Back to Articles

Categories
Alat Laboratorium

Fungsi Inkubator Laboratorium, Manfaat, dan Cara Kerja

Fungsi inkubator ini sangat penting untuk proses inkubasi dan perkembangbiakan suatu mikroorganisme. Alat ini sering digunakan dalam bidang mikrobiologi. 

Apa Itu Inkubator Laboratorium?

Inkubator adalah jenis peralatan penting yang ada di laboratorium. Alat ini akan menyediakan lingkungan khusus dengan suhu terkontrol. Tujuannya adalah untuk mendukung pertumbuhan kultur mikrobiologis. 

Nah, inkubator laboratorium ini berbeda dengan tempat perlindungan bayi baru lahir yang berfungsi untuk menghindari virus dan bakteri. Sebab, bentuk dan fungsinya pun tidaklah sama. 

Selain itu, fungsi inkubator laboratorium ini lebih sebagai alat yang bisa Anda gunakan dalam penelitian laboratorium. Seperti penentuan coliform, inkubasi telur, penyimpanan dengan sistem pemanas, pengujian makanan dan minuman, hingga pengujian bidang farmasi. 

Fungsi Inkubator Laboratorium

Beberapa dari Anda mungkin sudah tidak asing dengan inkubator laboratorium ini. Namun, beberapa orang mungkin juga berpikir bahwa alat inkubator ini merupakan tempat perlindungan bayi baru lahir agar terhindar dari virus dan bakteri. 

Padahal, inkubator laboratorium ini adalah peralatan penting yang menyediakan lingkungan dengan suhu terkontrol untuk mendukung adanya pertumbuhan mikrobiologis. 

Selain itu, inkubator ini juga merupakan sebuah perangkat tertutup yang bisa mengoptimalkan suhu dan kelembaban dengan tujuan agar organisme sel bisa berkembang dengan baik. 

Bentuk fisik dari inkubator ini sendiri menyerupai oven laboratorium, namun fungsinya berbeda. Dalam skala laboratorium, inkubator ini merupakan alat penting untuk menumbuhkan atau inkubasi mikroorganisme dalam kondisi buatan. 

Inkubator ini bisa Anda gunakan untuk budidaya organisme uniseluler dan multiseluler. Fungsinya pun sangat penting untuk banyak pekerjaan eksperimental dalam biologi sel, mikrobiologi, hingga biologi molekuler. 

Jadi, sudah jelas bahwa fungsi dari alat ini adalah sebagai alat pendukung dalam proses pertumbuhan kultur bakteri untuk bidang mikrobiologi. 

Nah, berikut ini adalah beberapa fungsi inkubator lain yang perlu Anda ketahui. 

  1. Sebagai media membudidayakan organisme sel, baik uniseluler maupun multiseluler. 
  2. Untuk memproduksi kumpulan mikroba. 
  3. Alat pengembangbiakan serangga, dan penetasan telur pada laboratorium zoologi. 
  4. Inkubator bisa Anda gunakan sebagai tempat penyimpanan sampel sebelum memprosesnya dalam laboratorium. 
  5. Fungsi alat inkubator selanjutnya adalah untuk mempercepat laju pertumbuhan objek yang sulit tumbuh secara alami atau yang perlu waktu cukup lama untuk tumbuh secara mandiri. 
  6. Melakukan reproduksi koloni mikroba dan penentuan kebutuhan oksigen biokimia selanjutnya.
  7. Tempat pembentukan kristal protein. 

Manfaat Inkubator Laboratorium

Setelah Anda memahami fungsi inkubator dalam laboratorium, maka Anda juga akan mengetahui apa sih sebenarnya manfaat dari inkubator ini. 

Inkubator sendiri merupakan sebuah perangkat yang berfungsi untuk mengontrol kondisi lingkungan, seperti suhu dan kelembaban. 

Inkubator laboratorium ini sering digunakan untuk penelitian pertumbuhan bakteri atau memberikan lingkungan yang cocok untuk kondisi biologis atau reaksi kimia. 

Ketika Anda melakukan pengembangbiakan bakteri tanpa menggunakan inkubator laboratorium ini, maka bakteri tersebut pun tidak akan bisa tumbuh. 

Penyebab bakteri tidak bisa tumbuh ini adalah karena suhu dan kelembabannya tidak bisa tercapai secara sempurna. Oleh karena itu, fungsi inkubator ini sangat penting dan dibutuhkan di laboratorium. 

Jadi, hingga saat ini banyak sekali orang yang memanfaatkan inkubator ini untuk mendiagnosa penyakit yang penyebabnya adalah virus dan bakteri. 

Cara Kerja Inkubator Laboratorium

Cara kerja dari inkubator laboratorium ini adalah dengan mengatur suhu dalam ruang isolasi yang sudah lengkap dengan timer. Tujuannya adalah agar Anda bisa mengatur waktu sesuai dengan masa inkubasi yang dibutuhkan. 

Pada umumnya, sebuah inkubator laboratorium akan bekerja pada rentang pengaturan suhu inkubator mulai dari 5 derajat celcius hingga 70 derajat celcius. Sedangkan untuk suhu optimal yang digunakan dalam penginkubasian media biakan ini adalah 37 derajat celcius. 

Saat ini, perangkat inkubator didesain modern menggunakan teknologi microprocessor controller. Nah, untuk fungsi dan cara kerja inkubator dari temperatur dan waktunya sendiri bisa Anda atur dan tampilkan dalam layar display secara digital. 

Sementara itu, terkait dengan kelembabannya, ada beberapa jenis inkubator yang memerlukan media air selama periode pertumbuhan mikrobanya. 

Untuk cara kerja dari inkubator ini sendiri sebenarnya hampir sama dengan oven laboratorium. Alat inkubator ini akan memanfaatkan panas dari aliran udara yang masuk melalui kinerja listrik. 

Proses pemanasannya sendiri akan dikonversikan ke seluruh dinding ruang inkubator. Maka dari itu, suhu akan tersebar ke seluruh sampel atau media biakannya secara sempurna.

Inkubator dengan desain yang modern ini sudah lengkap dengan pintu kaca transparan, sehingga Anda bisa melihat kondisi kultur media biakannya secara langsung. 

Cara Menggunakan Inkubator Laboratorium

Nah, untuk mengetahui bagaimana cara penggunaan dari fungsi inkubator ini sendiri sangat penting untuk Anda. Tujuannya adalah agar Anda bisa menggunakan inkubator ini secara benar dan mendapatkan hasil yang maksimal. 

  1. Pertama, pastikan bahwa Anda sudah menggunakan alat pelindung diri, seperti sarung tangan, masker, dan jas lab. 
  2. Hubungkan catu daya ke stop kontak listrik. 
  3. Tekan tombol ON untuk menyalakan inkubator tersebut. 
  4. Silakan atur suhu dengan menekan tombol timer sesuai dengan keinginan dan kebutuhan Anda. Pada umumnya, proses inkubasi ini akan menggunakan suhu 37 derajat celcius. 
  5. Periksa sensor sinyal CO2 tetap 5 persen. Tujuannya adalah untuk mempertahankan pH konstan pada pertumbuhan mikroorganisme yang ekstrem. Ketika Anda memeriksa sinyal sensor CO2 ini, maka Anda akan mendapatkan pengukuran CO2 yang perlu Anda tambah ke chamber. 
  6. Masukkan media kultur yang akan Anda inkubasi. Pastikan bahwa media tersebut sudah terisi dalam cawan petrinya. 
  7. Letakkan media kultur pada shelves atau rak dengan cara membalikkannya. Tutup cawan petri berada di bawah dan bagian yang ada kulturnya berada di bagian atas. 
  8. Selama inkubasi ini berlangsung, jangan membuka pintu inkubator berulang kali. 
  9. Proses inkubasi ini akan berlangsung selama 1×24 jam dan paling lama adalah 48 jam. 
  10. Setelah selesai, silakan Anda keluarkan kultur dari inkubator. Lalu, tekan tombol OFF untuk mematikan inkubator tersebut. 
  11. Cabut saklar untuk memastikan bahwa alat tersebut sudah mati. 
  12. Bersihkan bagian rak yang digunakan sebagai tempat penyimpanan cawan media kulturnya. 

Tipe Inkubator Laboratorium

Dari beberapa fungsi inkubator tersebut, tentunya ada beberapa tipe inkubator yang bisa Anda gunakan sesuai dengan kebutuhan. Mulai dari inkubator sebagai pendingin, untuk mempercepat pertumbuhan, hingga tipe portabel yang bisa Anda bawa kemana saja. 

Berikut ini ada beberapa tipe inkubator yang bisa Anda pilih sesuai dengan kebutuhan. 

1. Inkubator Benchtop

Inkubator tipe ini merupakan inkubator yang paling banyak digunakan di laboratorium. Pada umumnya, inkubator benchtop ini bisa Anda gunakan untuk mengisolasi organisme agar suhunya tetap terjaga.

Selain itu, tipe inkubator ini juga berfungsi untuk tidak membuat organismenya tercampur dengan mikroorganisme lainnya.

2. Inkubator Pengocok

Fungsi alat inkubator tipe ini adalah untuk membudidayakan mikroorganisme dengan cara mempercepat proses pengembangannya. 

Inkubator tipe ini akan mentransfer suhu panas dengan cepat dan merata ke seluruh bagian untuk mempercepat pertumbuhannya. 

Namun, inkubator tipe ini tidak bisa Anda gunakan untuk semua jenis objek. Anda hanya bisa menggunakan inkubator tipe ini untuk objek yang berbentuk cair. 

3. Inkubator CO2

Ada beberapa jenis bakteri yang perlu untuk Anda teliti dengan cara meningkatkan konsentrasi CO2-nya. Maka dari itu, fungsi inkubator CO2 ini bisa Anda gunakan untuk memfokuskan penelitian terhadap bakteri tersebut. 

Cara kerja dari tipe inkubator ini adalah dengan menjaga kelembaban dalam inkubator agar bakteri bisa tumbuh. Pada bagian bawah inkubatornya, terdapat kabinet yang berisi air untuk menjaga kelembapan inkubatornya. 

4. Inkubator Portable

Perlu Anda ketahui, bahwa ada beberapa peneliti yang harus bekerja secara langsung ke lapangan untuk mengumpulkan objek penelitian. Jadi, mereka tidak hanya bekerja dalam laboratorium saja. 

Oleh karena itu, biasanya para peneliti ini akan membutuhkan inkubator portable yang memiliki ukuran lebih kecil dari inkubator laboratorium. 

5. Inkubator Pendingin

Tipe inkubator ini juga sangat penting untuk menginkubasi organisme yang menjadi bahan penelitian. Inkubator pendingin ini sudah lengkap dengan kontrol pemanas dan pendingin yang harus selalu seimbang agar suhunya tetap terjaga. 

Sudah Lebih Mengenal Fungsi Inkubator Laboratorium?

Setelah Anda memahami fungsi inkubator, cara kerja, hingga tipe-tipenya, maka Anda tentu sudah paham bahwa dalam penggunaannya adalah untuk laboratorium. 

Tentunya dalam sebuah penelitian dibutuhkan inkubator yang berkualitas dan berteknologi tinggi. Tujuannya adalah agar bisa mendapatkan hasil yang lebih akurat. 

Untuk itu, Anda bisa menggunakan inkubator berkualitas tinggi dari Laboratorium Solusi Indonesia atau LSI. PT LSI menyediakan berbagai produk laboratorium untuk berbagai sektor bisnis yang tentu berpengalaman substansial. Jika Anda ingin konsultasi atau melakukan pembelian alat-alat laboratorium, bisa menghubungi Email Laboratorium Indonesia untuk keterangan lebih lanjut, ya. Selamat mencoba!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *