisa dijadikan sebagai usaha untuk meningkatkan kesuburan tanah atau tumbuhan.
Daur Ulang
Limbah padat yang bersifat non organik harus bisa dipilah-pilah kembali agar masih dapat diproses kembali melalui daur ulang menjadi produk olahan baru yang bermanfaat atau bernilai jual tinggi. Contohnya seperti botol plastik atau barang-barang bekas diolah kembali menjadi kerajinan.
2. Pengolahan Limbah Cair
Limbah cair memiliki penanganan yang berbeda dengan limbah padat, sebab bentuknya yang berbeda. Untuk limbah cair, pengolahannya dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:
Pengolahan primer : proses penyaringan, pengolahan awal, pengendapan dan pengapungan. Contoh limbah cair yang diolah yaitu polutan minyak dan lemak.
Pengolahan sekunder : proses menggunakan mikroorganisme untuk menguraikan bahan.
Pengolahan tersier dengan sifat khusus.
3. Pengolahan Limbah Gas
Sementara, untuk pengelolaan limbah gas pada bidang industri dapat dilakukan sebagai berikut:
Pengolahan limbah B3
Mengontrol emisi gas buang
Menghilangkan materi partikulat dari udara pembuangan
4. Pengolahan Limbah B3
Limbah B3 memiliki sifat sangat berbahaya jika dibiarkan saja tentu akan menimbulkan dampak yang buruk. Oleh karena itu, pihak yang mengolah harus bisa mengolahnya supaya tidak berbahaya. Berikut cara pengelolaan limbah B3 diantaranya:
Metode pengolahan secara fisika, kimia dan biologi
Metode pembuangan limbah B3, terdiri atas sumur dalam/injeksi, kolam penyimpanan, dan landfill.
Itulah beberapa cara atau metode yang dapat dilakukan dalam pengolahan limbah industri. Setiap keuntungan yang didapatkan dari proses industri tentu harus dibarengi dengan pengelolaan limbah sebagai risiko sebuah industri agar lingkungan dan makhluk hidup tetap lestari dan tidak terganggu.
Lengkapi kebutuhan laboratorium Anda dengan Laboratorium Solusi Indonesia sebagai penyedia alat-alat laboratorium terbaik di Indonesia.