Categories
Tak Berkategori

Laminar Air Flow untuk Kualitas Produk Pangan yang Lebih Tinggi

by Andhini Trianita

Source: Laminar air flow, e-catalogue LLP

Laminar air flow (lemari aliran udara / lemari asam) adalah perangkat khusus yang ditemukan di laboratorium industri pangan. Fungsinya tidak hanya sebagai alat penghalang kontaminasi, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang steril untuk kegiatan penelitian dan pengembangan produk pangan. Lemari ini menggunakan prinsip aliran udara bersih untuk menjaga kebersihan selama proses percobaan.

Fungsi

Fungsi utama dari alat ini adalah menciptakan area kerja yang bebas dari partikel dan mikroba yang dapat mengkontaminasi produk pangan. Lemari ini memastikan bahwa udara yang mengalir melalui area kerja bersih dari partikel-partikel yang dapat merusak kualitas produk. Sebagai alat yang penting dalam laboratorium, fungsi utamanya adalah mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan produk pangan dengan mengurangi risiko kontaminasi.

Prinsip Kerja

Prinsip kerja lemari ini didasarkan pada pembentukan aliran udara bersih dari area bersih menuju area yang lebih terbuka. Udara diambil dari lingkungan eksternal, disaring melalui filter HEPA atau ULPA, dan kemudian diarahkan ke area kerja dengan kecepatan dan tekanan yang terkontrol. Hal ini menciptakan lingkungan bebas kontaminasi yang sangat diperlukan dalam kegiatan penelitian dan pengembangan di industri pangan.

Manfaat

Manfaat utama dari penggunaan lemari ini dalam industri pangan adalah menjaga kebersihan dan keamanan produk. Dengan menyediakan lingkungan kerja steril, lemarinya dapat membantu mengurangi risiko kontaminasi mikroba dan partikel yang dapat mempengaruhi kualitas produk pangan. Selain itu, lemari ini dapat mendukung pencapaian standar keamanan pangan yang tinggi dan membantu produsen memenuhi regulasi ketat dalam industri.

Cara Penanganan

Penanganan lemari ini setelah digunakan memerlukan perhatian khusus untuk mempertahankan kebersihan dan efektivitasnya. Pastikan untuk membersihkan permukaan lemari dengan desinfektan setelah setiap penggunaan. Rutin mengganti dan membersihkan filter udara juga menjadi langkah kunci dalam menjaga kualitas udara bersih yang diproduksi oleh lemari. Penanganan yang cermat tidak hanya memastikan keselamatan pengguna tetapi juga menjaga kehandalan lemari ini.

Sebagai penyedia solusi terpercaya di industri, Laboratorium Sains Industri (LSI) dengan bangga menyajikan promosi katalog produk dan jasa kalibrasi terkait laminar air flow. Dengan katalog produk yang lengkap dan layanan kalibrasi yang andal, LSI berkomitmen untuk mendukung kebutuhan laboratorium industri pangan dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan steril. Dengan berbagai produk berkualitas tinggi dan layanan kalibrasi yang akurat, LSI menjadi mitra yang dapat diandalkan dalam menjaga standar keamanan dan kualitas produk pangan.

Categories
Tak Berkategori

Laminar Air Flow untuk Kualitas Produk Pangan yang Lebih Tinggi

by Andhini Trianita

Source: Laminar air flow, e-catalogue LLP

Laminar air flow (lemari aliran udara / lemari asam) adalah perangkat khusus yang ditemukan di laboratorium industri pangan. Fungsinya tidak hanya sebagai alat penghalang kontaminasi, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang steril untuk kegiatan penelitian dan pengembangan produk pangan. Lemari ini menggunakan prinsip aliran udara bersih untuk menjaga kebersihan selama proses percobaan.

Fungsi

Fungsi utama dari alat ini adalah menciptakan area kerja yang bebas dari partikel dan mikroba yang dapat mengkontaminasi produk pangan. Lemari ini memastikan bahwa udara yang mengalir melalui area kerja bersih dari partikel-partikel yang dapat merusak kualitas produk. Sebagai alat yang penting dalam laboratorium, fungsi utamanya adalah mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan produk pangan dengan mengurangi risiko kontaminasi.

Prinsip Kerja

Prinsip kerja lemari ini didasarkan pada pembentukan aliran udara bersih dari area bersih menuju area yang lebih terbuka. Udara diambil dari lingkungan eksternal, disaring melalui filter HEPA atau ULPA, dan kemudian diarahkan ke area kerja dengan kecepatan dan tekanan yang terkontrol. Hal ini menciptakan lingkungan bebas kontaminasi yang sangat diperlukan dalam kegiatan penelitian dan pengembangan di industri pangan.

Manfaat

Manfaat utama dari penggunaan lemari ini dalam industri pangan adalah menjaga kebersihan dan keamanan produk. Dengan menyediakan lingkungan kerja steril, lemarinya dapat membantu mengurangi risiko kontaminasi mikroba dan partikel yang dapat mempengaruhi kualitas produk pangan. Selain itu, lemari ini dapat mendukung pencapaian standar keamanan pangan yang tinggi dan membantu produsen memenuhi regulasi ketat dalam industri.

Cara Penanganan

Penanganan lemari ini setelah digunakan memerlukan perhatian khusus untuk mempertahankan kebersihan dan efektivitasnya. Pastikan untuk membersihkan permukaan lemari dengan desinfektan setelah setiap penggunaan. Rutin mengganti dan membersihkan filter udara juga menjadi langkah kunci dalam menjaga kualitas udara bersih yang diproduksi oleh lemari. Penanganan yang cermat tidak hanya memastikan keselamatan pengguna tetapi juga menjaga kehandalan lemari ini.

Sebagai penyedia solusi terpercaya di industri, Laboratorium Sains Industri (LSI) dengan bangga menyajikan promosi katalog produk dan jasa kalibrasi terkait laminar air flow. Dengan katalog produk yang lengkap dan layanan kalibrasi yang andal, LSI berkomitmen untuk mendukung kebutuhan laboratorium industri pangan dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan steril. Dengan berbagai produk berkualitas tinggi dan layanan kalibrasi yang akurat, LSI menjadi mitra yang dapat diandalkan dalam menjaga standar keamanan dan kualitas produk pangan.

Categories
Tak Berkategori

Uji Kemasan yang Presisi untuk Keamanan Produk Industri Pangan

by Andhini Trianita

Source: Packing tester, e-catalogue LLP

Packing tester (uji kemasan) memiliki peran krusial dalam mengevaluasi keamanan dan keberlanjutan kemasan produk pangan. Melalui serangkaian uji khusus, packing tester membantu memastikan bahwa produk dikemas dengan benar dan dapat bertahan dalam kondisi distribusi dan penyimpanan sehingga, mencegah terjadinya kontaminasi eksternal yang dapat membuat mutu dan kualitas produk menurun.

Fungsi

Fungsi utama packing tester adalah mengukur dan mengevaluasi kualitas kemasan suatu produk salah satunya analisa kebocoran kemasan. Ini mencakup pengujian ketahanan terhadap tekanan, penetrasi, dan kondisi lingkungan tertentu. Dengan hasil uji yang diperoleh, perangkat ini memberikan informasi penting kepada produsen untuk meningkatkan desain dan material kemasan agar sesuai dengan standar keamanan dan keberlanjutan.

Prinsip Kerja

Prinsip kerja packing tester didasarkan pada simulasi kondisi yang mungkin dihadapi oleh produk selama siklus hidupnya. Dengan menggunakan teknologi sensor dan kontrol yang canggih, packing tester memberikan pemahaman yang mendalam tentang sejauh mana kemasan dapat melindungi produk dari tekanan, kelembaban, dan elemen lingkungan lainnya. Hal ini membantu produsen untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi masalah sebelum produk mencapai konsumen.

Manfaat dalam Industri Pangan

Packing tester membawa sejumlah manfaat signifikan dalam konteks industri pangan. Pertama, alat ini memberikan jaminan bahwa kemasan produk memenuhi standar keamanan dan ketahanan yang diperlukan. Kedua, packing tester membantu mengoptimalkan desain kemasan untuk mengurangi pemborosan material dan meminimalkan dampak lingkungan. Dengan menggunakan data yang diberikan oleh packing tester, produsen dapat meningkatkan efisiensi produksi dan memastikan produk tiba ke tangan konsumen dalam kondisi optimal.

Cara Penanganan Setelah Digunakan

Setelah digunakan, penanganan packing tester menjadi langkah kritis untuk menjaga keakuratan dan keandalan perangkat. Pastikan untuk membersihkan perangkat dengan hati-hati setelah setiap pengujian. Perawatan rutin, seperti kalibrasi secara berkala, juga diperlukan untuk memastikan konsistensi hasil uji. Penanganan yang tepat tidak hanya memastikan umur panjang packing tester tetapi juga memastikan keberlanjutan akurasi dalam uji kemasan.

Sebagai tambahan, Laboratorium Sains Industri (LSI) menawarkan promosi katalog produk dan jasa kalibrasi terkait packing tester. Dengan katalog produk yang lengkap dan layanan kalibrasi yang terpercaya, LSI berkomitmen untuk mendukung kebutuhan industri pangan dalam memastikan kemasan produk yang aman dan berkualitas. Dengan berbagai produk dan layanan berkualitas tinggi, LSI menjadi mitra andal bagi produsen dalam menjaga standar keamanan dan keberlanjutan produk pangan mereka.

Categories
Alat Laboratorium Tak Berkategori

Uji Kemasan yang Presisi untuk Keamanan Produk Industri Pangan

by Andhini Trianita

Source: Packing tester, e-catalogue LLP

Packing tester (uji kemasan) memiliki peran krusial dalam mengevaluasi keamanan dan keberlanjutan kemasan produk pangan. Melalui serangkaian uji khusus, packing tester membantu memastikan bahwa produk dikemas dengan benar dan dapat bertahan dalam kondisi distribusi dan penyimpanan sehingga, mencegah terjadinya kontaminasi eksternal yang dapat membuat mutu dan kualitas produk menurun.

Fungsi

Fungsi utama packing tester adalah mengukur dan mengevaluasi kualitas kemasan suatu produk salah satunya analisa kebocoran kemasan. Ini mencakup pengujian ketahanan terhadap tekanan, penetrasi, dan kondisi lingkungan tertentu. Dengan hasil uji yang diperoleh, perangkat ini memberikan informasi penting kepada produsen untuk meningkatkan desain dan material kemasan agar sesuai dengan standar keamanan dan keberlanjutan.

Prinsip Kerja

Prinsip kerja packing tester didasarkan pada simulasi kondisi yang mungkin dihadapi oleh produk selama siklus hidupnya. Dengan menggunakan teknologi sensor dan kontrol yang canggih, packing tester memberikan pemahaman yang mendalam tentang sejauh mana kemasan dapat melindungi produk dari tekanan, kelembaban, dan elemen lingkungan lainnya. Hal ini membantu produsen untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi masalah sebelum produk mencapai konsumen.

Manfaat dalam Industri Pangan

Packing tester membawa sejumlah manfaat signifikan dalam konteks industri pangan. Pertama, alat ini memberikan jaminan bahwa kemasan produk memenuhi standar keamanan dan ketahanan yang diperlukan. Kedua, packing tester membantu mengoptimalkan desain kemasan untuk mengurangi pemborosan material dan meminimalkan dampak lingkungan. Dengan menggunakan data yang diberikan oleh packing tester, produsen dapat meningkatkan efisiensi produksi dan memastikan produk tiba ke tangan konsumen dalam kondisi optimal.

Cara Penanganan Setelah Digunakan

Setelah digunakan, penanganan packing tester menjadi langkah kritis untuk menjaga keakuratan dan keandalan perangkat. Pastikan untuk membersihkan perangkat dengan hati-hati setelah setiap pengujian. Perawatan rutin, seperti kalibrasi secara berkala, juga diperlukan untuk memastikan konsistensi hasil uji. Penanganan yang tepat tidak hanya memastikan umur panjang packing tester tetapi juga memastikan keberlanjutan akurasi dalam uji kemasan.

Sebagai tambahan, Laboratorium Sains Industri (LSI) menawarkan promosi katalog produk dan jasa kalibrasi terkait packing tester. Dengan katalog produk yang lengkap dan layanan kalibrasi yang terpercaya, LSI berkomitmen untuk mendukung kebutuhan industri pangan dalam memastikan kemasan produk yang aman dan berkualitas. Dengan berbagai produk dan layanan berkualitas tinggi, LSI menjadi mitra andal bagi produsen dalam menjaga standar keamanan dan keberlanjutan produk pangan mereka.

Categories
Tak Berkategori

Perlindungan Mata dan Muka: Memilih Alat Pelindung Diri (APD)

Panduan Lengkap Memilih APD Perlindungan Mata dan Muka: Optimalisasi Keamanan dengan SEO Unggul

Perlindungan adalah aspek penting dalam memastikan keamanan di lingkungan kerja yang berbahaya. Alat Pelindung Diri (APD) yang dirancang khusus untuk melindungi mata dan wajah dapat mencegah cedera serius akibat bahan kimia, percikan benda asing, dan radiasi berbahaya. Dalam panduan ini, kami akan menjelaskan jenis-jenis APD yang tersedia untuk perlindungan mata dan muka, serta memberikan informasi penting dalam memilih APD yang tepat dengan memaksimalkan optimasi SEO untuk artikel ini. Dengan pengetahuan ini, Anda dapat memastikan perlindungan yang efektif bagi mata dan wajah Anda di tempat kerja.

Keywords: APD perlindungan mata, APD perlindungan muka, APD keselamatan, APD wajah, alat pelindung diri.

Pentingnya Perlindungan

Perlindungan mata dan muka merupakan langkah krusial dalam menjaga kesehatan dan keselamatan di lingkungan kerja. Mata dan wajah rentan terhadap berbagai risiko seperti percikan bahan kimia, serpihan, dan radiasi yang dapat menyebabkan luka serius dan bahkan kehilangan penglihatan. Dengan menggunakan APD yang tepat, Anda dapat mengurangi risiko cedera dan menjaga kesehatan mata serta wajah Anda.

Jenis Alat Pelindung

a. Kacamata Keselamatan: Kacamata keselamatan adalah APD yang dirancang untuk melindungi mata dari serpihan, partikel, dan bahan kimia yang dapat mengiritasi atau merusak mata. Terdapat berbagai jenis kacamata keselamatan, termasuk yang memiliki lensa tahan gores, lensa anti-kabut, dan desain yang melindungi mata dari berbagai arah.

b. Pelindung Wajah: Pelindung wajah meliputi masker wajah transparan dan pelindung wajah lengkap. Masker wajah transparan digunakan untuk melindungi mata dan wajah dari percikan bahan kimia atau bahan berbahaya lainnya. Sementara itu, pelindung wajah lengkap melindungi seluruh wajah termasuk mata, hidung, dan mulut dari percikan, partikel, dan bahan kimia.

c. Kaca Welding: Kaca welding atau helm welding adalah APD yang dirancang khusus untuk melindungi mata dan wajah dari sinar ultraviolet (UV) dan sinar inframerah saat melakukan proses pengelasan. Helm welding memiliki lensa khusus yang gelap untuk melindungi mata dari cahaya yang intens.

Faktor-faktor Penting dalam Memilih APD Perlindungan Mata dan Muka:

a. Ketepatan dan Kepatuhan: Pastikan APD yang Anda pilih sesuai dengan standar keselamatan yang ditetapkan dan mematuhi regulasi yang berlaku. APD yang tepat akan memberikan perlindungan optimal dan keamanan yang dapat diandalkan.

b. Kualitas dan Keawetan: Pilih APD yang terbuat dari bahan berkualitas tinggi dan tahan terhadap kondisi lingkungan kerja yang keras. APD yang tahan lama akan memberikan perlindungan yang konsisten dan dapat diandalkan dalam jangka waktu yang lebih lama.

c. Kenyamanan dan Kepas: Pastikan APD yang Anda pilih nyaman saat digunakan dan dapat dipasang dengan baik. APD yang pas dengan baik akan memastikan perlindungan yang optimal dan mencegah terjadinya celah yang dapat memungkinkan masuknya bahaya.

d. Fungsi Tambahan: Beberapa APD perlindungan mata dan muka dilengkapi dengan fitur tambahan seperti anti-kabut, perlindungan dari sinar ultraviolet (UV), atau kemampuan penggantian lensa. Pertimbangkan kebutuhan khusus Anda dan pilih APD yang sesuai.

  1. Kesimpulan:

Perlindungan mata dan muka adalah aspek penting dalam memastikan keselamatan di tempat kerja. Dengan menggunakan APD perlindungan mata dan muka yang tepat, Anda dapat melindungi diri dari berbagai risiko dan cedera serius. Memilih APD yang sesuai dengan standar keselamatan, kualitas, kenyamanan, dan fungsi tambahan akan memastikan perlindungan yang optimal bagi mata dan wajah Anda. Jangan mengabaikan pentingnya menggunakan APD yang tepat dan prioritaskan keselamatan Anda di tempat kerja.

Keywords: APD perlindungan mata, APD perlindungan

Categories
Tak Berkategori

Pipette Tips: Definisi, Fungsi, dan Jenisnya

Apa itu Pipette tips?

Pipette Tips atau biasa disebut tips merupakan pelengkap bagi Micropipette untuk menjadi unit yang fungsional. Tips digunakan hampir pada semua laboratorium, contohnya pada laboratorium Genomik, microbiology, kimia, dll. Tips merupakan salah satu item yang memegang peranan penting pada proses pengujian. Kesalahan dalam memilih atau menggunakan tips dapat membuat hasil dari pengujian menjadi rusak atau tidak valid.

Apakah Fungsi Pipette Tips?

Seperti disebutkan sebelumnya, tips digunakan hampir di semua jenis Laboratorium. Pada Laboratorium, umumnya tips digunakan untuk mentransfer volume cairan secara presisi dari satu wadah ke wadah lainnya. Pada beberapa laboratorium, tips yang digunakan harus bersifat steril hal ini dilakukan guna mencegah terjadinya kontaminasi pada sampel atau pada reagen yang digunakan. Tips biasanya hanya digunakan satu kali (disposable) pada tiap kali selesai digunakan.

Berdasarkan Jenisnya Pipette tips dapat dikategorikan menjadi:

  1. Tips standard

Tips jenis ini digunakan untuk menampung sejumlah cairan yang akan dipindahkan. Tips standar biasanya tersedia dalam berbagai ukuran, seperti 10 µl, 200 µl, 300 µl, 1000 µl, 1250 µL, hingga ukuran 10 mL. Dalam setiap ukuran tips biasanya ditandai dengan warna sehingga memudahkan untuk penggunanya untuk mengingat micropipette yang digunakan, sebagai contoh tips 1000 µl berwana biru, tips 200 µl berwarna kuning, tips 10 µl berwarna putih. Tetapi tentunya ada juga tips yang tidak berwarna (Clear).

Sumber: http://www. shop.brand.de | Pipette tips, 50 – 1.000 µl

2. Filter Tips

Sama seperti Pipette tips standard, Filter tips juga tersedia dalam berbagai ukuran, eperti 10 µl, 200 µl, 300 µl, 1000 µl, 1250 µL, hingga ukuran 10 mL. Filter tips memiliki PE berpori yang berfungsi untuk menyaring aerosol dari sampel cairan. Filter tips ini umumnya digunakan untuk kegiatan laboratorium yang mengharuskan untuk harus bebas dari DNA manusia, DNase/RNase, dan nonpirogen. 

Sumber: www.socorex.com | Qualitix Filter Tips

Demikian pembahasan mengenai Pipette tips. jika dirasa bermanfaat silahkan temen-temen boleh share.

Mengenai urusan pengadaan kebutuhan consumable seperti tips laboratorium atau alat-alat lab lainnya, serahkan saja kepada Laboratorium Solusi Indonesia sebagai penyedia alat-alat laboratorium terbaik di Indonesia. Selamat mencoba!

Categories
Alat Laboratorium

Pipette Tips: Definisi, Fungsi, dan Jenisnya

Apa itu Pipette tips?

Pipette Tips atau biasa disebut tips merupakan pelengkap bagi Micropipette untuk menjadi unit yang fungsional. Tips digunakan hampir pada semua laboratorium, contohnya pada laboratorium Genomik, microbiology, kimia, dll. Tips merupakan salah satu item yang memegang peranan penting pada proses pengujian. Kesalahan dalam memilih atau menggunakan tips dapat membuat hasil dari pengujian menjadi rusak atau tidak valid.

Apakah Fungsi Pipette Tips?

Seperti disebutkan sebelumnya, tips digunakan hampir di semua jenis Laboratorium. Pada Laboratorium, umumnya tips digunakan untuk mentransfer volume cairan secara presisi dari satu wadah ke wadah lainnya. Pada beberapa laboratorium, tips yang digunakan harus bersifat steril hal ini dilakukan guna mencegah terjadinya kontaminasi pada sampel atau pada reagen yang digunakan. Tips biasanya hanya digunakan satu kali (disposable) pada tiap kali selesai digunakan.

Berdasarkan Jenisnya Pipette tips dapat dikategorikan menjadi:

  1. Tips standard

Tips jenis ini digunakan untuk menampung sejumlah cairan yang akan dipindahkan. Tips standar biasanya tersedia dalam berbagai ukuran, seperti 10 µl, 200 µl, 300 µl, 1000 µl, 1250 µL, hingga ukuran 10 mL. Dalam setiap ukuran tips biasanya ditandai dengan warna sehingga memudahkan untuk penggunanya untuk mengingat micropipette yang digunakan, sebagai contoh tips 1000 µl berwana biru, tips 200 µl berwarna kuning, tips 10 µl berwarna putih. Tetapi tentunya ada juga tips yang tidak berwarna (Clear).

Sumber: http://www. shop.brand.de | Pipette tips, 50 – 1.000 µl

2. Filter Tips

Sama seperti Pipette tips standard, Filter tips juga tersedia dalam berbagai ukuran, eperti 10 µl, 200 µl, 300 µl, 1000 µl, 1250 µL, hingga ukuran 10 mL. Filter tips memiliki PE berpori yang berfungsi untuk menyaring aerosol dari sampel cairan. Filter tips ini umumnya digunakan untuk kegiatan laboratorium yang mengharuskan untuk harus bebas dari DNA manusia, DNase/RNase, dan nonpirogen. 

Sumber: www.socorex.com | Qualitix Filter Tips

Demikian pembahasan mengenai Pipette tips. jika dirasa bermanfaat silahkan temen-temen boleh share.

Mengenai urusan pengadaan kebutuhan consumable seperti tips laboratorium atau alat-alat lab lainnya, serahkan saja kepada Laboratorium Solusi Indonesia sebagai penyedia alat-alat laboratorium terbaik di Indonesia. Selamat mencoba!

Categories
Tak Berkategori

Perbedaan Kaca Borosilicate dengan Kaca Soda-Lime

Sebagai analis laboratorium, tentunya kalian sudah tidak asing dengan penggunaan glassware. Begitu banyak jenis, ukuran, dan merek yang tersedia. Tapi, apakah kalian tahu bahan glassware yang kalian gunakan? Oleh karena itu, keep it up until the end, folks!

A. Apa itu Glassware?

Laboratory glassware adalah peralatan laboratorium yang terbuat dari kaca (glass). Glassware biasa digunakan dalam laboratorium biologi dan kimia untuk membantu pengujian ilmiah berdasarkan hipotesis yang telah dibuat. Penggunaan bahan kaca sebagai pilihan alat laboratorium mengacu pada keunggulannya yang beragam, yaitu bersifat inert (stabil/nonreaktif), transparan, mudah dibentuk sesuai kebutuhan, serta tahan panas (heat-resistant).

Ada dua jenis bahan laboratory glassware: borosilicate glass dan soda lime glass.

Sebenarnya, apa yang membedakan keduanya?

Let’s check it out!

1. Borosilicate Glass

Sumber : amazon.in

Borosilicate glass adalah kaca yang mengandung silikon dioksida dan boron trioksida sebagai konstituen pembentuk utama. Jenis kaca borosilikat memiliki koefisien ekspansi termal yang rendah sehingga memungkinkan kaca tidak pecah ketika berada di bawah suhu ekstrem.

Kaca jenis ini lebih tahan dibandingkan dengan jenis gelas biasa lainnya terhadap goncangan termal. Kuat digunakan pada freezer dan juga oven. Resistensi terrmal yang tinggi ini disebabkan oleh koefisien ekspansi thermal yang sangat rendah.

Secara detail, borosilicate glass dibuat dengan kadar boron trioksida sebesar 15% yang menjadi bahan utama dalam memberikan karakter thermal shock resistant pada alat kaca. Bahan tersebutlah yang juga membuat gelas dapat menahan perubahan suhu ekstrem, seperti perpindahan dari freezer ke oven tanpa ada retakan.

2. Soda-Lime Glass

Sumber : us.vwr.com

Soda-lime adalah kaca mengandung silikon dioksida sebagai bahan utamanya. Kaca ini yang umum dibuat, yakni sekitar 90% dari semua gelas yang diproduksi. Pembuatan kaca soda-lime melibatkan tiga komponen dasar: silika atau silikon dioksida (70%), sodium dioksida (15%), dan kalsium oksida (9%). Tujuan penggunaan sodium dioksida adalah menurunkan titik leleh silika, sedangkan kalsium oksida berperan sebagai stabilizer. Bahan gelas ini biasa digunakan untuk wadah kaca seperti botol.

B. Perbedaan Borosilicate dan Soda-Lime Glass

Uniknya, secara komposisi borosilicate dan soda-lime mengandung elemen yang sama, lho! Tetapi, kadar persentase tiap elemen berbeda. Borosilicate mengandung senyawa silikon dioksida dan boron trioksida yang lebih tinggi.

Silikon Dioksida SiO2, Boron Trioksida B2O3, Sodium Oxide Na2O, dan Aluminium Oxide Al2O3 adalah empat senyawa dari Soda-kapur kaca dan kaca Borosilikat. Namun, proporsi masing-masing berbeda dalam gelas Borosilikat dan gelas Soda-kapur. Campuran dalam gelas Borosilikat mengikat semua bahan kimia lebih erat, menyebabkan titik lebur yang jauh lebih tinggi. Kaca borosilikat memiliki proporsi silikon dioksida yang lebih tinggi daripada gelas Soda Lime (80,6% dalam gelas Borosilikat dan 69% dalam gelas Soda-kapur). Selain itu, ada empat perbedaan utama yang harus kamu tahu.

1. Thermal and Acid Resistance

Perbedaan paling mencolok dari kedua jenis glassware ini adalah ketahanannya terhadap suhu. Borosilicate mampu menghadapi kejutan suhu (thermal shock), seperti perubahan langsungd ari suhu dingin ke suhu panas ataupun sebaliknya. Jika sampelmu butuh untuk dipanaskan di atas air mendidih atau disimpan di dalam freezer bersuhu kurang dari 0°, borosilicate glass cocok untuk kamu gunakan. Eits, tapi bukan berarti soda-lime glass tidak layak dipertimbangkan. Soda-lime glass bisa dijadikan opsi pertama jika sampelmu berada di suhu normal. Selain itu, borosilicate lebih cocok digunakan di laboratorium yang sering menggunakan asam dan basa ketimbang soda-lime.

2. Hardness

Kalau mengacu pada tingkat kekerasan, borosilikat lebih keras, kuat, dan awet dibandingkan soda-lime glass. Menurut skala Mohs, borosilicate berada di angka 7.5 dan tipe kaca lain adalah 6. Di sisi lain, soda-lime glass dapat dilunakkan kembali berkali-kali tanpa mengurangi kualitas.

3. Plasticity

Borosilicate glass dapat dibuat menjadi bentuk yang lebih rumit (contoh: vacuum flask) karena mempunyai CTE (Coefficient of Linear Thermal Expansion) yang lebih kecil.

4. Price

Mungkin kamu sudah bisa menebak soal harganya setelah membaca penjelasan di atas. Ya, borosilicate harganya relatif lebih mahal daripada soda-lime. Walaupun lebih murah, bukan berarti selain borosilicate tidak bagus untuk jadi salah satu koleksi di lemari laboratorium. Harga soda-lime yang terjangkau justru menjadi keunggulan jika sampelnya tidak membutuhkan perlakuan suhu atau pH ekstrem.

Lengkapi kebutuhan laboratorium Anda dengan Laboratorium Solusi Indonesia sebagai penyedia alat-alat laboratorium terbaik di Indonesia.

Categories
Tak Berkategori

Limbah Industri : Pengertian, Jenis-Jenis, dan Cara Pengolahannya

Pengertian Limbah Industri

Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang berasal dari hasil samping suatu proses perindustrian. Limbah industri dapat menjadi limbah yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan manusia 

Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak contoh limbah industri, baik skala rumahan maupun skala besar. Semakin banyak industri di suatu negara maka peluang untuk mencemari lingkungannya akan semakin besar. Sebab hampir setiap proses industri akan menghasilkan sisa. Limbah-limbah yang dihasilkan bisa berbentuk padat, cair, maupun gas. 

Sehingga keberadaan limbah sebagai sisa industri harus ditangani dengan baik agar tidak mengganggu fungsi lingkungan dan makhluk hidup. Pengolahan limbah industri adalah serangkaian metode atau cara untuk mengelola limbah semaksimal mungkin agar limbah yang dihasilkan industri tidak merugikan lingkungan.

Jenis-Jenis Limbah Industri

Adapun jenis limbah hasil industri terdiri dari bermacam-macam. Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri ini dibagi menjadi empat macam, yaitu limbah padat, cair, gas, dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Berikut ini ulasannya: 

1. Limbah Cair

Limbah cair adalah limbah yang memiliki bentuk cair sebagai entitas pencemar air. Biasanya oleh industri, limbah cair akan dibuang langsung ke saluran air seperti selokan, sungai dan lautan.

Limbah cair ada yang memiliki sifat berbahaya dan dapat dinetralisir secara cepat. Limbah berbahaya terjadi jika limbah tidak dinetralisir terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran air, sehingga mencemari lingkungan perairan. Akibatnya ekosistem air menjadi rusak dan banyak makhluk hidup yang akan mati dibuatnya. 

Sedangkan limbah cair yang dapat dinetralisir ialah limbah industri berbentuk cair yang mengalami proses pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan air agar aman dan tidak mencemari ekosistem air. 

Contoh limbah cair dari aktivitas industri seperti kandungan besi pada air, kebocoran minyak di laut, sisa pewarna pakaian cair, sisa pengawet cair, limbah tempe, limbah tahu, serta sisa- sisa bahan kimia lainnya.

2. Limbah Padat

Selain limbah cair, terdapat limbah padat. Limbah padat merupakan sisa dari hasil industri yang tidak terpakai lagi dalam bentuk padatan, lumpur maupun bubur. Limbah padat tidak disarankan dibuang ke dalam air karena akan mencemari air dan dapat menyebabkan makhluk hidup yang tinggal di dalamnya akan mati.

Apabila dibuang di ekosistem daratan tanpa adanya proses pengolahan, maka akan mencemari tanah di wilayah tersebut. Sehingga perlu adanya pengolahan limbah padat agar tidak mencemari lingkungan.

Contoh dari limbah industri padat antara lain seperti lumpur- lumpur sisa industri, plastik, kantong, sisa pakaian, sampah kertas, kabel, listrik, bubur- bubur sisa semen, dan lain sebagainya.

3. Limbah Gas

Jenis limbah industri selanjutnya yaitu limbah gas. Limbah gas adalah limbah yang disebabkan oleh sumber alami atau hasil kegiatan manusia berbentuk molekul-molekul gas yang dapat mencemari lingkungan udara. 

Limbah ini dapat memiliki dampak yang buruk bagi kehidupan makhluk hidup yang ada di bumi, sehingga perlu adanya pengelolaan limbah gas agar tidak menyakiti makhluk hidup. Beberapa contoh limbah gas ini antara lain adalah kebocoran gas, pembakaran pabrik, asap pabrik sisa produksi dan lain sebagainya.

4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Limbah B3 merupakan sisa dari kegiatan industri yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun sebab sifatnya, konsentrasinya, atau jumlahnya.

Untuk pengolahan limbah B3 dilakukan secara khusus, mengingat jenis limbah ini merupakan limbah yang berbahaya beresiko dapat merugikan berbagai pihak. Rangkaian kegiatan B3 ini yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan limbah B3 tersebut. 

Tujuan pengolahan limbah B3 untuk mencegah, menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan, memulihkan kualitas lingkungan yang telah tercemar, serta meningkatkan kemampuan dan fungsi dan kualitas lingkungan.

Pengolahan Limbah Industri

Salah satu syarat yang harus dimiliki setiap pelaku industri adalah prosedur dalam mengolah limbah. Adapun pengelolaan limbah ini terdapat banyak sekali macamnya sesuai dengan masing-masing jenis limbah. Untuk lebih jelas memahami pengolahannya akan diulas di bawah ini:

1. Pengolahan Limbah Padat

Agar tidak mencemari lingkungan daratan, maka terdapat beberapa pengelolaan limbah padat antara lain:

  • Penimbunan Terbuka

Cara pengolahan limbah padat yang pertama yang bisa dilakukan melalui penimbunan terbuka. Limbah padat dibagi menjadi organik dan non organik. Jenis limbah padat organik akan lebih baik ditimbun, sebab akan diuraikan oleh organisme-organisme pengurai sehingga akan menjadikan tanah menjadi lebih subur. 

Sedangkan limbah non organik tidak dapat dilakukan penimbunan terbuka karena dikhawatirkan dapat merusak ekosistem tanah.

  • Sanitary Landfill

Sanitary landfill merupakan sistem pengelolaan atau pemusnahan limbah dengan cara membuang dan menumpuk sampah/limbah di lokasi cekung, memadatkannya, kemudian menimbunnya dengan tanah. 

Sistem pengolahan limbah dengan cara ini menggunakan lubang yang sudah dilapisi tanah liat dan juga plastik untuk mencegah pembesaran di tanah dan gas metana yang terbentuk agar menghasilkan listrik.

  • Insinerasi

Dalam bahasa Indonesia berarti pembakaran sampah. Insinerasi merupakan teknologi pengolahan sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik. Disebut juga sebagai pengolahan termal karena pengolahan sampah dengan temperatur tinggi. Hasil panas dapat digunakan untuk listrik atau pemanas ruangan.

Sumber : bp.blogspot.com
  • Membuat Kompos Padat

Limbah padat banyak memiliki sifat organik. Sehingga agar lebih bermanfaat jika diolah menjadi kompos. Kompos ini bisa dijadikan sebagai usaha untuk meningkatkan kesuburan tanah atau tumbuhan.

  • Daur Ulang

Limbah padat yang bersifat non organik harus bisa dipilah-pilah kembali agar masih dapat diproses kembali melalui daur ulang menjadi produk olahan baru yang bermanfaat atau bernilai jual tinggi. Contohnya seperti botol plastik atau barang-barang bekas diolah kembali menjadi kerajinan.

2. Pengolahan Limbah Cair

Limbah cair memiliki penanganan yang berbeda dengan limbah padat, sebab bentuknya yang berbeda. Untuk limbah cair, pengolahannya dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:

  • Pengolahan primer : proses penyaringan, pengolahan awal, pengendapan dan pengapungan. Contoh limbah cair yang diolah yaitu polutan minyak dan lemak.
  • Pengolahan sekunder : proses menggunakan mikroorganisme untuk menguraikan bahan.
  • Pengolahan tersier dengan sifat khusus.

3. Pengolahan Limbah Gas

Sementara, untuk pengelolaan limbah gas pada bidang industri dapat dilakukan sebagai berikut:

  • Pengolahan limbah B3
  • Mengontrol emisi gas buang
  • Menghilangkan materi partikulat dari udara pembuangan

4. Pengolahan Limbah B3

Limbah B3 memiliki sifat sangat berbahaya jika dibiarkan saja tentu akan menimbulkan dampak yang buruk. Oleh karena itu, pihak yang mengolah harus bisa mengolahnya supaya tidak berbahaya. Berikut cara pengelolaan limbah B3 diantaranya:

  • Metode pengolahan secara fisika, kimia dan biologi
  • Metode pembuangan limbah B3, terdiri atas sumur dalam/injeksi, kolam penyimpanan, dan landfill.

Itulah beberapa cara atau metode yang dapat dilakukan dalam pengolahan limbah industri. Setiap keuntungan yang didapatkan dari proses industri tentu harus dibarengi dengan pengelolaan limbah sebagai risiko sebuah industri agar lingkungan dan makhluk hidup tetap lestari dan tidak terganggu.

Lengkapi kebutuhan laboratorium Anda dengan Laboratorium Solusi Indonesia sebagai penyedia alat-alat laboratorium terbaik di Indonesia.

Categories
Tak Berkategori

Limbah Industri : Pengertian, Jenis-Jenis, dan Cara Pengolahannya

Pengertian Limbah Industri

Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang berasal dari hasil samping suatu proses perindustrian. Limbah industri dapat menjadi limbah yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan manusia 

Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak contoh limbah industri, baik skala rumahan maupun skala besar. Semakin banyak industri di suatu negara maka peluang untuk mencemari lingkungannya akan semakin besar. Sebab hampir setiap proses industri akan menghasilkan sisa. Limbah-limbah yang dihasilkan bisa berbentuk padat, cair, maupun gas. 

Sehingga keberadaan limbah sebagai sisa industri harus ditangani dengan baik agar tidak mengganggu fungsi lingkungan dan makhluk hidup. Pengolahan limbah industri adalah serangkaian metode atau cara untuk mengelola limbah semaksimal mungkin agar limbah yang dihasilkan industri tidak merugikan lingkungan.

Jenis-Jenis Limbah Industri

Adapun jenis limbah hasil industri terdiri dari bermacam-macam. Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri ini dibagi menjadi empat macam, yaitu limbah padat, cair, gas, dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Berikut ini ulasannya: 

1. Limbah Cair

Limbah cair adalah limbah yang memiliki bentuk cair sebagai entitas pencemar air. Biasanya oleh industri, limbah cair akan dibuang langsung ke saluran air seperti selokan, sungai dan lautan.

Limbah cair ada yang memiliki sifat berbahaya dan dapat dinetralisir secara cepat. Limbah berbahaya terjadi jika limbah tidak dinetralisir terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran air, sehingga mencemari lingkungan perairan. Akibatnya ekosistem air menjadi rusak dan banyak makhluk hidup yang akan mati dibuatnya. 

Sedangkan limbah cair yang dapat dinetralisir ialah limbah industri berbentuk cair yang mengalami proses pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan air agar aman dan tidak mencemari ekosistem air. 

Contoh limbah cair dari aktivitas industri seperti kandungan besi pada air, kebocoran minyak di laut, sisa pewarna pakaian cair, sisa pengawet cair, limbah tempe, limbah tahu, serta sisa- sisa bahan kimia lainnya.

2. Limbah Padat

Selain limbah cair, terdapat limbah padat. Limbah padat merupakan sisa dari hasil industri yang tidak terpakai lagi dalam bentuk padatan, lumpur maupun bubur. Limbah padat tidak disarankan dibuang ke dalam air karena akan mencemari air dan dapat menyebabkan makhluk hidup yang tinggal di dalamnya akan mati.

Apabila dibuang di ekosistem daratan tanpa adanya proses pengolahan, maka akan mencemari tanah di wilayah tersebut. Sehingga perlu adanya pengolahan limbah padat agar tidak mencemari lingkungan.

Contoh dari limbah industri padat antara lain seperti lumpur- lumpur sisa industri, plastik, kantong, sisa pakaian, sampah kertas, kabel, listrik, bubur- bubur sisa semen, dan lain sebagainya.

3. Limbah Gas

Jenis limbah industri selanjutnya yaitu limbah gas. Limbah gas adalah limbah yang disebabkan oleh sumber alami atau hasil kegiatan manusia berbentuk molekul-molekul gas yang dapat mencemari lingkungan udara. 

Limbah ini dapat memiliki dampak yang buruk bagi kehidupan makhluk hidup yang ada di bumi, sehingga perlu adanya pengelolaan limbah gas agar tidak menyakiti makhluk hidup. Beberapa contoh limbah gas ini antara lain adalah kebocoran gas, pembakaran pabrik, asap pabrik sisa produksi dan lain sebagainya.

4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Limbah B3 merupakan sisa dari kegiatan industri yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun sebab sifatnya, konsentrasinya, atau jumlahnya.

Untuk pengolahan limbah B3 dilakukan secara khusus, mengingat jenis limbah ini merupakan limbah yang berbahaya beresiko dapat merugikan berbagai pihak. Rangkaian kegiatan B3 ini yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan limbah B3 tersebut. 

Tujuan pengolahan limbah B3 untuk mencegah, menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan, memulihkan kualitas lingkungan yang telah tercemar, serta meningkatkan kemampuan dan fungsi dan kualitas lingkungan.

Pengolahan Limbah Industri

Salah satu syarat yang harus dimiliki setiap pelaku industri adalah prosedur dalam mengolah limbah. Adapun pengelolaan limbah ini terdapat banyak sekali macamnya sesuai dengan masing-masing jenis limbah. Untuk lebih jelas memahami pengolahannya akan diulas di bawah ini:

1. Pengolahan Limbah Padat

Agar tidak mencemari lingkungan daratan, maka terdapat beberapa pengelolaan limbah padat antara lain:

  • Penimbunan Terbuka

Cara pengolahan limbah padat yang pertama yang bisa dilakukan melalui penimbunan terbuka. Limbah padat dibagi menjadi organik dan non organik. Jenis limbah padat organik akan lebih baik ditimbun, sebab akan diuraikan oleh organisme-organisme pengurai sehingga akan menjadikan tanah menjadi lebih subur. 

Sedangkan limbah non organik tidak dapat dilakukan penimbunan terbuka karena dikhawatirkan dapat merusak ekosistem tanah.

  • Sanitary Landfill

Sanitary landfill merupakan sistem pengelolaan atau pemusnahan limbah dengan cara membuang dan menumpuk sampah/limbah di lokasi cekung, memadatkannya, kemudian menimbunnya dengan tanah. 

Sistem pengolahan limbah dengan cara ini menggunakan lubang yang sudah dilapisi tanah liat dan juga plastik untuk mencegah pembesaran di tanah dan gas metana yang terbentuk agar menghasilkan listrik.

  • Insinerasi

Dalam bahasa Indonesia berarti pembakaran sampah. Insinerasi merupakan teknologi pengolahan sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik. Disebut juga sebagai pengolahan termal karena pengolahan sampah dengan temperatur tinggi. Hasil panas dapat digunakan untuk listrik atau pemanas ruangan.

Sumber : bp.blogspot.com
  • Membuat Kompos Padat

Limbah padat banyak memiliki sifat organik. Sehingga agar lebih bermanfaat jika diolah menjadi kompos. Kompos ini bisa dijadikan sebagai usaha untuk meningkatkan kesuburan tanah atau tumbuhan.

  • Daur Ulang

Limbah padat yang bersifat non organik harus bisa dipilah-pilah kembali agar masih dapat diproses kembali melalui daur ulang menjadi produk olahan baru yang bermanfaat atau bernilai jual tinggi. Contohnya seperti botol plastik atau barang-barang bekas diolah kembali menjadi kerajinan.

2. Pengolahan Limbah Cair

Limbah cair memiliki penanganan yang berbeda dengan limbah padat, sebab bentuknya yang berbeda. Untuk limbah cair, pengolahannya dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:

  • Pengolahan primer : proses penyaringan, pengolahan awal, pengendapan dan pengapungan. Contoh limbah cair yang diolah yaitu polutan minyak dan lemak.
  • Pengolahan sekunder : proses menggunakan mikroorganisme untuk menguraikan bahan.
  • Pengolahan tersier dengan sifat khusus.

3. Pengolahan Limbah Gas

Sementara, untuk pengelolaan limbah gas pada bidang industri dapat dilakukan sebagai berikut:

  • Pengolahan limbah B3
  • Mengontrol emisi gas buang
  • Menghilangkan materi partikulat dari udara pembuangan

4. Pengolahan Limbah B3

Limbah B3 memiliki sifat sangat berbahaya jika dibiarkan saja tentu akan menimbulkan dampak yang buruk. Oleh karena itu, pihak yang mengolah harus bisa mengolahnya supaya tidak berbahaya. Berikut cara pengelolaan limbah B3 diantaranya:

  • Metode pengolahan secara fisika, kimia dan biologi
  • Metode pembuangan limbah B3, terdiri atas sumur dalam/injeksi, kolam penyimpanan, dan landfill.

Itulah beberapa cara atau metode yang dapat dilakukan dalam pengolahan limbah industri. Setiap keuntungan yang didapatkan dari proses industri tentu harus dibarengi dengan pengelolaan limbah sebagai risiko sebuah industri agar lingkungan dan makhluk hidup tetap lestari dan tidak terganggu.

Lengkapi kebutuhan laboratorium Anda dengan Laboratorium Solusi Indonesia sebagai penyedia alat-alat laboratorium terbaik di Indonesia.