Categories
Alat Laboratorium Layanan LSI Tak Berkategori

Pengembangan Produk Pangan dengan Laboratory Microwave

by Andhini Trianita

Source: Laboratory microwave, e-catalogue LLP

Laboratory microwave (microwave laboratorium) merupakan perangkat canggih yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan percobaan dan penelitian di dunia industri pangan. Berbeda dengan alat konvensional di dapur, dimana alat ini menawarkan kontrol yang lebih presisi. Selain itu, alat ini memliki fitur khusus yang mendukung pengembangan produk dan penelitian ilmiah.

Fungsi Laboratory Microwave

Fungsi utama alat ini adalah untuk memberikan platform yang optimal bagi peneliti dan pengembang produk. Selain itu, juga dapat digunakan dalam menguji dan memodifikasi resep atau formula. Melalui kontrol suhu, waktu, dan daya yang akurat dengan memastikan proses memasak dan percobaan dilakukan dengan konsistensi tinggi. Ini tidak hanya mempersingkat waktu pengembangan produk, tetapi juga meningkatkan kualitas hasil.

Source: Microwave untuk memanggang roti

Prinsip Kerja Alat

Setelah kita mengetahui fungsi alat maka selanjutnya kita harus mengetahui prinsip kerja alat. Dimana, prinsip kerja alat didasarkan pada penggunaan gelombang mikro untuk merangsang molekul air dalam bahan pangan. Ketika molekul air dihangatkan, mereka menghasilkan panas yang merata dan efisien. Kontrol suhu yang cermat memungkinkan peneliti menyesuaikan proses pemanasan sesuai dengan kebutuhan percobaan. Selain itu, juga dapat menciptakan lingkungan yang ideal untuk eksperimen dan pengembangan produk.

Manfaat dalam Industri Pangan

Dibalik prinsip kerja alat ini ternyata memiliki manfaat utama dari penggunaan alat ini dalam industri pangan adalah percepatan pengembangan produk. Dengan kemampuan untuk menciptakan kondisi memasak yang konsisten para peneliti dapat dengan cepat menguji berbagai varian resep. Selain itu, para peneliti juga dapat menghasilkan inovasi lebih cepat, dan meningkatkan efisiensi produksi. Selain itu, penggunaan alat ini membantu dalam mempertahankan nilai gizi dan kualitas organoleptik produk.

Cara Penanganan Alat Setelah Digunakan

Setelah mengetahui prinsip kerja dan manfaat alat maka, yang perlu kita ketahui selanjutnya adalah cara penanganan alat ini setelah digunakan. Hal tersebut perlu diperhatikan karena, sangat penting untuk memastikan keamanan dan kelangsungan operasional. Setelah penggunaan, bersihkan bagian dalam dan luar microwave dengan hati-hati. Pastikan untuk mematikan semua sumber daya dan mengikuti panduan produsen untuk perawatan dan pemeliharaan. Hal ini tidak hanya menjaga kebersihan laboratorium tetapi juga memastikan konsistensi dalam hasil eksperimen.

Sebagai langkah tambahan, Laboratorium Sains Industri (LSI) mempersembahkan promosi katalog produk dan jasa kalibrasi terkait microwave laboratorium. Dengan katalog produk yang beragam dan layanan kalibrasi yang andal. LSI bertujuan untuk mendukung kemajuan industri pangan dengan menyediakan peralatan berkualitas tinggi dan layanan yang akurat.

Categories
Alat Laboratorium Distributor Alat Lab Layanan LSI

Alat Pelindung Kepala: Mengenal Kelebihan dan Fungsi

Meningkatkan Keselamatan Kerja: Mengenal Alat Pelindung Kepala (APK) sebagai APD yang Vital

Dalam industri dan berbagai kegiatan yang melibatkan risiko kecelakaan atau cedera kepala, penggunaan alat pelindung kepala (APK) adalah suatu keharusan. APK merupakan salah satu jenis alat pelindung diri (APD) yang dirancang khusus untuk melindungi kepala dari benturan, serpihan, debu, panas, atau bahaya lainnya yang mungkin terjadi di tempat kerja. Artikel ini akan mengulas kelebihan dan fungsi APK serta mengapa penting untuk memahami perlunya penggunaan APK dengan baik.

Kelebihan APK

  1. Perlindungan Maksimal: Alat pelindung kepala dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang kokoh dan tahan terhadap benturan atau bahaya fisik lainnya. Mereka dirancang untuk menyerap energi dari benturan dan melindungi kepala dari luka serius.
  2. Penyesuaian yang Mudah: APK umumnya dirancang dengan sistem penyesuaian yang dapat diatur, seperti tali penyangga, pengencang, atau fitur lainnya. Hal ini memungkinkan penggunanya untuk menyesuaikan APK dengan ukuran kepala dan kenyamanan individu.
  3. Kenyamanan: Produsen APK semakin fokus pada desain ergonomis yang memberikan kenyamanan maksimal bagi penggunanya. Bahan yang ringan dan sirkulasi udara yang baik membantu mengurangi ketidaknyamanan dan keringat berlebih.
  4. Perlindungan Terhadap Faktor Lingkungan: Beberapa APK dilengkapi dengan fitur tambahan, seperti pelindung dari radiasi, panas, atau bahan kimia. Fitur ini membantu mengurangi risiko terpapar faktor lingkungan yang berbahaya saat bekerja di lingkungan yang berpotensi berbahaya.

Fungsi Alat Pelindung Kepala

  1. Pencegahan Cedera Kepala: Fungsi utama APK adalah melindungi kepala penggunanya dari benturan, tumbukan, atau terjangan benda keras yang dapat menyebabkan luka serius. APK yang tepat akan membantu mengurangi risiko cedera kepala yang dapat mengancam jiwa atau menyebabkan cacat permanen.
  2. Penghalang terhadap Debu dan Serpihan: Di sektor industri seperti konstruksi, pertambangan, atau manufaktur, debu dan serpihan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan pekerja. Alat pelindung kepala dengan penutup wajah atau pelindung mata terintegrasi membantu melindungi mata dan wajah dari debu, serpihan, atau bahan kimia yang terdispersi di udara.
  3. Identifikasi dan Keamanan: Beberapa APK, terutama yang digunakan di sektor konstruksi atau pemerintahan, dilengkapi dengan warna cerah dan strip reflektif. Hal ini membantu dalam identifikasi pekerja dan meningkatkan keamanan di tempat kerja, terutama di area yang berpotensi berbahaya atau dengan visibilitas rendah.

Pentingnya Penggunaan APK

Ketika berurusan dengan pekerjaan yang melibatkan risiko cedera kepala, penting bagi pekerja dan pengusaha untuk memahami pentingnya penggunaan APK dengan baik. Berikut adalah alasan mengapa penggunaan APK sangat penting:

  1. Perlindungan Diri: Penggunaan APK adalah langkah pertama yang efektif untuk melindungi diri sendiri dari risiko cedera kepala. Dalam situasi darurat, APK dapat menjadi perbedaan antara kehidupan dan kematian.
  2. Kepatuhan Hukum: Di banyak negara, aturan keselamatan kerja mengharuskan penggunaan APK di tempat kerja tertentu. Melanggar peraturan ini dapat mengakibatkan konsekuensi hukum serius, termasuk denda dan penutupan tempat kerja.
  3. Kesadaran Keselamatan: Penggunaan APK secara konsisten meningkatkan kesadaran keselamatan di tempat kerja. Ini mendorong budaya kerja yang aman dan mengurangi risiko cedera bagi semua orang yang terlibat.
  4. Kepercayaan dan Produktivitas: Ketika pekerja merasa dilindungi dan aman, tingkat kepercayaan dan produktivitas cenderung meningkat. Pekerja yang tahu bahwa mereka memiliki perlindungan yang memadai akan bekerja dengan lebih percaya diri dan fokus pada tugas-tugas mereka.

Kesimpulan

Alat pelindung kepala (APK) adalah APD yang penting dalam melindungi kepala dari risiko cedera di tempat kerja. Dengan kelebihan dan fungsi yang dijelaskan di atas, penggunaan APK memberikan perlindungan maksimal dan membantu mencegah cedera kepala serius. Menggunakan APK dengan baik juga penting untuk mematuhi peraturan keselamatan kerja, mendorong budaya keselamatan yang positif, dan meningkatkan produktivitas. Dengan memahami kepentingan APK dan memilih yang sesuai untuk kebutuhan individu, kita dapat

Categories
Alat Laboratorium Distributor Alat Lab Layanan LSI

Alat Anemometer: Pengukur Kecepatan dan Arah Angin

Source : Anemometer Lutron

Pengertian Alat Anemometer

Alat anemometer adalah perangkat yang digunakan untuk mengukur kecepatan dan arah angin. Alat ini digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari meteorologi, industri, olahraga, hingga kegiatan luar ruangan. Dengan akurasi tinggi dan kemampuan yang handal, alat ini memberikan informasi penting tentang kondisi angin yang sangat bermanfaat dalam berbagai konteks.

Cara Kerja Alat

  1. Prinsip Dasar: Alat anemometer bekerja berdasarkan prinsip pengukuran laju perubahan udara atau fluida yang melewati sensor. Kecepatan angin akan menghasilkan gaya pada sensor yang kemudian dikonversi menjadi pembacaan kecepatan.
  2. Jenis-Jenis: Terdapat beberapa jenis anemometer yang umum digunakan, termasuk:
    • Cup: Menggunakan tiga atau empat cangkir yang dipasang pada poros dan berputar akibat tekanan angin. Kecepatan angin diukur berdasarkan putaran cangkir dalam suatu periode waktu tertentu.
    • Propeller: Menggunakan baling-baling yang berputar akibat tekanan angin. Kecepatan angin diukur berdasarkan kecepatan rotasi baling-baling.
    • Hot-Wire: Menggunakan kawat panas yang terkena angin. Perubahan suhu kawat diukur dan dikonversi menjadi kecepatan angin.
    • Ultrasonic: Menggunakan gelombang ultrasonik yang dipancarkan dan diterima oleh sensor. Kecepatan angin diukur berdasarkan perubahan waktu tempuh gelombang ultrasonik.
  3. Penggunaan Alat Anemometer:
    • Persiapan: Pastikan alat dalam keadaan baik dan baterai terisi penuh. Periksa petunjuk penggunaan untuk pengaturan dan kalibrasi awal yang diperlukan.
    • Penempatan: Tempatkan alat pada lokasi yang mewakili kondisi angin yang ingin diukur. Pastikan tidak ada halangan yang dapat mengganggu aliran angin langsung ke sensor.
    • Pengukuran Kecepatan Angin: Hidupkan alat dan biarkan sensor mengumpulkan data. Baca dan catat pembacaan kecepatan angin yang ditampilkan pada layar alat.
    • Pengukuran Arah Angin: Beberapa alat anemometer dilengkapi dengan kompas atau sensor arah angin. Gunakan fitur ini untuk mengukur dan mencatat arah angin yang ditunjukkan oleh alat.
  4. Interpretasi Data: Hasil pengukuran kecepatan dan arah angin yang diperoleh dari alat ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti:
    • Analisis Cuaca: Informasi kecepatan dan arah angin penting dalam memprediksi cuaca, memahami pola angin, dan mengamati perubahan kondisi atmosfer.
    • Industri dan Konstruksi: Pengukuran angin diperlukan dalam industri seperti penerbangan, energi terbarukan, dan konstruksi bangunan tinggi untuk kepentingan keamanan dan desain struktural.
    • Olahraga dan Kegiatan Luar Ruangan: Alat anemometer digunakan dalam olahraga seperti layang-layang, paralayang, dan selancar untuk memantau kondisi angin yang aman dan optimal.

Kesimpulan

Alat anemometer adalah perangkat yang penting dalam mengukur kecepatan dan arah angin. Dengan prinsip kerja yang berbeda-beda, alat ini memberikan pengukuran yang akurat dan berguna dalam berbagai aplikasi. Dari meteorologi hingga industri dan olahraga, alat ini memberikan informasi vital tentang kondisi angin yang diperlukan untuk pengambilan keputusan yang tepat.

Categories
Alat Laboratorium Distributor Alat Lab Layanan LSI

Limbah Industri : Pengertian, Jenis-Jenis, dan Cara Pengolahannya

Pengertian Limbah Industri

Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang berasal dari hasil samping suatu proses perindustrian. Limbah industri dapat menjadi limbah yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan manusia 

Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak contoh limbah industri, baik skala rumahan maupun skala besar. Semakin banyak industri di suatu negara maka peluang untuk mencemari lingkungannya akan semakin besar. Sebab hampir setiap proses industri akan menghasilkan sisa. Limbah-limbah yang dihasilkan bisa berbentuk padat, cair, maupun gas. 

Sehingga keberadaan limbah sebagai sisa industri harus ditangani dengan baik agar tidak mengganggu fungsi lingkungan dan makhluk hidup. Pengolahan limbah industri adalah serangkaian metode atau cara untuk mengelola limbah semaksimal mungkin agar limbah yang dihasilkan industri tidak merugikan lingkungan.

Jenis-Jenis Limbah Industri

Adapun jenis limbah hasil industri terdiri dari bermacam-macam. Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri ini dibagi menjadi empat macam, yaitu limbah padat, cair, gas, dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Berikut ini ulasannya: 

1. Limbah Cair

Limbah cair adalah limbah yang memiliki bentuk cair sebagai entitas pencemar air. Biasanya oleh industri, limbah cair akan dibuang langsung ke saluran air seperti selokan, sungai dan lautan.

Limbah cair ada yang memiliki sifat berbahaya dan dapat dinetralisir secara cepat. Limbah berbahaya terjadi jika limbah tidak dinetralisir terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran air, sehingga mencemari lingkungan perairan. Akibatnya ekosistem air menjadi rusak dan banyak makhluk hidup yang akan mati dibuatnya. 

Sedangkan limbah cair yang dapat dinetralisir ialah limbah industri berbentuk cair yang mengalami proses pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan air agar aman dan tidak mencemari ekosistem air. 

Contoh limbah cair dari aktivitas industri seperti kandungan besi pada air, kebocoran minyak di laut, sisa pewarna pakaian cair, sisa pengawet cair, limbah tempe, limbah tahu, serta sisa- sisa bahan kimia lainnya.

2. Limbah Padat

Selain limbah cair, terdapat limbah padat. Limbah padat merupakan sisa dari hasil industri yang tidak terpakai lagi dalam bentuk padatan, lumpur maupun bubur. Limbah padat tidak disarankan dibuang ke dalam air karena akan mencemari air dan dapat menyebabkan makhluk hidup yang tinggal di dalamnya akan mati.

Apabila dibuang di ekosistem daratan tanpa adanya proses pengolahan, maka akan mencemari tanah di wilayah tersebut. Sehingga perlu adanya pengolahan limbah padat agar tidak mencemari lingkungan.

Contoh dari limbah industri padat antara lain seperti lumpur- lumpur sisa industri, plastik, kantong, sisa pakaian, sampah kertas, kabel, listrik, bubur- bubur sisa semen, dan lain sebagainya.

3. Limbah Gas

Jenis limbah industri selanjutnya yaitu limbah gas. Limbah gas adalah limbah yang disebabkan oleh sumber alami atau hasil kegiatan manusia berbentuk molekul-molekul gas yang dapat mencemari lingkungan udara. 

Limbah ini dapat memiliki dampak yang buruk bagi kehidupan makhluk hidup yang ada di bumi, sehingga perlu adanya pengelolaan limbah gas agar tidak menyakiti makhluk hidup. Beberapa contoh limbah gas ini antara lain adalah kebocoran gas, pembakaran pabrik, asap pabrik sisa produksi dan lain sebagainya.

4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Limbah B3 merupakan sisa dari kegiatan industri yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun sebab sifatnya, konsentrasinya, atau jumlahnya.

Untuk pengolahan limbah B3 dilakukan secara khusus, mengingat jenis limbah ini merupakan limbah yang berbahaya beresiko dapat merugikan berbagai pihak. Rangkaian kegiatan B3 ini yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan limbah B3 tersebut. 

Tujuan pengolahan limbah B3 untuk mencegah, menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan, memulihkan kualitas lingkungan yang telah tercemar, serta meningkatkan kemampuan dan fungsi dan kualitas lingkungan.

Pengolahan Limbah Industri

Salah satu syarat yang harus dimiliki setiap pelaku industri adalah prosedur dalam mengolah limbah. Adapun pengelolaan limbah ini terdapat banyak sekali macamnya sesuai dengan masing-masing jenis limbah. Untuk lebih jelas memahami pengolahannya akan diulas di bawah ini:

1. Pengolahan Limbah Padat

Agar tidak mencemari lingkungan daratan, maka terdapat beberapa pengelolaan limbah padat antara lain:

  • Penimbunan Terbuka

Cara pengolahan limbah padat yang pertama yang bisa dilakukan melalui penimbunan terbuka. Limbah padat dibagi menjadi organik dan non organik. Jenis limbah padat organik akan lebih baik ditimbun, sebab akan diuraikan oleh organisme-organisme pengurai sehingga akan menjadikan tanah menjadi lebih subur. 

Sedangkan limbah non organik tidak dapat dilakukan penimbunan terbuka karena dikhawatirkan dapat merusak ekosistem tanah.

  • Sanitary Landfill

Sanitary landfill merupakan sistem pengelolaan atau pemusnahan limbah dengan cara membuang dan menumpuk sampah/limbah di lokasi cekung, memadatkannya, kemudian menimbunnya dengan tanah. 

Sistem pengolahan limbah dengan cara ini menggunakan lubang yang sudah dilapisi tanah liat dan juga plastik untuk mencegah pembesaran di tanah dan gas metana yang terbentuk agar menghasilkan listrik.

  • Insinerasi

Dalam bahasa Indonesia berarti pembakaran sampah. Insinerasi merupakan teknologi pengolahan sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik. Disebut juga sebagai pengolahan termal karena pengolahan sampah dengan temperatur tinggi. Hasil panas dapat digunakan untuk listrik atau pemanas ruangan.

Sumber : bp.blogspot.com
  • Membuat Kompos Padat

Limbah padat banyak memiliki sifat organik. Sehingga agar lebih bermanfaat jika diolah menjadi kompos. Kompos ini bisa dijadikan sebagai usaha untuk meningkatkan kesuburan tanah atau tumbuhan.

  • Daur Ulang

Limbah padat yang bersifat non organik harus bisa dipilah-pilah kembali agar masih dapat diproses kembali melalui daur ulang menjadi produk olahan baru yang bermanfaat atau bernilai jual tinggi. Contohnya seperti botol plastik atau barang-barang bekas diolah kembali menjadi kerajinan.

2. Pengolahan Limbah Cair

Limbah cair memiliki penanganan yang berbeda dengan limbah padat, sebab bentuknya yang berbeda. Untuk limbah cair, pengolahannya dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:

  • Pengolahan primer : proses penyaringan, pengolahan awal, pengendapan dan pengapungan. Contoh limbah cair yang diolah yaitu polutan minyak dan lemak.
  • Pengolahan sekunder : proses menggunakan mikroorganisme untuk menguraikan bahan.
  • Pengolahan tersier dengan sifat khusus.

3. Pengolahan Limbah Gas

Sementara, untuk pengelolaan limbah gas pada bidang industri dapat dilakukan sebagai berikut:

  • Pengolahan limbah B3
  • Mengontrol emisi gas buang
  • Menghilangkan materi partikulat dari udara pembuangan

4. Pengolahan Limbah B3

Limbah B3 memiliki sifat sangat berbahaya jika dibiarkan saja tentu akan menimbulkan dampak yang buruk. Oleh karena itu, pihak yang mengolah harus bisa mengolahnya supaya tidak berbahaya. Berikut cara pengelolaan limbah B3 diantaranya:

  • Metode pengolahan secara fisika, kimia dan biologi
  • Metode pembuangan limbah B3, terdiri atas sumur dalam/injeksi, kolam penyimpanan, dan landfill.

Itulah beberapa cara atau metode yang dapat dilakukan dalam pengolahan limbah industri. Setiap keuntungan yang didapatkan dari proses industri tentu harus dibarengi dengan pengelolaan limbah sebagai risiko sebuah industri agar lingkungan dan makhluk hidup tetap lestari dan tidak terganggu.

Lengkapi kebutuhan laboratorium Anda dengan Laboratorium Solusi Indonesia sebagai penyedia alat-alat laboratorium terbaik di Indonesia.

Categories
Layanan LSI

Kesalahan Kalibrasi: Pengertian, Contoh, dan Cara Mengatasinya

Kesalahan kalibrasi sangat umum terjadi. Setiap benda perlu mengalami proses pengukuran supaya kualitasnya tetap terjamin. Akan tetapi, proses pengukuran seringkali menghadapi hambatan, yaitu hasil ukur yang kurang akurat. Hambatan ini pun bisa memberikan dampak buruk, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.

Penyebab ketidakakuratan dalam mengukur adalah akibat human error, kecacatan alat pengukur, serta kesalahan perhitungan. Nah, bagaimanakah mengatasi kesalahan-kesalahan tersebut? Yuk, kita mengenal apa yang dimaksud dengan kesalahan kalibrasi terlebih dahulu! 

Apa Itu Kesalahan Kalibrasi?

Semua benda harus melalui proses verifikasi sebelum didistribusikan secara massal di lingkungan masyarakat. Proses ini bernama kalibrasi di mana suatu benda diukur seakurat mungkin sesuai dengan rancangan dan standar nasional, maupun internasional. Bila suatu benda tidak lolos seleksi, maka benda terkait belum layak. 

Proses ini bertujuan untuk memastikan suatu benda, produk, atau layanan dapat digunakan masyarakat yang terjamin keamanan dan kualitasnya. Namun, kesalahan di dalam proses perhitungan berpotensi menghilangkan keakuratan pada hasil akhirnya. Ketidakakuratan ini sering disebut dengan kesalahan kalibrasi. 

Kesalahan ini pun terbagi menjadi dua, yaitu kesalahan umum dan kesalahan acak. Masing-masing dipengaruhi oleh beberapa faktor spesifik. 

Jenis dan Contoh Kesalahan Kalibrasi

Kesalahan kalibrasi mempunyai beberapa jenis. Di bawah ini adalah beberapa jenis kesalahan dalam pengukuran, beserta dengan contohnya:

1. Kesalahan Umum

Kesalahan kalibrasi umum disebabkan oleh kurangnya keterampilan manusia dalam menggunakan alat ukur. Apalagi kemampuan penglihatan manusia memiliki batas. Bila skala ukurannya terlalu kecil, ketidakakuratan pada hasil sangat mungkin terjadi. 

Selain itu, ketidaktelitian dalam menggunakan alat ukur juga bisa menjadi penyebab salahnya kalibrasi.

Teknologi zaman sekarang sudah semakin canggih sehingga cara pengoperasiannya pun cukup rumit. Sebagai contoh, alat ukur bernama spektrometer optik. 

Banyak komponen dari alat ini yang butuh disambung sebelum pengukuran dapat dilakukan. Semakin banyak yang harus diukur, semakin banyak pula potensi kesalahan untuk terjadi. 

Cara untuk mengatasi keterbatasan ini adalah meningkatkan keterampilan dalam menggunakan alat ukur. Mulai dari cara menggunakan, melihat ukuran alat, serta menentukan hasil pengukuran dengan alat terkait. 

2. Kesalahan Acak

Berbeda dengan kesalahan umum, kesalahan kalibrasi acak disebabkan oleh faktor di luar manusia yang mempengaruhi proses pengukuran. Faktor ini sering disebut sebagai fluktuasi halus karena pengaruhnya yang tidak konsisten. Sebagai contoh, landasan pengukuran kurang rata dan bergetar. 

Kerak bumi pun selalu bergetar karena adanya ombak samudra yang bergerak terus menerus. Selain itu, kesibukan lalu lintas berpotensi untuk membuat landasan bergetar. Kedua penyebab itu terjadi secara alami. 

Bila ini terjadi, akurasi pengukuran bisa melenceng daripada yang seharusnya. Oleh sebab itu, ada baiknya untuk memperhatikan kondisi lingkungan. Laboratorium perlu berlokasi di tempat yang minim pengaruh  lingkungan. 

Tempat pengukuran harus ideal di mana tidak mengalami getaran, bising, tegangan listrik yang kurang stabil, dan tidak ada radiasi. 

Sebagai contoh, SPBU melarang pengunjung untuk menyalakan handphone ketika sedang mengisi bensin. Hal ini bukanlah semata-mata larangan, melainkan untuk menghindari kesalahan dalam pengukuran.

Handphone memproduksi radiasi yang tinggi. Jika radiasi ini terlalu kuat, maka hasil pengeluaran bensin yang terbeli bisa terpengaruh. Alhasil, ukuran yang seharusnya bisa melenceng.

Contoh lain adalah speedometer pada kendaraan bermotor. Alat ukur ini perlu menampilkan hasil kecepatan kepada si pengendara. Namun, pengaruh suhu di bawah 32 derajat celcius pernah membuat speedometer ini menjadi tidak berfungsi dengan baik. 

Jika ada kesalahan dalam produksi terhadap alat ukur ini, maka risiko kecelakaan dapat meningkat. 

3. Kesalahan Kalibrasi

Salah pengukuran jenis ini merupakan hal yang umum terjadi akibat kelalaian manusia. Alasannya beragam mulai dari akurasi kurang tepat terhadap skala terstandardisasi hingga kurang terawatnya alat-alat ukur. Kesalahan sistematis ini sebetulnya dapat pengukur cegah dengan cara lebih memperhatikan kondisi alat ukur. 

Komponen pada alat-alat ukur cukup berpotensi kehilangan keakuratannya akibat pengaruh luar, seperti perubahan suhu, kerusakan yang tidak terlihat, dan kelembaban. Oleh sebab itu, pemeriksaan berkala sangatlah penting untuk menjaga kredibilitas dari hasil pengukuran. 

Selain itu, pengaturan alat ukur sesuai dengan standar sangatlah penting agar tidak ada kelupaan mengkalibrasi ataupun salah mengukur. Akan tetapi, kesalahan ini berkaitan erat dengan kesalahan sistematik. 

Jenis sistematik tersebut terbagi menjadi tiga jenis, yaitu: 

  1. Error, ini timbul akibat gejala-gejala alam yang mempengaruhi proses pengukuran. Contoh kesalahan kalibrasi ini adalah pengukuran gelombang radio. Hasil pengukuran jarak antara dua titik gelombang radio bisa melenceng, apabila faktor pengaruh tekanan dan kandungan uap air terabaikan. Kedua faktor ini mempengaruhi kecepatan gelombang radio di udara sehingga dapat menunjukkan hasil yang tidak akurat. 
  2. Jenis ini fokus kepada ketidaksempurnaan dalam pengaturan alat sebelum proses pengukuran. Sebagai contoh, jarum penunjuk amperemeter yang terlalu rendah karena terjadi gesekan sehingga hasil pengukuran menjadi melenceng dari yang seharusnya.
  3. Kesalahan kalibrasi ini terjadi karena pengukur belum terbiasa menggunakan alat, seperti lambat menerima tanda waktu, penafsiran skala kecil yang kurang akurat, dan bahkan kurangnya kemampuan penglihatan. Sebagai contoh, jangka sorong adalah alat ukur yang dalam mengukur hingga skala kecil. Jika salah melihat ukuran, maka ketidakakuratan dapat terjadi. 

Cara Mengatasi Kesalahan dalam Kalibrasi

Ada beberapa cara mengatasi kesalahan kalibrasi pengukuran. Terkait permasalahan ketidakterampilan pengukur dalam mengkalibrasi, ada baiknya mengadakan pelatihan penggunaan alat ukur, terutama pada alat-alat ukur canggih dan membutuhkan ketelitian dalam penggunaan. 

Sebagai contoh, pengguna spektrometer canggih perlu mengetahui tahap-tahap kesiapan alat dalam kondisi tertentu sebelum pengukuran. Bila pengukur tidak terampil menggunakan alat-alat canggih, maka kerusakan alat ukur dapat terjadi. 

Selain itu, kesalahan kalibrasi juga bisa terjadi pada penentuan satuan alat ukur. Alat ukur canggih mempunyai banyak fungsi pada satuan yang berbeda sehingga pengukur harus mempunyai ketelitian yang tinggi. Contohnya adalah saat mengukur hambatan, arus listrik, dan tegangan membutuhkan satuan yang berbeda-beda. 

Cara yang terakhir adalah penentuan angka pada hasil. Alat-alat laboratorium memang sudah semakin canggih. Namun, pengukuran akan menjadi tidak akurat jika pengukur kurang terampil dalam menentukan angka. Sebagai contoh, pengukur perlu mengukur panjang balok dan hasilnya terbagi dua, yaitu 17,50 cm dan 17,5 cm. 

Kedua hasil itu mungkin terlihat sama, tapi salah satunya adalah angka pasti dan yang lain adalah angka estimasi. Menebak hasil ukur cukup penting karena tanpanya kesimpulan sulit akan Anda ambil.

Sudah Tau Apa yang Dimaksud Kesalahan dalam Kalibrasi? 

Beberapa kesalahan pengukuran akan selalu ada. Namun, untuk meminimalisir pengaruh-pengaruh luar masih sangat bisa diupayakan. Selain itu, kesalahan kalibrasi paling umum disebabkan oleh kesalahan dari si pengamat. Kurangnya keterampilan dalam mengoperasi alat-alat ukur yang canggih dapat mempengaruhi hasil ukur. 

Oleh sebab itu, pengukur harus menjalani pelatihan terlebih dahulu sehingga pengetahuan merangkai dan pengoperasian alat ukur menjadi kuat. Alhasil, pengukuran pun menjadi lebih akurat. Pelatihan yang baik mampu mengurangi risiko kesalahan dalam penghitungan kalibrasi.

Jika Anda membutuhkan bantuan jasa kalibrasi profesional, Anda dapat mengunjungi website Laboratorium Solusi Indonesia untuk melihat-lihat layanan kalibrasi kami, atau menghubungi WhatsApp 0812 9208 0271.

Categories
Layanan LSI

Jasa Kalibrasi: Pengertian dan Cara Memilih yang Terbaik

Bagi kamu yang akrab dengan laboratorium dan kegiatan menganalisis suatu zat ataupun cairan, kamu mungkin akrab dengan istilah kalibrasi. Nah, kalibrasi zaman sekarang sudah banyak menggunakan jasa orang lain yang disebut sebagai jasa kalibrasi. Lalu, apa pengertian dan bagaimana cara memilih jasa yang terbaik?

Apa Itu Jasa Kalibrasi?

Kalibrasi adalah sebuah kegiatan atau proses yang bertujuan untuk menentukan apakah konvensional suatu nilai akurasi alat ukur masih sama sesuai dengan rancangannya. Hal ini adalah bagian dari proses verifikasi yang sering ada pada laboratorium-laboratorium di manapun.

Kalibrasi biasanya dilakukan dengan cara membandingkan satu atau dua standar ukur yang terhubung pada satuan standar nasional maupun internasional dengan bahan-bahan acuan yang sudah terverifikasi benar.

Peraturan yang ada pada organisasi ISO dan SNI mewajibkan alat-alat laboratorium atau alat kesehatan harus melalui proses kalibrasi setidaknya 1 tahun sekali untuk menjaga kualitasnya.

Kalibrasi ini sangat berpengaruh dalam pencegahan kecelakaan yang umumnya terjadi pada laboratorium penelitian yang masih menggunakan alat-alat yang tidak layak pakai. Oleh karena itu, proses kalibrasi ini adalah sebuah tanggung jawab end user dari mesin laboratorium atau kesehatan yang mereka kelola.

Berhubung upaya kalibrasi ini terbilang sulit dan membutuhkan ketelitian ekstra, maka lahirlah jasa kalibrasi profesional. Jasa-jasa profesional seperti Laboratorium Solusi Indonesia biasanya akan menggunakan metode perhitungan yang paling akurat.

Metode yang biasanya baik dan sangat berguna untuk perhitungan kalibrasi ini adalah metode perhitungan CNC. Cara kerja metode ini akan menggunakan persamaan yang nantinya akan bersumber dari hasil pengujian alat. Perhitungan CNC ini akan menentukan nilai kepastian pengukuran.

Tujuan Kalibrasi

Sebelum melompat ke pembahasan jasa kalibrasi, tak ada salahnya untuk mengetahui tujuan adanya jenis perhitungan tersebut. Artikel ini akan memberikan beberapa rangkuman tentang tujuan kalibrasi untuk alat-alat medis dan kesehatan sebagai berikut:

  • Memastikan karakteristik sebuah alat masih masuk ke dalam standar spesifikasi nasional dan internasional.
  • Menentukan adanya deviasi atau penyimpangan konvensional yang biasanya dialami oleh alat ukur sehingga nilai pengukuran berdimensi dan akan menyebabkan pengukuran menjadi salah.
  • Menjaga agar keakuratan alat ukur tersebut tidak menyimpang dari ambang batas yang telah ditentukan oleh standar yang berlaku.
  • Menjamin hasil pengukuran sesuai dengan standar yang berlaku.

Jasa Kalibrasi Alat Kesehatan

Nah, setelah mengetahui pengertian dari kalibrasi dan jasanya, kamu tentunya sudah tahu apa pentingnya melakukan kalibrasi untuk alat-alat penelitian. Termasuk kalibrasi khusus alat kesehatan yang akrab dan sering ada pada rumah sakit.

Prinsip adanya jasa kalibrasi alat kesehatan ini, karena semua alat tidak ada yang dapat digunakan seumur hidup. Semua alat harus diganti oleh perusahaan kesehatan secara berkala. Maka dari itu, pentingnya melakukan kalibrasi oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan.

Setelah alat-alat kesehatan sudah sesuai dalam standar yang berlaku, alat-alat tersebut akan mendapat sebuah sertifikasi dan suatu tanda. Maksud dari tanda ini adalah semacam bukti yang akan mengatakan bahwa alat kesehatan tersebut masih layak dipakai untuk mengukur dan menganalisa.

1. Kriteria Alat Kesehatan Wajib Kalibrasi

Adapun kriteria alat kesehatan yang wajib memerlukan jasa kalibrasi adalah sebagai berikut:

  • Alat ukur masih baru dan belum memiliki sertifikat dan tanda lulus pengujian kalibrasi.
  • Masa berlaku dari sertifikat sebelumnya sudah berakhir.
  • Hasil kinerja alat ukur atau alat kesehatan sudah tidak sesuai lagi walaupun masa berlaku sertifikat masih belum berakhir.
  • Tingkat keamanan dari sebuah alat kesehatan sudah meragukan, walaupun masa berlaku sertifikat masih belum berakhir.
  • Alat kesehatan yang mengalami perbaikan walaupun masa berlaku sertifikat masih berlaku.
  • Alat kesehatan dipindah dari instansi satu dengan instansi lain walaupun bentuk dan masa berlaku sertifikat masih berlaku.
  • Tanda layak pakai ataupun sertifikat suatu alat kesehatan hilang, maka wajib dikalibrasi kembali.

2. Cara Kerja Kalibrasi Alat Kesehatan

Saat melakukan proses kalibrasi untuk alat kesehatan, ada banyak kegiatan yang harus dilakukan oleh jasa kalibrasi, yaitu:

  • Pengukuran kondisi lingkungan kesehatan tempat alat kesehatan tersebut berada.
  • Pemeriksaan kondisi fisik dari alat kesehatan.
  • Pengukuran keselamatan kerja yang ada pada alat kesehatan.
  • Pengukuran kinerja sebelum dan sesudah penyetelan dengan standar berlaku.

Jasa Kalibrasi Alat Ukur 

Selain alat kesehatan, alat ukur dalam penelitian dan analisa sains juga memerlukan adanya kalibrasi. Maka dari itu, ada banyak sekali jasa kalibrasi alat ukur di Jakarta untuk kamu yang berdomisili di ibukota tersebut.

Biasanya, proses kalibrasi alat ukur ini berbeda tempatnya pada proses kalibrasi alat kesehatan. Jika kalibrasi alat kesehatan seringkali dilakukan pada rumah-rumah sakit, maka kalibrasi alat ukur biasanya lebih luas lagi. Tidak hanya pada laboratorium sains melainkan juga pada alat-alat ukur management atau bangunan.

Alat ukur yang masuk pada proses kalibrasi ini adalah ketika alat standar tersebut tidak memiliki skala dan berupa objek yang dapat diukur oleh alat pengkalibrasian. Alat ukur yang tidak dapat terukur oleh alat pengkalibrasian berarti tidak dapat Anda kalibrasi.

Kelayakan alat ukur harus dibandingkan terlebih dahulu dengan satu acuan tertentu. Hingga dengan ini, alat ukur yang sudah dikalibrasi tidak selalu masih layak pakai. Pengguna alat ukur tersebut memiliki kewajiban untuk melakukan evaluasi lanjutan dari alat ukur sehingga dapat memastikan kelayakan alat.

Ada beberapa manfaat alat ukur melalui proses kalibrasi oleh penyedia jasa kalibrasi murah. Manfaatnya yaitu:

  • Memperoleh kepastian akurasi dari alat ukur sehingga dapat menghindari terjadinya kesalahan dalam pengukuran dan pengujian yang akan berakibat fatal.
  • Kepastian diperoleh bahwa alat ukur memenuhi standar nasional maupun internasional.
  • Mengurangi risiko produk yang tidak memenuhi standar regulasi.
  • Meningkatkan citra perusahaan dan meningkatkan kepercayaan untuk memakai jasa perusahaan yang sudah memiliki sertifikasi alat ukur yang akan mereka pakai.

Cara Memilih Jasa Kalibrasi Terbaik

Setelah mengetahui pentingnya kalibrasi terhadap alat-alatmu, beginilah cara cermat dalam memilih jasa kalibrasi terbaik dan murah yang tentunya memiliki kualitas.

1. Mengenal Standar Internasional dan Nasional

Seperti tujuan yang ada pada kalibrasi ini, tentunya kamu harus memilih layanan yang memiliki pengetahuan standar alat ukur berdasarkan perhitungan internasional dan nasional.

2. Memiliki Hak untuk Mengeluarkan Sertifikasi

Jasa tersebut juga harus memiliki hak untuk mengeluarkan sertifikasi yang asli dan berlaku. Tentunya, jasa Kalibrasi yang dapat mengeluarkan sertifikasi tersebut adalah Laboratorium Solusi Indonesia.

Bersama layanan yang sudah bersertifikat dan memiliki kredibilitas untuk mengkalibrasi, Laboratorium Solusi Indonesia menerapkan standar nasional yang berlaku.

3. Menggunakan Teknik Kalibrasi KAN

KAN atau singkatan dari Komite Akreditasi Nasional adalah badan akreditasi yang ada di Indonesia dan dapat mengeluarkan sertifikat akreditasi lembaga-lembaga yang ada.

Selain itu, Laboratorium Solusi Indonesia juga menggunakan Tera Metrology yang tentunya berstandar nasional.

4. Mengukur dalam Beberapa Aspek

Pilihlah jasa yang dapat mengukur aspek temperature, pressure, mass, dimension, spektro, instrument, volumetric, dan cabinet.

Pilihlah Jasa Kalibrasi Murah dan Terbaik Sekarang!

Itulah pengertian dari kalibrasi dan pentingnya jasa kalibrasi untuk alat ukur dan alat kesehatan milik Anda. Untuk info lebih lengkap, Anda dapat mengunjungi website Laboratorium Solusi Indonesia atau hubungi nomor kantor (021) 226 62 866 dan WhatsApp 0812 9208 0271. Kami tunggu!

Categories
Layanan LSI

Kalibrasi: Pengertian, Tujuan, Manfaat, Prosedur, dan Jenisnya

Penting bagi bisnis manufaktur untuk memahami tentang tujuan prosedur, manfaat, dan jenis kalibrasi. Ini bertujuan untuk memastikan hasil pengukuran yang konsisten dengan setiap penggunaan peralatan yang dapat atau harus dikalibrasi.Terutama saat proses quality control yang sangat penting untuk kesuksesan perusahaan. 

Lantas, apa itu kalibrasi (calibration) dalam proses pengukuran? Mari pelajari seluk beluknya dalam artikel ini!

Apa Itu Kalibrasi?

Kalibrasi adalah perbandingan antara pengukuran standar (yang telah ditetapkan) dan pengukuran menggunakan instrumen Anda. Biasanya, akurasi standar harus sepuluh kali akurasi alat pengukur yang diuji.

Jika Anda seorang teknisi yang bekerja di bidang vibrasi dan pengukuran, pasti Anda sudah sangat familiar dengan calibration dan jenis peralatan yang perlu dikalibrasi secara berkala. Hal ini dapat memungkinkan pengguna dan bisnis memiliki keyakinan pada hasil yang mereka pantau dan rekam, itulah sebabnya kalibrasi itu penting. 

Sementara itu, instrumen kalibrasi (kalibrator) adalah alat yang menentukan akurasinya. Instrumen ini dinilai lebih akurat daripada perangkat yang akan dikalibrasi dan biasanya dapat dilacak ke standar nasional / internasional yang diselenggarakan oleh badan metrologi nasional.

Tujuan Kalibrasi

Pada dasarnya, tujuan utama kalibrasi adalah untuk mengukur parameter secara akurat untuk merancang proses atau eksperimen dengan hasil yang dapat diulang. Selain itu, berikut ini beberapa tujuan mengkalibrasi instrumen pengukuran Anda:

  • Menekan pemborosan melalui standardisasi yang akan meningkatkan keuntungan.
  • Menjamin keamanan produk dan kinerja.
  • Memastikan kualitas produk.
  • Mempersingkat waktu produksi.
  • Memastikan kepatuhan terhadap sertifikasi.
  • Menentukan akurasi.
  • Memberikan ketertelusuran.
  • Meningkatkan konsistensi produk sehingga bisa bertahan lebih lama.
  • Mencegah dan memprediksi kegagalan proses.

Prosedur Kalibrasi

Hal yang dimaksud dengan prosedur kalibrasi adalah proses menguji dan mencatat keakuratan semua peralatan pengukuran, pengujian, dan pemantauan. Prosedur ini mencakup rincian seperti obyek dan standar ukur yang akan diuji, frekuensi kalibrasi, dan teknisi yang bertanggung jawab dan telah bersertifikat resmi. 

1. Langkah-Langkah Kalibrasi

Di dalam menjalankan prosedur kalibrasi, penting untuk menjalankan langkah-langkah berikut ini:

  • Menetapkan dan menggunakan prosedur yang terdokumentasi.
  • Menentukan pengukuran yang akan dilakukan dan akurasi yang dibutuhkan.
  • Pilih instrumen pengukuran yang tepat yang mampu mengukur akurasi dan presisi.
  • Mengidentifikasi dan menentukan instrumen pengukuran untuk mengkalibrasi.
  • Kalibrasi ke interval berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI).
  • Bila tidak ada standar, dokumentasikan dasar yang digunakan untuk kalibrasi. (misal perlengkapan tes, autocollimator, dan lain-lain.)
  • Tentukan proses kalibrasi dan tentukan kriteria penerimaan.
  • Labeli instrumen pengukuran dengan indikator yang sesuai untuk menunjukkan status kalibrasi.
  • Publikasikan laporan status pada interval yang ditentukan. 
  • Ketika instrumen pengukuran tidak sesuai, ambil tindakan yang tepat pada produk yang sama dan terpengaruh.
  • Memelihara catatan kalibrasi.
  • Lindungi instrumen pengukuran dari kerusakan, penyalahgunaan, dan penurunan kualitas dengan menggunakan kemasan yang sesuai saat tidak dipakai.
  • Melindungi instrumen pengukuran, termasuk perangkat lunak dan perangkat keras, dari penyesuaian yang akan membatalkan pengaturan calibration.

2. Ketentuan / Persyaratan Kalibrasi

Selain itu, prosedur kalibrasi juga memberikan informasi atau ketentuan lain mengenai kalibrasi yang telah menjadi kesepakatan saat membeli instrumen atau peralatan. Lalu, kapan saat yang tepat untuk melakukan calibration procedure?

Hal yang pasti, alat pengukur harus terkalibrasi dengan ketentuan sebagai berikut:

  • Sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
  • Terkalibrasi etelah kejutan mekanis atau listrik.
  • Terkalibrasi secara berkala, misalnya tahunan, triwulanan, atau bulanan.

Biaya dan risiko terkait dengan alat pengukur yang tidak terkalibrasi bisa jauh lebih tinggi daripada biaya calibration. Oleh karena itu, penting mempunyai alat ukur terkalibrasi secara teratur oleh perusahaan yang memiliki reputasi baik.

3. Kalibrasi Primer Vs Sekunder (Primary Vs Secondary Calibration)

Pada dasarnya prosedur kalibrasi instrumen ada dua jenis yaitu kalibrasi primer dan kalibrasi sekunder. Pada prosedur primary calibration, sistem dikalibrasi terhadap standar primer. Misalnya pada kalibrasi flow meter, jika penghitungan aliran melalui pengukuran waktu dan volume atau massa fluida, itu adalah primary calibration.

Adapun pada prosedur secondary calibration, perangkat yang telah terkalibrasi dengan kalibrator primer menjadi standar sekunder untuk kalibrasi lebih lanjut dari perangkat lain dengan akurasi lebih rendah. Misalnya, pengukur aliran turbin menjadi acuan standar sekunder untuk mengkalibrasi perangkat aliran lainnya.

Secondary calibration sendiri terdiri dari dua jenis yaitu direct calibration dan indirect calibration. Pada prosedur direct calibration, perangkat standar ditempatkan secara seri dengan perangkat yang akan mendapat kalibrasi. Prosedur ini dilakukan dengan membandingkan pembacaan kedua perangkat pada rentang yang diinginkan.

Sementara itu, pada prosedur indirect calibration acuannya ada pada kesetaraan dua perangkat yang berbeda dengan mengadopsi beberapa konsep kesamaan. Sebagai contoh pada pengukuran aliran maka persyaratan kesamaannya adalah Bilangan Reynold yang harus sama.

Manfaat Kalibrasi

Pada dasarnya, proses prosedur kalibrasi dapat dilakukan sendiri. Namun, tak sedikit juga perusahaan yang lebih memilih untuk memanfaatkan layanan lab calibration pihak ketiga karena banyaknya manfaat yang ditawarkan. Berikut adalah berbagai manfaat kalibrasi, terutama bagi perusahaan manufaktur:

1. Menjaga Kepatuhan dan Konsistensi Industri

Terlepas dari industri apa pun tempat Anda bekerja, ada kemungkinan besar bahwa peralatan pengukuran yang Anda gunakan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sering kali, menggunakan peralatan yang tidak memenuhi standar ini dapat terkena denda. 

Selain itu, jika Anda menggunakan beberapa alat ukur, penting bahwa alat tersebut konsisten satu sama lain untuk memastikan produk akhir adalah hasil terbaik. Demi menjaga konsistensi tersebut, Anda perlu melakukan kalibrasi.

2. Meminimalisir Risiko Terjadinya Kesalahan 

Jika perusahaan menghasilkan sesuatu yang melebihi atau di bawah berat standar, hal ini bisa menjadi masalah bagi perusahaan tersebut. Produksi yang kurang berat dapat menyebabkan denda karena Anda memberi konsumen lebih sedikit daripada yang diiklankan.

Sebaliknya, jika Anda memproduksi lebih dari kebutuhan, produk Anda bisa jadi tidak laku dalam jumlah besar. Hal ini juga bisa membuat harga produk tidak sebanding dengan uang yang Anda keluarkan untuk biaya produksi. Alhasil, keuntungan yang Anda peroleh akan jadi berkurang.

3. Mengurangi Risiko Keamanan dan Keselamatan Selama Operasi Bisnis

Peralatan yang tidak terkalibrasi juga dapat menyebabkan risiko keselamatan selama proses operasional perusahaan berlangsung. Misalnya, jika Anda memiliki area penyimpanan untuk frozen food dan ternyata suhunya tidak sesuai standar, maka makanan jadi mudah rusak. 

Tidak sampai di situ, kelalaian ini juga bisa membuat staf atau konsumen Anda berisiko tertular penyakit bawaan makanan. Maka dari itu, penting untuk melakukan kalibrasi terhadap alat ukur Anda secara profesional begitu juga dengan area kerja. Ini supaya para karyawan dan staf Anda tidak berisiko terkena sengatan listrik atau cedera lainnya.

4. Meminimalkan Waktu Henti (Downtime)

Jika Anda bisa menjaga kalibrasi secara rutin terhadap alat ukur, hasilnya akan jauh lebih efisien daripada harus memperbaiki mesin jika rusak. Tentu saja hal ini bisa menghindarkan Anda dari risiko pengeluaran yang besar untuk keperluan perbaikan mesin.

5. Memberi Jejak Audit

Calibration juga memberi Anda manfaat dengan mengetahui jejak audit untuk setiap perubahan, modifikasi, atau penambahan peralatan di masa mendatang. Asalkan prosedur tetap up-to-date jika ada perubahan. Jika tidak, Anda mungkin akan mengalami masalah saat ada audit oleh regulator.

6. Kalibrasi Membantu Menjaga Kepuasan Pelanggan

Manfaat kalibrasi lainnya adalah dapat menjaga kepuasan pelanggan. Misalnya, jika produk Anda tidak konsisten, maka pelanggan cenderung tidak akan merasa senang. Apalagi jika ketidakkonsistenan tersebut berlanjut, pelanggan Anda kemungkinan akan mulai mencari produk pengganti yang lebih memuaskan. 

Hal ini tentu dapat merusak bisnis serta reputasi Anda. Jadi, ada baiknya Anda memastikan untuk menjalankan operasi yang konsisten dan terkalibrasi untuk memperoleh keuntungan sekaligus menjaga keberlangsungan bisnis Anda.

Jenis-Jenis Kalibrasi

Terdapat beberapa jenis kalibrasi yang perusahaan lakukan bergantung pada jenis peralatan dalam operasinya. Selengkapnya, berikut adalah jenis-jenis yang paling banyak perusahaan pakai:

1. Kalibrasi Tekanan (Pressure Calibration)

Jenis yang pertama adalah kalibrasi tekanan yang berfungsi untuk memantau kinerja dan keselamatan proses dalam mengukur tekanan gas dan hidraulik. Jenis ini dapat memperingatkan operator akan kebocoran atau perubahan tekanan yang tidak normal serta memerlukan pemecahan masalah dengan segera. 

Intinya, pressure calibration membantu Anda untuk memperoleh gambaran sekilas tentang pengoperasian sistem hidraulik. Karena jika tidak, kurangnya calibration untuk perangkat pengukuran tersebut dapat menyebabkan komplikasi masalah yang dapat mengganggu operasional dan memakan banyak biaya. 

Kalibrator tekanan biasanya menunjukkan akurasinya sebagai rasio. Misalnya, kalibrator tekanan dengan rasio 4:1 empat kali lebih akurat dari perangkat yang terkalibrasi. 

Saat ini, banyak perusahaan sudah tersertifikasi dengan standar kualitas seperti ISO 9000. Ada banyak quality procedure untuk mempertahankan standar kualitas. Karena banyak proses industri bergantung pada pengukuran tekanan, pressure calibration memainkan peran penting dalam proses quality control perusahaan.

Saat melakukan kalibrasi tekanan, perlu menggunakan berbagai jenis keseimbangan tekanan dan kalibrator, sensor tekanan akurasi tinggi serta pengukur tekanan. 

Beberapa contoh instrumen tekanan yang terkalibrasi yaitu, pengukur tekanan digital, indikator digital, barometer, pengukur tekanan analog, transducer, transmitter, dan pengukur tes.

2. Kalibrasi Suhu (Temperature Calibration)

Jenis kalibrasi ini terjadi di lingkungan yang terkendali di semua proses yang memerlukan pembacaan suhu agar peralatan dapat berjalan tanpa gangguan. Termistor, termokopel, atau Platinum Resistancy Thermometer (PRT atau RTD), biasanya menggunakan jenis temperature calibration.

Proses calibration ini hanya dapat Anda lakukan dengan membandingkan probe yang teruji dengan referensi yang dikenali dalam lingkungan suhu yang stabil. Contoh instrumen yang memerlukan temperature calibration antara lain termometer, infrared meters, dial thermometers, kamera thermal, sistem akuisisi data, PRT, dan termistor.

3. Electronic Calibration

Ini adalah jenis kalibrasi yang berguna untuk alat elektronik, seperti yang ada di industri kedirgantaraan, farmasi, dan pertahanan. Mungkin Anda pernah mendengar istilah ini dalam urusan kelistrikan karena memang ini berguna untuk mengukur perangkat yang mengontrol aliran arus listrik.

Dalam prosesnya, teknisi harus menyesuaikan peralatan elektronik sehingga outputnya memenuhi standar nasional. Selain itu, proses calibration memerlukan pemeriksaan dan penyesuaian setiap komponen elektronik yang terpisah dari keseluruhan sistem yang memuatnya.

Jenis kalibrasi ini bertujuan untuk mengkalibrasi instrumen yang mengukur atau menguji parameter listrik seperti tegangan, arus, resistansi, induktansi, kapasitansi, waktu dan frekuensi. Instrumen yang biasa dipakai antara lain osiloskop, clamp meter, multimeter, data logger, dan penguji insulasi. 

Electronic calibration adalah proses high level yang membutuhkan penggunaan kalibrator yang tepat. Tujuannya adalah untuk menilai kinerja kriteria penting dalam perangkat lain yang disebut sebagai unit yang diuji.

4. Kalibrasi Mekanis (Mechanical Calibration)

Instrumen pada mechanical calibration cenderung mengacu sebagai akibat dari penggunaan berulang, tekanan mekanis, dan paparan kondisi udara yang berfluktuasi. Karena kondisi seperti itu, kalibrasi mekanis adalah solusi yang sangat penting untuk mengatasi kesalahan peralatan. 

Massa, volume, densitas, gaya, torsi, dimensi, sudut, kerataan, dan getaran adalah sifat utama yang memerlukan jenis kalibrator ini dalam atmosfer yang dikontrol suhu. Instrumen mechanical calibration yang paling umum adalah akselerometer, neraca, pengukur kekuatan, mikrometer, vernier, dan pengukur ketinggian.

5. Flow Calibration

Pengukur aliran atau sensor aliran adalah perangkat yang berfungsi untuk mengetahui laju aliran linier atau non-linier serta massa atau volumetrik dari cairan atau gas. Laju aliran adalah laju di mana fluida bergerak melalui pipa, lubang, atau bejana pada waktu tertentu. 

Pengukuran aliran menggunakan instrumen melalui cara yang terkontrol untuk mengatur kecepatan dan efisiensi proses serta perangkat aliran industri.

Supaya hasilnya akurat, perlu adanya calibration guna membantu memaksimalkan produksi, profitabilitas, dan kepatuhan terhadap standar peraturan. Pengukur aliran ini yang memverifikasi kualitas dan kuantitas produk atau bahan baku serta kuantitas bahan bakar.

Mengkalibrasi pengukur aliran secara teratur sangatlah penting  dan merupakan proses vital untuk menjamin bahwa pengukuran sudah akurat. Maka dari itu, operasional perusahaan bisa berjalan dengan aman, lancar, dan tepat waktu. 

Oleh karena itulah, banyak perusahaan yang tak ragu mempekerjakan teknisi mechanical calibration untuk membantu tugas selama pengembangan dan pengujian produk. Para profesional ini menggunakan berbagai alat, mulai dari osiloskop hingga kaliper saat melakukan pengkalibrasian. 

Para teknisi juga sering bepergian, terutama jika pabrik memiliki bangunan di lokasi tertentu untuk kalibrasi mekanis. Terdapat beberapa instrumen yang memerlukan jenis flow calibration ini, di antaranya pengukur aliran massa termal, rotameter gas dan udara, laminar flowmeters, dan turbine meters.

6. Pipette Calibration

Jenis kalibrasi ini sangat penting untuk hasil pemipetan yang akurat dan presisi di laboratorium. Teknisi harus mengikuti proses dan metode kalibrasi untuk semua jenis pipet yang ada di laboratorium.

Di antaranya ada pipet manual satu saluran, banyak saluran, dan pipet elektronik. Tujuan utamanya adalah untuk menjamin bahwa hasil pengukurannya memiliki presisi dan akurasi yang tinggi. Instrumen yang harus terkalibrasi pipet adalah mikropipet, gelas kimia, erlenmeyer, labu ukur, gelas ukur, dan buret.

7. Kalibrasi Massa / Berat (Mass/Weight Calibration)

Kalibrasi massa mengacu pada uji berat yang berguna untuk mengkalibrasi peralatan pengukuran seperti timbangan dan timbangan lab. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pengukuran massa yang dihasilkan oleh uji berat sesuai dengan pengukuran oleh uji berat standar nasional. 

Jika pengukuran uji berat Anda tidak cocok, maka Anda harus melakukan langkah penyesuaian. Beberapa contoh instrumen yang memerlukan calibration ini adalah timbangan bayi, timbangan analitik, timbangan badan, dan anak timbangan.

Sudah Lebih Mengenal Apa Itu Kalibrasi?

Dari uraian tentang pengertian, prosedur, manfaat, jenis, serta tujuan kalibrasi. Dapat Anda simpulkan bahwa proses ini sangatlah penting. Tujuannya agar semua alat pemantauan dan pengukuran tetap memiliki kinerja yang baik untuk menjaga kualitas bahan baku hingga menjadi produk akhir. 

Jika Anda memerlukan layanan kalibrasi laboratorium untuk perusahaan, Anda dapat melihat detail layanannya di website kami Laboratorium Solusi Indonesia atau langsung menghubungi kontak WA 0812 9208 0271