Salah satu peralatan yang banyak digunakan di laboratorium yaitu Inkubator. Alat laboratorium ini memegang peranan penting dalam proses kerja di laboratorium karena menunjang banyak hal dalam proses uji coba. Mengapa demikian? Apa itu inkubator? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Apa Itu Inkubator Laboratorium?
Inkubator adalah alat yang dapat mengoptimalkan suhu dan kelembaban agar organisme sel seperti bakteri dapat berkembang biak dengan baik. Oleh karena itu, alat ini sering digunakan untuk membudidayakan bakteri atau organisme uniseluler maupun multiseluler di laboratorium.
Tidak hanya itu, alat ini juga bisa kamu gunakan untuk menetaskan telur, menyimpan sampel, dan mempercepat laju pertumbuhan suatu objek yang sulit tumbuh di tempat alaminya. Jadi jika kamu ingin melakukan beberapa kegiatan tersebut, alat ini bisa membantu kamu.
Uniknya lagi, alat ini ternyata banyak jenisnya, loh. Nah, setiap jenis inkubator pun tentunya memiliki keunggulan dan fungsinya masing-masing. Misalnya portable inkubator yang bisa kamu bawa dan manfaatkan kemana-mana. Agar lebih jelasnya, yuk simak ulasannya berikut!
Jenis Inkubator Laboratorium
Adapun jenis-jenis inkubator yang ada di laboratorium pada umumnya yaitu:
1. Shaker Incubator/Inkubator Shaker
Sumber: benchmarkscientific.com
Jenis inkubator laboratorium pertama yaitu shaker incubator. Shaker incubator adalah jenis shaker yang bisa berfungsi sebagai inkubator.
Namun tentunya ini sangat berbeda dengan shaker pada umumnya yang tidak memiliki penutup. Hal ini karena shaker incubator ini memiliki penutup, bahkan pelindung khusus pada area sampel yang akan kamu uji dan yang akan melalui proses inkubasi.
Adanya penutup pada alat ini sangat bermanfaat untuk menjaga sampel yang kamu uji dari segala jenis gangguan. Terutama gangguan dari zat-zat atau organisme kontaminan berbahaya seperti jamur dan bakteri yang tidak kamu inginkan.
Tidak hanya itu, pelindung ini juga sangat bermanfaat untuk membantu menciptakan suhu alat agar sesuai dengan pertumbuhan dari mikroorganisme tersebut. Luar biasa bukan?
2. Portable Incubator
Sumber: sihoto.com
Dari nama nya saja kamu sudah bisa menebak bagaimana bentuk dan fungsi dari alat ini. Yups, alat ini dapat kamu bawa kemana-mana atau portable.
Hal ini tentunya akan sangat membantu kamu yang sedang melakukan penelitian di luar ruangan. Apalagi jika mengingat bahwa penelitian di lapangan tidak bisa terelakkan atau kamu hindari.
Nah, karena alat ini dapat dibawa kemana-mana, jadi ukurannya pun juga lebih kecil daripada fungsi inkubator biasanya, ya. Walaupun begitu, manfaatnya sendiri tidak perlu kamu ragukan lagi untuk menunjang proses penelitian yang kamu lakukan.
3. Cooling Incubator
Sumber: carlroth.com
Jenis inkubator selanjutnya yaitu cooling incubator. Nah dari namanya kamu pasti sudah bisa menebak fungsi dari alat ini.
Alat ini biasanya peneliti gunakan untuk menumbuhkan bakteri yang hidup di suhu dingin. Walaupun sebagai pendingin, namun ternyata alat ini juga memiliki sistem kontrol pemanas dan pendingin yang seimbang karena adanya alat pengatur suhu.
Jadi tentunya akan lebih mempermudah kamu dalam menciptakan suhu yang sesuai untuk organisme yang sedang kamu tumbuhkan.
Tidak hanya itu, alat ini juga dilengkapi dengan pengatur waktu. Sehingga kamu bisa mengatur berapa lama kamu melakukan inkubasi terhadap sampel yang sedang kamu uji. Menarik, bukan?
4. BenchTop Incubator
Sumber: mrclab.com
Jenis selanjutnya yaitu BenchTop incubator. Nah alat ini termasuk jenis inkubator yang paling sering kamu temui di berbagai laboratorium, terutama di laboratorium mikrobiologi.
Hal ini karena alat ini mampu melakukan inkubasi pada organisasi dengan suhu dan kondisi lingkungan yang tetap terjaga kestabilannya. Bahkan alat ini menjadi favorit para peneliti, loh! Apakah alat ini juga akan menjadi favorit kamu?
5. Inkubator CO2
Sumber: wiggens.com
Jenis incubator yang terakhir yaitu inkubator CO2. Alat ini biasanya digunakan untuk meningkatkan konsentrasi nilai CO2 pada saat melakukan penelitian bakteri.
Cara kerja dari alat ini yaitu menjaga dan mempertahankan kelembaban di dalam alat terutama kandungan CO2 agar bakteri tertentu bisa tumbuh baik di dalam alat tersebut.
Jadi, jika kamu perlu penelitian mengenai bakteri dan memerlukan kandungan CO2 atau pengaturan pH tertentu untuk penelitian kamu, maka kamu bisa memilih incubator jenis ini, ya!
Bagian-Bagian Inkubator Laboratorium
Inkubator laboratorium terdiri dari berbagai komponen yang tentunya memiliki fungsi masing-masing sehingga bisa mengoptimalkan fungsi dari alat ini. Adapun bagian-bagian alat ini yaitu:
1. Kabinet
Bagian pertama dari alat ini yaitu kabinet yang merupakan bagian pertama yang akan kamu lihat pada inkubator. Hal ini karena komponen ini merupakan bagian terdepan dari alat incubator.
Kabinet berupa dinding ganda yang memiliki kapasitas mulai dari 20 hingga 800L. Pada dinding luar kabinetnya terbuat dari bahan stainless steel sedangkan bagian dalamnya terbuat dari aluminium.
Nah, kedua dinding tersebut memiliki ruang yang berbahan dasar wol kaca untuk memberikan isolasi. Serta adanya proteksi yang berfungsi untuk menopang tak di dalam alat ini pada bagian dinding dalam. Jadi untuk kemampuannya dalam menahan panas tidak perlu kamu ragukan lagi, ya.
2. Pintu Inkubator
Pintu incubator juga merupakan bagian yang ada di paling depan alat ini. Bagian ini berfungsi untuk melindungi bagian di dalamnya sehingga sampel tidak akan terkontaminasi dengan zat-zat dari luar.
Pada bagian pintu ini dilengkapi juga dengan suatu gagang. Bagian ini berfungsi untuk memudahkan kamu dalam membuka dan menutup pintu alat ini.
3. Control Panel
Bagian ketiga yang tidak kalah pentingnya dari inkubator yaitu control panel. Hampir semua alat laboratorium memiliki bagian ini karena perannya yang sangat penting untuk melihat parameter suhu dan kelembaban yang sedang kamu atur untuk alat tersebut.
Control panel biasanya terdapat di bagian depan alat ini. Tepatnya di atas pintu incubator sehingga bisa mempermudah kamu dalam mengecek kondisi alat ini mulai dari suhu hingga kelembabannya saat itu.
4. Thermostat
Bagian paling penting dalam alat ini selanjutnya yaitu thermostat. Thermostat ini sangat membantu dalam menciptakan suhu untuk inkubasi.
Setelah kamu mengatur suhu untuk inkubasi, maka secara otomatis thermostat akan mengeluarkan suhu dan mempertahankannya sehingga tetap pada suhu tersebut. Suhu tentunya menjadi faktor terpenting dalam proses inkubasi, bukan?
5. Shelves atau Rak
Shelves adalah bagian yang ada di dalam kabinet incubator. Bagian ini berfungsi untuk meletakkan media kultur yang sudah kamu masukkan ke dalam wadah seperti cawan petri.
Bagian ini ada yang bersifat permanen dan ada yang bisa kamu lepas pasang, loh? Tergantung dari fungsi inkubator yang kamu gunakan tentunya. Shelves yang bisa lepas pasang ini akan sangat bermanfaat untuk mempermudah proses pembersihannya.
6. Tombol ON/OFF
Bagian incubator selanjutnya yaitu tombol ON/OFF. Tombol ON/OFF ini biasanya ada di setiap alat laboratorium yang terhubung dengan listrik. Bagian ini biasanya terdapat di bagian atas pintu tepatnya di bagian samping control panel.
Namun tidak menutup kemungkinan, bagian ini juga terdapat di samping alat ini. Tombol ini berfungsi untuk mematikan dan menyalakan alat ini saat akan dan selesai kamu gunakan.
7. Tempered Glass
Tempered glass tidak hanya ada di perangkat ponsel saja, loh! Ternyata di inkubator juga ada. Namun tentunya tempered glass di alat ini jauh lebih tebal dan kuat daripada yang terpasang di layar ponsel.
Bagian ini berfungsi untuk pelindung area antara pintu dan kabinet. Tidak hanya itu, tempered glass biasanya berbahan dasar kaca transparan sehingga kamu bisa dengan mudah mengamati pertumbuhan kultur bakteri tanpa harus membuka pintunya. Menarik, bukan?
8. Gasket Pintu Asbes
Gasket pintu asbes merupakan bagian yang memiliki segel kedap udara di antara pintu dan kabinet pada alat inkubator laboratorium. Adapun cara kerjanya yaitu gasket akan menahan udara dari luar sehingga tidak akan ada zat atau udara yang mengganggu pertumbuhan dari bakteri yang sedang kamu biakkan.
9. Thermometer
Dari namanya saja kamu sudah tahu bukan apa fungsi dari bagian inkubator ini? Yups, termometer berfungsi untuk mengamati suhu dari alat ini.
Nah pada alat ini, termometernya berbentuk L yang berada di bagian dinding atas. Bagian ini akan membantu kamu dalam mengamati suhu di dalam alat ini selama terjadinya proses inkubasi.
10. HEPA Filter
Bagian yang selanjutnya yaitu HEPA filter. Namun HEPA filter ini hanya dimiliki oleh beberapa tipe dari alat ini saja.
Fungsi dari HEPA filter yaitu untuk menyaring udara kotor sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya kontaminasi pada bakteri kultur. Adapun proses kerja pada HEPA filter ini dapat terpacu dengan sistem loop yang berfungsi membantu proses penyaringan udara dari luar.
11. Kontrol Kelembaban Gas
Bagian terakhir dari inkubator yaitu kontrol kelembaban gas. Kontrol ini sangat penting, karena proses inkubasi tidak hanya dipengaruhi oleh suhu tetapi juga oleh kelembabannya.
Adapun cara kerja dari alat ini yaitu pada bagian bawah ruang terdapat air. Air ini bisa menguap yang berperan untuk menjaga kelembaban relatif di dalam ruang kabinet.
Tidak hanya itu, alat ini juga memiliki kamar gas khusus. Kamar gar ini berperan untuk memberikan CO2 dalam alat ini. Menarik, ya. Lalu bagaimana cara menggunakan alat inkubasi ini? Kamu akan mendapatkan penjelasannya di bawah ini.
Cara Menggunakan Inkubator Laboratorium
Inkubator adalah alat yang bisa mempermudah kamu dalam menumbuhkan bakteri pada suhu dan kelembaban yang terkontrol. Namun tahukah kamu cara menggunakannya? Ternyata cara menggunakan alat ini cukuplah mudah, loh. Berikut penjelasannya!
1. Menyalakan Alat
Pertama, pastikan kamu menggunakan APD lengkap dulu ya sesuai dengan yang sudah ditetapkan untuk kamu gunakan saat di laboratorium. Adapun APD atau alat pelindung diri yang bisa kamu gunakan yaitu sarung tangan, masker dan jas lab.
Selanjutnya hubungkan catu daya ke stop kontak listrik untuk mengalirkan listrik ke inkubator. Lalu tekan tombol on untuk menyalakan alat laboratorium ini.
Hati-hati dalam mencolokkan kabel pada stop kontak ya. Usahakan jangan sampai tangan kamu basah saat menghubungkan catu daya ini ke stop kontak.
2. Mengatur Suhu dan Sensor CO2
Atur suhu alat ini dengan menekan tombol timer sesuai dengan yang kamu inginkan. Adapun suhu umum untuk proses inkubasi yaitu menggunakan suhu 37°C.
Selanjutnya, periksa sensor sinyal CO2-nya apakah sudah sesuai dengan yang kamu inginkan atau tidak. Biasanya butuh CO2 sekitar 5% untuk mempertahankan pH konstan dalam pertumbuhan mikroorganisme yang ekstrem.
Saat kamu memeriksa sinyal sensor CO2, biasanya kamu akan mendapatkan pengukuran CO2 yang perlu kamu tambahkan pada Chamber. Setelah itu kamu bisa memasukkan media kultur yang akan kamu inkubasi. Tentunya media tersebut sudah kamu letakkan pada cawan petri.
3. Meletakkan Media Kultur
Letakkan media kultur tersebut di bagian shelves dengan posisi terbaik yaitu tutup cawan berada di bawah sedangkan media di bagian atas. Ini bertujuan untuk mempercepat proses pertumbuhan bakteri.
Sebaiknya selama proses inkubasi berlangsung, kamu jangan membuka pintu inkubator berulang kali. Hal ini bisa menyebabkan kemungkinan kontaminan masuk semakin tinggi.
Adapun proses inkubasi biasanya berlangsung selama 1×24 jam dan paling lama sekitar 48 jam. Jika kamu sudah selesai, keluarkan kultur dari inkubator.
4. Mematikan dan Membersihkan Inkubator
Tekan tombol Off untuk mematikan alat ini, jika sudah selesai kamu gunakan. Jangan lupa juga untuk mencabut saklar untuk memastikan bahwa alat ini sudah mati.
Pastikan juga bagian rak yang kamu gunakan untuk menyimpan cawan media kultur sudah kamu bersihkan kembali. Sehingga bakteri yang kamu kultur tidak akan diam di sana dan malah akan membahayakan kegiatan kultur selanjutnya.
Cara Merawat Inkubator Laboratorium
Setelah membahas cara menggunakan, selanjutnya adalah cara merawat inkubator yang bisa dikatakan susah-susah gampang. Perawatan ini tentunya sangat penting untuk membuat alat ini dapat bertahan lama.
Sebenarnya yang terpenting dalam proses perawatan ini yaitu membuat inkubator selalu dalam keadaan bersih facharbeit schreiben lassen. Hal ini karena alat yang kotor tentunya merupakan sarangnya bakteri dan jamur yang bisa membahayakan proses pertumbuhan bakteri yang sedang kamu kultur.
Oleh karena itulah, proses perawatan itu sangat penting kamu lakukan agar proses inkubasi bakteri dapat berjalan lancar dan normal.
Dalam proses perawatan alat ini, kamu bisa menggunakan desinfektan untuk membersihkan area dalamnya hausarbeit schreiben lassen. Desinfektan ini sangat berperan dalam menghilangkan dan membunuh organisme yang tidak kamu inginkan.
Kamu bisa menyemprotkan disinfektan ini ke bagian rak atau shelves. Sebelum membersihkannya, kamu keluarkan dulu semua bahan atau media yang ada di dalamnya.
Tidak hanya itu, dalam alat ini juga terdapat Chamber atau wadah yang berisi air. Usahakan air ini selalu bersih jura hausarbeiten ghostwriter. Jika kotor, sebaiknya kamu ganti dengan yang baru.
Bersihkan juga bagian pegangan di pintu alat inkubator untuk menghindari menempelnya zat atau organisme yang tidak kamu inginkan.
Sesekali, periksa juga bagian catu daya untuk memastikan alat tersebut terhubung ke aliran listrik atau tidak. Usahakan cabut catu daya alat ini jika sudah selesai kamu gunakan.
Terakhir yang terpenting, letakkan inkubator di tempat aman pada meja berpermukaan rata ghostwriting agentur. Alangkah lebih baik lagi jika kamu jauhkan alat ini dari sumber getaran seperti shaker karena bisa mempengaruhi kinerja nantinya.
Sudah Mengenal Inkubator Laboratorium?
Inkubator itu penting untuk proses kerja di laboratorium Ghostwriter. Cara kerja dan perawatan nya pun cukup mudah, asalkan ada kemauan dan keuletan.
Nah, selanjutnya kamu tinggal menentukan untuk membeli inkubator ini atau tidak. Salah satu penyedia alat laboratorium terbaik yaitu Laboratorium Solusi Indonesia.
Tidak hanya menyediakan berbagai jenis alat laboratorium saja. Laboratorium Solusi Indonesia juga bisa membantu kamu dalam menjalankan berbagai alat laboratorium yang belum kamu mengerti, seperti cara kalibrasi dan sebagainya. Jadi bagaimana? Tertarik mencoba?