Categories
Alat Laboratorium Distributor Alat Lab

Shaker Laboratorium : Pengertian, Fungsi, Jenis dan Kegunaan

Apa Itu Shaker Laboratorium?

Mereka yang bergelut di dunia penelitian laboratorium, pasti sudah tidak asing dengan alat yang biasa disebut dengan shaker. Shaker laboratorium memiliki bentuk seperti oven yang biasa digunakan untuk kebutuhan laboratorium kimia maupun mikrobiologi.

Shaker adalah alat yang digunakan untuk melakukan pencampuran beberapa larutan dalam suatu wadah menjadi homogen. Wadah yang dimaksud disini bisa beaker glass, erlenmeyer dan peralatan gelas lainnya. Dapat dikatakan bahwa, shaker adalah alat laboratorium yang digunakan untuk menghomogenkan larutan dalam labu erlenmeyer atau media lainnya.

Fungsi Shaker Laboratorium

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, alat shaker memiliki fitur yang digunakan di dunia laboratorium. Model alat ini terdiri dari beberapa bagian yang dipadukan dengan alat yang membantu mencampur atau menghomogenkan larutan  kimia dan biologi. Setelah memahami  pengertian shaker ini, tentunya Anda sudah memahami fungsi dari shaker. Fungsi shaker adalah untuk mendapatkan solusi yang seragam. Shaker mungkin tidak hanya  untuk tujuan mendapatkan larutan yang seragam. Namun, beralih ke proses analisis zat terlarut untuk memastikan dispersi yang baik.

Alat shaker laboratorium ini juga memiliki dua model mesin yang memiliki gaya gerak yang berbeda. Ada yang di rancang dengan gerak linear yang mana shaker akan mengocok larutan dengan arah lurus dengan kecepatan getar yang lumayan besar. Sedangkan orbital shaker di buat dengan gaya getar yang lebih kecil dan mengarah memutar seperti putaran orbit.

Apa saja Jenis-Jenis Shaker Laboratorium ?

Shaker memiliki lebih dari satu model alat. Ada berbagai jenis  shaker dengan fungsi dan kegunaan yang berbeda. Terdapat 4 jenis shaker laboratorium yaitu sebagai berikut :

1. Platform Shaker

Source : JoanLab.com | JOAN LAB Platform Shaker OS-20 Orbital

Platform shaker adalah jenis alat shaker laboratorium eksperimental yang dicirikan oleh permukaan datar mesin. Permukaan datarnya berbentuk table top dan Anda dapat menggunakan alat ini untuk meletakkan botol kaca, gelas kimia, atau agitator Renmeier.

Jenis platform shaker ini bervariasi dalam getaran dan kecepatan putaran. Hal ini memungkinkan proses homogenisasi dilakukan dengan larutan dan viskositas yang berbeda untuk setiap sampel yang digunakan.

2. Vortex Shaker

Source : Ika.com | Shaker Vortex 3

Vortex Shaker memiliki bentuk yang kecil. Oleh karena itu, vortex shaker digunakan untuk menghomogenkan larutan dalam wadah kecil seperti tabung reaksi atau tabung mikro.

Selain  homogenisasi, vortex shaker ini juga membantu menghilangkan beberapa sel dari  zat dan  mencampur berbagai jenis larutan. Biasanya, jenis shaker ini ditemukan di laboratorium kultur sel  dan  mikrobiologi.

3. Orbital Shaker

Source : Ika.com | Orbital Shaker IKA KS 130 basic

Orbital shaker adalah jenis shaker llaboratorium eksperimental yang memiliki beberapa rintangan di atas mesin. Mekanisme alat ini menghasilkan getaran yang berputar seperti lintasan pada kecepatan  rendah.

Shaker jenis ini memiliki suhu dan gerak rotasi yang rendah. Oleh karena itu, sangat cocok untuk  sampel bahan mikroba seperti  jamur, bakteri dan spora. Karena agitasi dan suhu yang rendah,  orbital shaker dapat digunakan  dalam siklus panjang bahkan dengan inkubasi  24 jam.

4. Incubator Shaker

Source : Lauda.de | Varioshake VS 45 OI Shaking incubator

Incubator shaker memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan ketiga jenis shaker lainnya. Incubator shaker tidak hanya dapat menyebabkan rotasi dan getaran, tetapi juga  mempertahankan keadaan sampel. Karena kelebihan tersebut, inkubator shaker sangat cocok  untuk kultur mikroorganisme dan DNA.

Incubator shaker adalah jenis  shaker dengan penutup transparan di bagian atas mesin. Bentuknya menyerupai inkubator yang membantu menghomogenkan beberapa zat biologis seperti mikroorganisme dan DNA. Selain itu, alat ini juga sebagai stabilizer untuk zat tersebut dan menjaga suhu dan kondisi suhu  yang baik untuk larutan seperti mikroorganisme.

Fungsi Shaker Laboratorium

Fungsi Shaker memiliki peran penting dalam laboratorium, terutama di laboratorium mikrobiologi, biologi dan kimia. Mengapa ? Karena shaker laboratorium memiliki kegunaan untuk mengaduk atau menghomogenkan larutan. Hal ini sangat berguna untuk proses analisa laboratorium. Karena  homogenisasi, alat ini dapat membantu sel mikroba tumbuh pada media yang digunakan.

Shaker digunakan untuk homogenisasi mikroba yang telah dicampur ke dalam media. Media yang digunakan pun biasanya adalah media agarosa. Tak hanya untuk mencampur larutan, fungsi shaker juga digunakan untuk menumbuhkan mikroba tersebut secara merata. Dengan melakukan pengadukan dalam beberapa jam, maka mikroba yang dikembangkan pada media agar pun akan berkembang biak menjadi sel-sel mikroba baru, yang dapat digunakan dalam penelitian mikrobiologi selanjutnya.

Kemudian untuk pertanyaan selanjutnya adalah “sampel apa saja yang bisa menggunakan shaker ?” Jawabannya adalah terdapat berbagai sampel yang dapat diuji oleh shaker, diantaranya yaitu untuk penggunaan laboratorium di bidang farmasi, biologi dan kimia. Pada dunia farmasi, shaker digunakan untuk perbanyakan endofit di kebun. Endofit yang terdapat pada tanaman, dipindahkan ke  media agar yang telah disiapkan. Selanjutnya, perlu adanya tahapan penumbuhan bakteri untuk mendapatkan banyak bakteri endogen yang biasanya dilakukan dengan metode homogenasi menggunakan alat shaker.

Mengenai urusan pengadaan shaker atau alat-alat lab lainnya, serahkan saja kepada Laboratorium Solusi Indonesia sebagai penyedia alat-alat laboratorium terbaik di Indonesia. Selamat mencoba!

Categories
Alat Laboratorium Distributor Alat Lab

Termometer Laboratorium : Pengertian, Fungsi, dan Jenis-Jenis

Apa itu Termometer Laboratorium?

Termometer Laboratorium merupakan suatu alat pengukur temperatur atau suhu yang biasa digunakan di Laboratorium. Termometer Laboratorium umumnya memiliki bentuk yang memanjang dan dilengkapi dengan skala angka yang menunjukkan suhu. Meskipun saat ini ada juga termometer digital ataupun termometer infrared namun dalam fungsi laboratorium, umumnya digunakan termometer konvensional.

Temperatur Laboratorium itu sendiri merupakan ukuran dari suatu panas dimana adanya panas tersebut yang akan membentuk energi yang dalam thermokimia kita ketahui dengan satuan ukuran joule. Perubahan panas dalam kimia dapat diukur dan ditentukan secara pasti dengan menggunakan termometer ini.

Kegunaan Termometer Laboratorium

Contoh kegunaan termometer laboratorium adalah sebagai pengukur suhu uap dalam proses untuk arti destilasi. Dalam rangkaian destilasi terdapat termometer di bagian penghubung yang bertujuan untuk mengetahui suhu uap yang telah naik dari camuran yang akan di destilasi.

Untuk mengukur suhu dari suatu sistem, termometer terdapat beberapa satuan yang umum digunakan dalam pengukuran suhu. Beberapa diantaranya adalah Celsius (°C), Kelvin (K), dan Fahrenheit (°F). Setiap satuan tersebut tentu memiliki nilai konversinya masing masing.

Apa Saja Perbedaan antara Termometer Laboratorium dengan Termometer Klinis?

Termometer laboratorium itu sendiri memiliki perbedaan mendasar dengan termometer klinis atau yang biasa digunakan oleh dokter. Termometer klinis digunakan untuk mengukur suhu dari tubuh manusia sehingga rentang suhu yang digunakan cukup rendah yakni 35°C sampai 42°C. Sedangkan termometer laboratorium digunakan untuk mengukur suhu sistem, bahan kimia ataupun suatu reaksi kimia sehingga menggunakan rentang pengukuran yang lebih jauh misalnya 0°C sampai 350°C.

Fungsi Termometer Laboratorium

Fungsi Temometer Laboratorium yaitu untuk mengukur titik didih atau titik beku dalam sebuah penelitian. Sebuah termometer laboratorium mempunyai skala suhu yang luas yaitu berkisar antara -10°C hingga 110°C dibandingkan dengan termometer klinis yang hanya mempunyai skala dari 35°C hingga 42°C.

Biasanya, termometer laboratorium menggunakan zat cair raksa atau alkohol yang terdapat di dalam sebuah pipa kapiler yang dilindungi oleh tabung atau dinding termometer.

Jenis-jenis Termometer Laboratorium

Jenis-jenis Termometer dan Fungsinya – Berbagai jenis termometer dimaksudkan untuk digunakan mengukur berbagai jenis lingkungan untuk pengaturan suhu.

1. Termometer Infrared (Thermal)

Sumber : Tokopedia | Thermometer Infrared GM320

Termometer infrared adalah termometer yang menyimpulkan suhu dari sebagian radiasi termal (terkadang disebut radiasi benda-hitam) yang dipancarkan oleh objek yang diukur.

Termometer ini juga kadang disebut termometer laser karena menggunakan laser untuk membantu mengarahkan termometer, serta termometer nonkontak atau termometer pistol untuk menggambarkan kemampuan perangkat ini untuk mengukur suhu dari jarak jauh.

Dengan mengetahui jumlah energi inframerah yang dipancarkan oleh objek dan emisivitasnya, suhu suatu objek dapat diketahui dalam kisaran tertentu dari suhu aktualnya. Termometer inframerah merupakan bagian dari perangkat yang dikenal sebagai “termometer radiasi termal”.

Desain dasar perangkat ini terdiri atas lensa untuk memfokuskan radiasi termal inframerah menuju detektor, yang mengubah daya radiasi menjadi sinyal listrik yang dapat ditampilkan dalam satuan suhu setelah dikompensasi dengan suhu sekitar. Hal ini memungkinkan pengukuran suhu dari jarak jauh tanpa kontak dengan objek yang akan diukur.

Termometer inframerah nonkontak berguna untuk mengukur ketika termokopel atau sensor tipe probe lainnya tidak dapat digunakan atau tidak menghasilkan data yang akurat karena berbagai alasan.

2. Termometer Liquid-in-Glass

Sumber : coleparmer.de | Liquid-In-Glass Thermometer, -40 to 120°F

Termometer jenis ini merupakan termometer yang paling sering digunakan dalam laboratorium. Termometer laboratorium memiliki bentuk seperti batangan yang panjang dengan bohlam perak di bagian bawahnya.

Warna perak yang ada di dalam bohlam, tersebut adalah merkuri yang dapat memuai ketika terjadi peningkatan suhu dan juga dapat menyusut bila terjadi penurunan suhu.

3. Termometer Strip Bimetalic

Sumber : afriso.com | Bimetal Thermometer BiTh Ch – Afriso

Termometer jenis strip bimetallic terbuat dari dua logam yang diikat menjadi satu. Biasanya, termometer ini digunakan untuk mengontrol suhu sehingga sangat cocok untuk digunakan dalam penelitian yang membutuhkan perhitungan zat atau benda bersuhu tinggi dengan akurat.

Cara kerja termometer ini adalah ketika suhu naik, strip bimetallic akan melengkung ke arah logam yang memiliki koefisien suhu yang rendah dan sebaliknya, ketika suhu turun maka strip bimetallic akan melengkung ke arah logam dengan koefisien suhu yang tinggi.

Termometer bimetal mekanik adalah sebuah termometer yang terbuat dari dau buah kepingan logam yang memiliki koefisien muai berbeda yang dikeling (dipelat) menjadi satu. Kata bimetal sendiri memiliki arti yaitu be berarti dua sedangkan kata metal berarti logam, sehingga bimetal berarti “dua logam”.

3. Termometer Thermistor

Sumber : tokopedia | Hanna Instruments Waterproof Foodcare Thermistor HI 93503

Thermistor merupakan perpaduan antara termal dan resistor dan merupakan jenis termometer elektronik. Oleh karena itu, termometer ini mampu mengukur perubahan hambatan listrik dan mengubahnya menjadi perubahan suhu.

5. Termometer Raksa

Sumber : digital-meter-indonesia.com | Termometer Raksa

Termometer raksa adalah termometer yang tersusun dari zat cair raksa pada bagian sensornya. Termometer yang menggunakan air raksa memiliki beberapa kelebihan seperti mudah untuk digunakan karena raksa memiliki warna yang mengkilat sehingga mata kita akan mudah dalam melihat perubahan suhu yang terjadi. Kemudian air raksa juga tidak akan menempel di permukaan kaca ketika terjadi pemuaian ataupun penyusutan.

Jarak suhu yang dapat dicapai raksa juga cukup besar yakni dari -40oC hingga 350oC. Artinya yaitu termometer raksa dapat digunakan untuk mengukur perubahan suhu dengan rentang tersebut yang cukup besar.

Namun termometer raksa juga memiliki kekurangan yakni harga yang cukup mahal. Selain itu raksa juga salah satu zat kimia berbahaya sehingga akan sangat berbahaya jika tabung termometer pecah dan bahan tersebut mengenai kulit kita.

6. Termometer Alkohol

Sumber : bukalapak.com | Termometer Alkohol 0 – 150 Degree Celcius

Jenis lain dari termometer liquid yaitu termometer alkohol dimana termometer ini tersusun dari alkohol pada bagian pengukur suhu. Termometer alkohol menjadi termometer yang paling umum digunakan dan banyak kita temui juga pada bidang medis.

Termometer alkohol memiliki kelebihan yakni harga yang relatif lebih murah dibandingkan termometer raksa. Memiliki sensitivitas yang tinggi sehingga lebih teliti jika digunakan pada pengukuran suhu rendah jika dibandingkan raksa. Selain itu alkohol juga bukan zat yang berbahaya sehingga aman walaupun terkena kulit.

Namun termometer alkohol memiliki keterbatasan dalam rentang pengukuran dimana titik didih alkohol hanya 78°C sehingga membuat jarak pengukuran suhunya terbatas. Selain itu alkohol juga memiliki warna bening sehingga dalam penggunaannya harus menggunakan pelarut berwarna sehingga dapat dilihat oleh mata kita.

7. Termometer Klinis

Sumber : pengertianilmu.com | Termometer Klinis

Termometer klinis digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia. Ada dua macam termometer klinis, yaitu termometer klinis analag dan termometer klinis digital. Hasil pengukuran termometer analog ditunjukkan dengan angka-angka skala yang tercetak di samping permukaan raksa dalam pipa kapiler.

8. Termometer Dinding

Sumber : alibaba.com | Thermometer Hygrometer type HTC1

Termometer dinding digunakan untuk mengukur suhu ruangan. Skala termometer dinding berkisar antara -50°C sampai 50°C.

9. Termometer Resistensi

Sumber : tamboenman.xyz | Termometer Resistensi Platinum

Termometer Resistensi dirancang untuk mengukur suhu antara -250°C dan 700°C dengan mencatat perubahan resistensi cairan yang mengalir melalui kawat platinum dalam.

10. Thermocouple

Sumber : ebay.com | Dual Channel K-type Digital Thermocouple

Thermocouple merupakan termometer yang menggunakan bahan bimetal sebagai alat pokoknya. Ketika terkena panas maka bimetal akan bengkok ke arah yang koefesienya lebih kecil.

Pemuaian ini kemudian dihubungkan dengan jarum dan menunjukkan angka tertentu.. Ini adalah model yang sangat sensitif yang dapat memberikan hasil yang akurat suhu antara -250°C dan 1600°C.

11. Termometer Sensor Ganda

Sumber : tokopedia | Termometer Digital Sensor Suhu Ganda Ukuran 1m C ° F 12

Termometer ini dirancang untuk penggunaan profesional karena mereka menyediakan pembacaan ganda lingkungan yang dapat tetap stabil untuk jangka waktu yang lama.

Pembaca utama termometer ini dapat dipasang ke meja atau dinding dan penelitian dapat dimasukkan ke dalam berbagai lingkungan untuk pembacaan.

12. Termometer Gas

Sumber : artikelmateri.com | Termometer Gas

Termometer gas adalah jenis yang sangat umum dari termometer industri yang digunakan untuk menjaga suhu gas yang disimpan tetap konstan dalam area terbatas. Tekanan gas ini akan diukur untuk menentukan temperatur didalam.

Cara Menentukan Termometer Laboratorium yang Sesuai

Memilih termometer yang tepat untuk suatu pekerjaan sangat penting agar mendapatkan pembacaan yang akurat pada benda yang Anda ukur. Ada berbagai termometer yang tersedia, masing-masing dengan penggunaan tertentu.

Memahami bagaimana termometer yang berbeda bekerja akan membantu Anda untuk menemukan termometer yang akan paling cocok untuk kebutuhan Anda.

Hal ini akan membantu untuk memastikan bahwa hasil yang Anda berikan sangat kredibel sehingga Anda dapat mempercayai informasi yang Anda gunakan untuk membuat keputusan.

Sudah Paham dengan Jenis dan Kegunaan Termometer Laboratorium?

Setelah menyimak jenis-jenis dan kegunaan beserta fungsi termometer laboratorium, Anda sadar bahwa keberadaan termometer di laboratorium sangat berpengaruh. Untuk pengadaan termometer dapat lebih dari satu, tergantung penggunaannya masing-masing.

Oleh karena itu, banyak perusahaan laboratorium yang mencari pengadaan alat laboratorium atau melakukan servis di perusahaan laboratorium terbaik. guna mendapatkan masa penggunaan alat dalam jangka panjang.

Mengenai urusan pengadaan termometer laboratorium atau alat-alat lab lainnya, serahkan saja kepada Laboratorium Solusi Indonesia sebagai penyedia alat-alat laboratorium terbaik di Indonesia. Selamat mencoba!

Categories
Alat Laboratorium Distributor Alat Lab

Gambar Bagian-Bagian Inkubator Laboratorium dan Fungsinya

Inkubator yang ada di dalam laboratorium biasanya berfungsi sebagai wadah untuk melakukan inkubasi serta perkembangan mikroba atau mikroorganisme. Sehingga sebelum mempelajari cara menggunakannya, Anda perlu mengetahui bagian bagian inkubator laboratorium berikut, serta memahami kegunaannya.

Bagian-Bagian Inkubator Laboratorium

Inkubator memiliki beberapa bagian, di mana bagian-bagian itu memiliki fungsinya masing-masing. Simak fungsi inkubator dan bagian bagiannya berikut ini!

1. Kabinet

istock

Salah satu komponen penting dalam inkubator laboratorium dan bagian bagiannya adalah kabinet itu sendiri. Kabinet yang berbentuk seperti rak dengan kapasitas hingga 800 liter ini memiliki dua jenis dinding yang berbeda. 

Pada bagian luar dinding kabinet terbuat dari stainless steel, sedangkan dalamnya terbuat dari bahan aluminium. Sehingga inkubator ini bisa menahan panas sampai dengan suhu tinggi. Terlebih lagi, dalam kabinet ini juga terdapat proveksi untuk meletakkan rak di dalamnya.

2. Pintu Inkubator

istock

Jika Anda melihat pada gambar bagian bagian inkubator pada laboratorium dan fungsinya, maka di posisi paling depan terdapat pintu inkubator. Pintu ini terbuat dari bahan yang sama dengan kabinet. 

Fungsinya supaya bagian dalam kabinet tidak terkontaminasi dengan udara dan bakteri yang ada di luar kabinet. Sehingga pintu ini juga harus selalu dalam keadaan tertutup, meskipun kabinet telah dibersihkan.

3. Tempered Glass

istock

Selain pintu, tempered glass pada inkubator dan bagian bagiannya hadir sebagai proteksi ekstra sehingga kabinet tidak terkontaminasi. Tempered glass ini terletak di tengah-tengah antara pintu inkubator dengan kabinet dalam inkubator. 

Sesuai dengan namanya, tempered glass ini terbuat dari kaca dengan ketebalan yang cukup besar dan kuat. Sehingga Anda tetap bisa mengamati proses inkubasi dari luar kaca transparan tersebut, tanpa perlu mengkontaminasi proses inkubasi.

4. Shelves (Rak)

istock

Pada bagian bagiannya kabinet inkubator di laboratorium, terdapat shelves atau sebuah rak. Rak-rak ini akan menjadi tempat untuk meletakkan media kultur, dimana biasanya telah dimasukkan ke dalam cawan petri. Biasanya shelves ini bisa tidak permanen sehingga lebih mudah dalam pembersihan kabinet inkubator.

5. Gasket Pintu Asbes

istock

Pada bagian tempered glass, terdapat juga gasket pintu asbes yang berfungsi untuk menahan udara luar agar tidak masuk ke dalam kabinet. Sehingga menjaga bagian dalam kabinet menjadi kedap udara. 

Hal ini juga bertujuan supaya tidak ada pertumbuhan bakteri di sekitar kabinet ataupun di bagian dalamnya yang terbawa oleh aliran udara masuk.

6. Control Panel

istock

Control panel pada gambar bagian bagian inkubator laboratorium di atas berguna untuk mengecek parameter suhu serta tingkat kelembaban di dalam kabinet. Anda bisa melihatnya melalui angka-angka yang ada di menu control panel ini. 

Selain itu, pada control panel tersebut juga terdapat tombol-tombol untuk mengatur suhu yang Anda inginkan. Pengaturan suhu hanya bisa Anda lakukan dari luar inkubator sebab control panel ini berada di bagian atas pintu inkubator.

7. Tombol ON/OFF

istock

Seperti yang Anda ketahui, tombol ON/OFF ini merupakan bagian bagian yang penting dalam semua alat dan tidak terkecuali pada inkubator laboratorium. 

Tombol untuk menyalakan atau mematikan ini biasanya terletak di dekat control panel, sehingga ketika mengaturnya Anda bisa langsung menyalakan atau mematikan mesin inkubator tersebut.

8. Thermostat

Sumber: iStock

Gambar bagian bagian inkubator laboratorium di atas adalah thermostat dan fungsinya untuk menjaga suhu yang telah Anda sesuaikan. 

Ketika Anda telah mengatur ukuran suhu dan kelembaban dengan control panel, maka thermostat secara otomatis akan mengeluarkan suhu dengan angka yang sama. Thermostat akan terus menjaga konsistensi suhu pada inkubator.

9. Thermometer

Sumber: iStock

Saat sedang melakukan proses inkubasi, Anda juga bisa melakukan pengamatan suhu dengan mudah melalui termometer yang ada pada bagian luar. Termometer seperti pada gambar bagian bagian inkubator laboratorium ini terletak di dinding atas inkubator.

10. HEPA Filter

Sumber: ivfstore

Hepa filter dalam inkubator juga berguna untuk menyaring udara yang kotor, sehingga tidak masuk ke dalam inkubator. Selain itu, adanya HEPA filter ini bisa meminimalisir kemungkinan adanya kontaminasi pada media kultur. Tapi, tidak semua inkubator memiliki bagian HEPA filter ini, tergantung jenis dan modelnya.

11. Kontrol Kelembaban Gas

Sumber: iStock

Dalam sebuah inkubator, yang perlu Anda perhatikan tidak hanya suhunya saja tapi juga kelembaban. Oleh karena itu, salah satu bagian yang bisa membantu Anda mengontrol kelembaban adalah dengan alat pengatur kontrol kelembaban gas.

Di bawah inkubator terdapat reservoir yang berisi air, yang kemudian akan diuapkan sehingga kondisi inkubator jadi tetap lembab. Selain itu, terdapat pula ruang untuk gas yang mana membantu menyediakan konsentrasi CO2 sesuai kebutuhan.

Fungsi Inkubator Laboratorium

Melalui pemahaman yang baik tentang bagian bagian inkubator laboratorium dan fungsinya, akan memudahkan Anda untuk mengerti apa saja tujuan penggunaannya. Sehingga nantinya gambaran mengenai prosedur pemakaian inkubator juga menjadi jauh lebih mudah.

Inkubator laboratorium sendiri sebenarnya memiliki beberapa jenis, namun pada dasarnya semua memiliki fungsi yang serupa. Berikut ini ulasan mengenai apa saja fungsi inkubator dan peranannya di dalam laboratorium.

1. Wadah Budidaya Organisme

Inkubator pada umumnya menjadi tempat penyimpanan media kultur untuk pengembangan berbagai macam organisme. Misalnya seperti organisme sel, baik uniseluler maupun multiseluler. Inkubator ini akan membantu menjaga organisme atau objek di dalamnya berada pada kondisi suhu yang sama dan konsisten.

2. Memproduksi Mikroba

Selain pengembangan organisme, inkubator juga sering menjadi alat bantu untuk memproduksi mikroba dalam jumlah besar. Hal ini biasanya sesuai kebutuhan penelitian pada setiap laboratorium. 

Sebab, jika hanya sekedar diletakkan di luar, produksi mikroba bisa gagal akibat kontaminasi bakteri dan zat lain dari udara dan peralatan.

3. Membantu Pengembangbiakan pada Laboratorium Zoologi

Bagian bagian inkubator laboratorium juga berperan penting sebagai tempat untuk mengembangbiakan organisme sel telur serangga. Yang mana hal ini banyak Anda temui pada laboratorium zoologi. Sebab, fitur pada inkubator bisa membantu proses perkembangbiakan dengan lebih cepat.

4. Penyimpanan Sampel

Anda mungkin juga sering menemukan berbagai sampel penelitian yang tersimpan rapi di dalam kabinet inkubator. Hal ini sebab suhu yang stabil dalam inkubator bisa membantu menginkubasi berbagai sampel di dalamnya. Sehingga selalu dalam kondisi yang baik dan tidak rusak atau terkontaminasi.

5. Membantu Mempercepat Pertumbuhan Objek Penelitian

Banyak peneliti yang menggunakan inkubator sebagai tempat untuk menginkubasi atau sekedar wadah penelitian karena bisa mempermudah proses penelitian. Selain itu, inkubator juga mempercepat pertumbuhan objek penelitian. 

Pada beberapa sampel organisme yang memiliki pertumbuhan lambat, akan jauh lebih cepat apabila disimpan pada inkubator. Sehingga penelitian bisa lebih cepat selesai.

Sudah Paham dengan Bagian Bagian Inkubator Laboratorium?

Setelah menyimak bagian bagian inkubator laboratorium beserta fungsinya, Anda sadar bahwa keberadaan inkubator di laboratorium sangat berpengaruh. Besarnya kapasitas pemakaian alat inkubator ini menunjukan bahwa ketersediaannya di dalam laboratorium bisa lebih dari satu. 

Oleh karena itu, banyak laboratorium yang mencari pengadaan alat laboratorium atau melakukan servis di perusahaan laboratorium terbaik. Guna mendapatkan masa penggunaan alat dalam jangka panjang, dan menjaga inkubator tetap prima. 

Mengenai urusan pengadaan inkubator atau alat-alat lab lainnya, serahkan saja kepada Laboratorium Solusi Indonesia sebagai penyedia alat-alat laboratorium terbaik di Indonesia. Selamat mencoba!

Categories
Alat Laboratorium

Fungsi Inkubator Laboratorium, Manfaat, dan Cara Kerja

Fungsi inkubator ini sangat penting untuk proses inkubasi dan perkembangbiakan suatu mikroorganisme. Alat ini sering digunakan dalam bidang mikrobiologi. 

Apa Itu Inkubator Laboratorium?

Inkubator adalah jenis peralatan penting yang ada di laboratorium. Alat ini akan menyediakan lingkungan khusus dengan suhu terkontrol. Tujuannya adalah untuk mendukung pertumbuhan kultur mikrobiologis. 

Nah, inkubator laboratorium ini berbeda dengan tempat perlindungan bayi baru lahir yang berfungsi untuk menghindari virus dan bakteri. Sebab, bentuk dan fungsinya pun tidaklah sama. 

Selain itu, fungsi inkubator laboratorium ini lebih sebagai alat yang bisa Anda gunakan dalam penelitian laboratorium. Seperti penentuan coliform, inkubasi telur, penyimpanan dengan sistem pemanas, pengujian makanan dan minuman, hingga pengujian bidang farmasi. 

Fungsi Inkubator Laboratorium

Beberapa dari Anda mungkin sudah tidak asing dengan inkubator laboratorium ini. Namun, beberapa orang mungkin juga berpikir bahwa alat inkubator ini merupakan tempat perlindungan bayi baru lahir agar terhindar dari virus dan bakteri. 

Padahal, inkubator laboratorium ini adalah peralatan penting yang menyediakan lingkungan dengan suhu terkontrol untuk mendukung adanya pertumbuhan mikrobiologis. 

Selain itu, inkubator ini juga merupakan sebuah perangkat tertutup yang bisa mengoptimalkan suhu dan kelembaban dengan tujuan agar organisme sel bisa berkembang dengan baik. 

Bentuk fisik dari inkubator ini sendiri menyerupai oven laboratorium, namun fungsinya berbeda. Dalam skala laboratorium, inkubator ini merupakan alat penting untuk menumbuhkan atau inkubasi mikroorganisme dalam kondisi buatan. 

Inkubator ini bisa Anda gunakan untuk budidaya organisme uniseluler dan multiseluler. Fungsinya pun sangat penting untuk banyak pekerjaan eksperimental dalam biologi sel, mikrobiologi, hingga biologi molekuler. 

Jadi, sudah jelas bahwa fungsi dari alat ini adalah sebagai alat pendukung dalam proses pertumbuhan kultur bakteri untuk bidang mikrobiologi. 

Nah, berikut ini adalah beberapa fungsi inkubator lain yang perlu Anda ketahui. 

  1. Sebagai media membudidayakan organisme sel, baik uniseluler maupun multiseluler. 
  2. Untuk memproduksi kumpulan mikroba. 
  3. Alat pengembangbiakan serangga, dan penetasan telur pada laboratorium zoologi. 
  4. Inkubator bisa Anda gunakan sebagai tempat penyimpanan sampel sebelum memprosesnya dalam laboratorium. 
  5. Fungsi alat inkubator selanjutnya adalah untuk mempercepat laju pertumbuhan objek yang sulit tumbuh secara alami atau yang perlu waktu cukup lama untuk tumbuh secara mandiri. 
  6. Melakukan reproduksi koloni mikroba dan penentuan kebutuhan oksigen biokimia selanjutnya.
  7. Tempat pembentukan kristal protein. 

Manfaat Inkubator Laboratorium

Setelah Anda memahami fungsi inkubator dalam laboratorium, maka Anda juga akan mengetahui apa sih sebenarnya manfaat dari inkubator ini. 

Inkubator sendiri merupakan sebuah perangkat yang berfungsi untuk mengontrol kondisi lingkungan, seperti suhu dan kelembaban. 

Inkubator laboratorium ini sering digunakan untuk penelitian pertumbuhan bakteri atau memberikan lingkungan yang cocok untuk kondisi biologis atau reaksi kimia. 

Ketika Anda melakukan pengembangbiakan bakteri tanpa menggunakan inkubator laboratorium ini, maka bakteri tersebut pun tidak akan bisa tumbuh. 

Penyebab bakteri tidak bisa tumbuh ini adalah karena suhu dan kelembabannya tidak bisa tercapai secara sempurna. Oleh karena itu, fungsi inkubator ini sangat penting dan dibutuhkan di laboratorium. 

Jadi, hingga saat ini banyak sekali orang yang memanfaatkan inkubator ini untuk mendiagnosa penyakit yang penyebabnya adalah virus dan bakteri. 

Cara Kerja Inkubator Laboratorium

Cara kerja dari inkubator laboratorium ini adalah dengan mengatur suhu dalam ruang isolasi yang sudah lengkap dengan timer. Tujuannya adalah agar Anda bisa mengatur waktu sesuai dengan masa inkubasi yang dibutuhkan. 

Pada umumnya, sebuah inkubator laboratorium akan bekerja pada rentang pengaturan suhu inkubator mulai dari 5 derajat celcius hingga 70 derajat celcius. Sedangkan untuk suhu optimal yang digunakan dalam penginkubasian media biakan ini adalah 37 derajat celcius. 

Saat ini, perangkat inkubator didesain modern menggunakan teknologi microprocessor controller. Nah, untuk fungsi dan cara kerja inkubator dari temperatur dan waktunya sendiri bisa Anda atur dan tampilkan dalam layar display secara digital. 

Sementara itu, terkait dengan kelembabannya, ada beberapa jenis inkubator yang memerlukan media air selama periode pertumbuhan mikrobanya. 

Untuk cara kerja dari inkubator ini sendiri sebenarnya hampir sama dengan oven laboratorium. Alat inkubator ini akan memanfaatkan panas dari aliran udara yang masuk melalui kinerja listrik. 

Proses pemanasannya sendiri akan dikonversikan ke seluruh dinding ruang inkubator. Maka dari itu, suhu akan tersebar ke seluruh sampel atau media biakannya secara sempurna.

Inkubator dengan desain yang modern ini sudah lengkap dengan pintu kaca transparan, sehingga Anda bisa melihat kondisi kultur media biakannya secara langsung. 

Cara Menggunakan Inkubator Laboratorium

Nah, untuk mengetahui bagaimana cara penggunaan dari fungsi inkubator ini sendiri sangat penting untuk Anda. Tujuannya adalah agar Anda bisa menggunakan inkubator ini secara benar dan mendapatkan hasil yang maksimal. 

  1. Pertama, pastikan bahwa Anda sudah menggunakan alat pelindung diri, seperti sarung tangan, masker, dan jas lab. 
  2. Hubungkan catu daya ke stop kontak listrik. 
  3. Tekan tombol ON untuk menyalakan inkubator tersebut. 
  4. Silakan atur suhu dengan menekan tombol timer sesuai dengan keinginan dan kebutuhan Anda. Pada umumnya, proses inkubasi ini akan menggunakan suhu 37 derajat celcius. 
  5. Periksa sensor sinyal CO2 tetap 5 persen. Tujuannya adalah untuk mempertahankan pH konstan pada pertumbuhan mikroorganisme yang ekstrem. Ketika Anda memeriksa sinyal sensor CO2 ini, maka Anda akan mendapatkan pengukuran CO2 yang perlu Anda tambah ke chamber. 
  6. Masukkan media kultur yang akan Anda inkubasi. Pastikan bahwa media tersebut sudah terisi dalam cawan petrinya. 
  7. Letakkan media kultur pada shelves atau rak dengan cara membalikkannya. Tutup cawan petri berada di bawah dan bagian yang ada kulturnya berada di bagian atas. 
  8. Selama inkubasi ini berlangsung, jangan membuka pintu inkubator berulang kali. 
  9. Proses inkubasi ini akan berlangsung selama 1×24 jam dan paling lama adalah 48 jam. 
  10. Setelah selesai, silakan Anda keluarkan kultur dari inkubator. Lalu, tekan tombol OFF untuk mematikan inkubator tersebut. 
  11. Cabut saklar untuk memastikan bahwa alat tersebut sudah mati. 
  12. Bersihkan bagian rak yang digunakan sebagai tempat penyimpanan cawan media kulturnya. 

Tipe Inkubator Laboratorium

Dari beberapa fungsi inkubator tersebut, tentunya ada beberapa tipe inkubator yang bisa Anda gunakan sesuai dengan kebutuhan. Mulai dari inkubator sebagai pendingin, untuk mempercepat pertumbuhan, hingga tipe portabel yang bisa Anda bawa kemana saja. 

Berikut ini ada beberapa tipe inkubator yang bisa Anda pilih sesuai dengan kebutuhan. 

1. Inkubator Benchtop

Inkubator tipe ini merupakan inkubator yang paling banyak digunakan di laboratorium. Pada umumnya, inkubator benchtop ini bisa Anda gunakan untuk mengisolasi organisme agar suhunya tetap terjaga.

Selain itu, tipe inkubator ini juga berfungsi untuk tidak membuat organismenya tercampur dengan mikroorganisme lainnya.

2. Inkubator Pengocok

Fungsi alat inkubator tipe ini adalah untuk membudidayakan mikroorganisme dengan cara mempercepat proses pengembangannya. 

Inkubator tipe ini akan mentransfer suhu panas dengan cepat dan merata ke seluruh bagian untuk mempercepat pertumbuhannya. 

Namun, inkubator tipe ini tidak bisa Anda gunakan untuk semua jenis objek. Anda hanya bisa menggunakan inkubator tipe ini untuk objek yang berbentuk cair. 

3. Inkubator CO2

Ada beberapa jenis bakteri yang perlu untuk Anda teliti dengan cara meningkatkan konsentrasi CO2-nya. Maka dari itu, fungsi inkubator CO2 ini bisa Anda gunakan untuk memfokuskan penelitian terhadap bakteri tersebut. 

Cara kerja dari tipe inkubator ini adalah dengan menjaga kelembaban dalam inkubator agar bakteri bisa tumbuh. Pada bagian bawah inkubatornya, terdapat kabinet yang berisi air untuk menjaga kelembapan inkubatornya. 

4. Inkubator Portable

Perlu Anda ketahui, bahwa ada beberapa peneliti yang harus bekerja secara langsung ke lapangan untuk mengumpulkan objek penelitian. Jadi, mereka tidak hanya bekerja dalam laboratorium saja. 

Oleh karena itu, biasanya para peneliti ini akan membutuhkan inkubator portable yang memiliki ukuran lebih kecil dari inkubator laboratorium. 

5. Inkubator Pendingin

Tipe inkubator ini juga sangat penting untuk menginkubasi organisme yang menjadi bahan penelitian. Inkubator pendingin ini sudah lengkap dengan kontrol pemanas dan pendingin yang harus selalu seimbang agar suhunya tetap terjaga. 

Sudah Lebih Mengenal Fungsi Inkubator Laboratorium?

Setelah Anda memahami fungsi inkubator, cara kerja, hingga tipe-tipenya, maka Anda tentu sudah paham bahwa dalam penggunaannya adalah untuk laboratorium. 

Tentunya dalam sebuah penelitian dibutuhkan inkubator yang berkualitas dan berteknologi tinggi. Tujuannya adalah agar bisa mendapatkan hasil yang lebih akurat. 

Untuk itu, Anda bisa menggunakan inkubator berkualitas tinggi dari Laboratorium Solusi Indonesia atau LSI. PT LSI menyediakan berbagai produk laboratorium untuk berbagai sektor bisnis yang tentu berpengalaman substansial. Jika Anda ingin konsultasi atau melakukan pembelian alat-alat laboratorium, bisa menghubungi Email Laboratorium Indonesia untuk keterangan lebih lanjut, ya. Selamat mencoba!

Categories
Alat Laboratorium

Inkubator Laboratorium: Fungsi, Jenis, dan Cara Menggunakannya

Salah satu peralatan yang banyak digunakan di laboratorium yaitu Inkubator. Alat laboratorium ini memegang peranan penting dalam proses kerja di laboratorium karena menunjang banyak hal dalam proses uji coba. Mengapa demikian? Apa itu inkubator? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Apa Itu Inkubator Laboratorium?

Inkubator adalah alat yang dapat mengoptimalkan suhu dan kelembaban agar organisme sel seperti bakteri dapat berkembang biak dengan baik. Oleh karena itu, alat ini sering digunakan untuk membudidayakan bakteri atau organisme uniseluler maupun multiseluler di laboratorium. 

Tidak hanya itu, alat ini juga bisa kamu gunakan untuk menetaskan telur, menyimpan sampel, dan mempercepat laju pertumbuhan suatu objek yang sulit tumbuh di tempat alaminya. Jadi jika kamu ingin melakukan beberapa kegiatan tersebut, alat ini bisa membantu kamu.

Uniknya lagi, alat ini ternyata banyak jenisnya, loh. Nah, setiap jenis inkubator pun tentunya memiliki keunggulan dan fungsinya masing-masing. Misalnya portable inkubator yang bisa kamu bawa dan manfaatkan kemana-mana. Agar lebih jelasnya, yuk simak ulasannya berikut!

Jenis Inkubator Laboratorium

Adapun jenis-jenis inkubator yang ada di laboratorium pada umumnya yaitu:

1. Shaker Incubator/Inkubator Shaker

Sumber: benchmarkscientific.com

Jenis inkubator laboratorium pertama yaitu shaker incubator. Shaker incubator adalah jenis shaker yang bisa berfungsi sebagai inkubator. 

Namun tentunya ini sangat berbeda dengan shaker pada umumnya yang tidak memiliki penutup. Hal ini karena shaker incubator ini memiliki penutup, bahkan pelindung khusus pada area sampel yang akan kamu uji dan yang akan melalui proses inkubasi. 

Adanya penutup pada alat ini sangat bermanfaat untuk menjaga sampel yang kamu uji dari segala jenis gangguan. Terutama gangguan dari zat-zat atau organisme kontaminan berbahaya seperti jamur dan bakteri yang tidak kamu inginkan.

Tidak hanya itu, pelindung ini juga sangat bermanfaat untuk membantu menciptakan suhu alat agar sesuai dengan pertumbuhan dari mikroorganisme tersebut. Luar biasa bukan?

2. Portable Incubator

Sumber: sihoto.com

Dari nama nya saja kamu sudah bisa menebak bagaimana bentuk dan fungsi dari alat ini. Yups, alat ini dapat kamu bawa kemana-mana atau portable

Hal ini tentunya akan sangat membantu kamu yang sedang melakukan penelitian di luar ruangan. Apalagi jika mengingat bahwa penelitian di lapangan tidak bisa terelakkan atau kamu hindari.

Nah, karena alat ini dapat dibawa kemana-mana, jadi ukurannya pun juga lebih kecil daripada fungsi inkubator biasanya, ya. Walaupun begitu, manfaatnya sendiri tidak perlu kamu ragukan lagi untuk menunjang proses penelitian yang kamu lakukan.

3. Cooling Incubator

Sumber: carlroth.com

Jenis inkubator selanjutnya yaitu cooling incubator. Nah dari namanya kamu pasti sudah bisa menebak fungsi dari alat ini.

Alat ini biasanya peneliti  gunakan untuk menumbuhkan bakteri yang hidup di suhu dingin. Walaupun sebagai pendingin, namun ternyata alat ini juga memiliki sistem kontrol pemanas dan pendingin yang seimbang karena adanya alat pengatur suhu. 

Jadi tentunya akan lebih mempermudah kamu dalam menciptakan suhu yang sesuai untuk organisme yang sedang kamu tumbuhkan.

Tidak hanya itu, alat ini juga dilengkapi dengan pengatur waktu. Sehingga kamu bisa mengatur berapa lama kamu melakukan inkubasi terhadap sampel yang sedang kamu uji. Menarik, bukan?

4. BenchTop Incubator

Sumber: mrclab.com

Jenis selanjutnya yaitu BenchTop incubator. Nah alat ini termasuk jenis inkubator yang paling sering kamu temui di berbagai laboratorium, terutama di laboratorium mikrobiologi.

Hal ini karena alat ini mampu melakukan inkubasi pada organisasi dengan suhu dan kondisi lingkungan yang tetap terjaga kestabilannya. Bahkan alat ini menjadi favorit para peneliti, loh! Apakah alat ini juga akan menjadi favorit kamu?

5. Inkubator CO2

Sumber: wiggens.com

Jenis incubator yang terakhir yaitu inkubator CO2. Alat ini biasanya digunakan untuk meningkatkan konsentrasi nilai CO2 pada saat melakukan penelitian bakteri.

Cara kerja dari alat ini yaitu menjaga dan mempertahankan kelembaban di dalam alat terutama kandungan CO2 agar bakteri tertentu bisa tumbuh baik di dalam alat tersebut. 

Jadi, jika kamu perlu penelitian mengenai bakteri dan memerlukan kandungan CO2 atau pengaturan pH tertentu untuk penelitian kamu, maka kamu bisa memilih incubator jenis ini, ya!

Bagian-Bagian Inkubator Laboratorium

Inkubator laboratorium terdiri dari berbagai komponen yang tentunya memiliki fungsi masing-masing sehingga bisa mengoptimalkan fungsi dari alat ini. Adapun bagian-bagian alat ini yaitu:

1. Kabinet

Bagian pertama dari alat ini yaitu kabinet yang merupakan bagian pertama yang akan kamu lihat pada inkubator. Hal ini karena komponen ini merupakan bagian terdepan dari alat incubator.

Kabinet berupa dinding ganda yang memiliki kapasitas mulai dari 20 hingga 800L. Pada dinding luar kabinetnya terbuat dari bahan stainless steel sedangkan bagian dalamnya terbuat dari aluminium. 

Nah, kedua dinding tersebut memiliki ruang yang berbahan dasar wol kaca untuk memberikan isolasi. Serta adanya proteksi yang berfungsi untuk menopang tak di dalam alat ini pada bagian dinding dalam. Jadi untuk kemampuannya dalam menahan panas tidak perlu kamu ragukan lagi, ya. 

2. Pintu Inkubator

Pintu incubator juga merupakan bagian yang ada di paling depan alat ini. Bagian ini berfungsi untuk melindungi bagian di dalamnya sehingga sampel tidak akan terkontaminasi dengan zat-zat dari luar. 

Pada bagian pintu ini dilengkapi juga dengan suatu gagang. Bagian ini berfungsi untuk memudahkan kamu dalam membuka dan menutup pintu alat ini.

3. Control Panel

Bagian ketiga yang tidak kalah pentingnya dari inkubator yaitu control panel. Hampir semua alat laboratorium memiliki bagian ini karena perannya yang sangat penting untuk melihat parameter suhu dan kelembaban yang sedang kamu atur untuk alat tersebut. 

Control panel biasanya terdapat di bagian depan alat ini. Tepatnya di atas pintu incubator sehingga bisa mempermudah kamu dalam mengecek kondisi alat ini mulai dari suhu hingga kelembabannya saat itu. 

4. Thermostat

Bagian paling penting dalam alat ini selanjutnya yaitu thermostat. Thermostat ini sangat membantu dalam menciptakan suhu untuk inkubasi. 

Setelah kamu mengatur suhu untuk inkubasi, maka secara otomatis thermostat akan mengeluarkan suhu dan mempertahankannya sehingga tetap pada suhu tersebut. Suhu tentunya menjadi faktor terpenting dalam proses inkubasi, bukan?

5. Shelves atau Rak

Shelves adalah bagian yang ada di dalam kabinet incubator. Bagian ini berfungsi untuk meletakkan media kultur yang sudah kamu masukkan ke dalam wadah seperti cawan petri. 

Bagian ini ada yang bersifat permanen dan ada yang bisa kamu lepas pasang, loh? Tergantung dari fungsi inkubator yang kamu gunakan tentunya. Shelves yang bisa lepas pasang ini akan sangat bermanfaat untuk mempermudah proses pembersihannya. 

6. Tombol ON/OFF

Bagian incubator selanjutnya yaitu tombol ON/OFF. Tombol ON/OFF ini biasanya ada di setiap alat laboratorium yang terhubung dengan listrik. Bagian ini biasanya terdapat di bagian atas pintu tepatnya di bagian samping control panel.

Namun tidak menutup kemungkinan, bagian ini juga terdapat di samping alat ini. Tombol ini berfungsi untuk mematikan dan menyalakan alat ini saat akan dan selesai kamu gunakan.

7. Tempered Glass

Tempered glass tidak hanya ada di perangkat ponsel saja, loh! Ternyata di inkubator juga ada. Namun tentunya tempered glass di alat ini jauh lebih tebal dan kuat daripada yang terpasang di layar ponsel. 

Bagian ini berfungsi untuk pelindung area antara pintu dan kabinet. Tidak hanya itu, tempered glass biasanya berbahan dasar kaca transparan sehingga kamu bisa dengan mudah mengamati pertumbuhan kultur bakteri tanpa harus membuka pintunya. Menarik, bukan?

8. Gasket Pintu Asbes

Gasket pintu asbes merupakan bagian yang memiliki segel kedap udara di antara pintu dan kabinet pada alat inkubator laboratorium. Adapun cara kerjanya yaitu gasket akan menahan udara dari luar sehingga tidak akan ada zat atau udara yang mengganggu pertumbuhan dari bakteri yang sedang kamu biakkan.

9. Thermometer

Dari namanya saja kamu sudah tahu bukan apa fungsi dari bagian inkubator ini? Yups, termometer berfungsi untuk mengamati suhu dari alat ini. 

Nah pada alat ini, termometernya berbentuk L yang berada di bagian dinding atas. Bagian ini akan membantu kamu dalam mengamati suhu di dalam alat ini selama terjadinya proses inkubasi. 

10. HEPA Filter

Bagian yang selanjutnya yaitu HEPA filter. Namun HEPA filter ini hanya dimiliki oleh beberapa tipe dari alat ini saja. 

Fungsi dari HEPA filter yaitu untuk menyaring udara kotor sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya kontaminasi pada bakteri kultur. Adapun proses kerja pada HEPA filter ini dapat terpacu dengan sistem loop yang berfungsi membantu proses penyaringan udara dari luar.

11. Kontrol Kelembaban Gas

Bagian terakhir dari inkubator yaitu kontrol kelembaban gas. Kontrol ini sangat penting, karena proses inkubasi tidak hanya dipengaruhi oleh suhu tetapi juga oleh kelembabannya.

Adapun cara kerja dari alat ini yaitu pada bagian bawah ruang terdapat air. Air ini bisa menguap yang berperan untuk menjaga kelembaban relatif di dalam ruang kabinet. 

Tidak hanya itu, alat ini juga memiliki kamar gas khusus. Kamar gar ini berperan untuk memberikan CO2 dalam alat ini. Menarik, ya. Lalu bagaimana cara menggunakan alat inkubasi ini? Kamu akan mendapatkan penjelasannya di bawah ini.

Cara Menggunakan Inkubator Laboratorium 

Inkubator adalah alat yang bisa mempermudah kamu dalam menumbuhkan bakteri pada suhu dan kelembaban yang terkontrol. Namun tahukah kamu cara menggunakannya? Ternyata cara menggunakan alat ini cukuplah mudah, loh. Berikut penjelasannya!

1. Menyalakan Alat

Pertama, pastikan kamu menggunakan APD lengkap dulu ya sesuai dengan yang sudah ditetapkan untuk kamu gunakan saat di laboratorium. Adapun APD atau alat pelindung diri yang bisa kamu gunakan yaitu sarung tangan, masker dan jas lab. 

Selanjutnya hubungkan catu daya ke stop kontak listrik untuk mengalirkan listrik ke inkubator. Lalu tekan tombol on untuk menyalakan alat laboratorium ini.

Hati-hati dalam mencolokkan kabel pada stop kontak ya. Usahakan jangan sampai tangan kamu basah saat menghubungkan catu daya ini ke stop kontak.

2. Mengatur Suhu dan Sensor CO2

Atur suhu alat ini dengan menekan tombol timer sesuai dengan yang kamu inginkan. Adapun suhu umum untuk proses inkubasi yaitu menggunakan suhu 37°C.

Selanjutnya, periksa sensor sinyal CO2-nya apakah sudah sesuai dengan yang kamu inginkan atau tidak. Biasanya butuh CO2 sekitar 5% untuk mempertahankan pH konstan dalam pertumbuhan mikroorganisme yang ekstrem.

Saat kamu memeriksa sinyal sensor CO2, biasanya kamu akan mendapatkan pengukuran CO2 yang perlu kamu tambahkan pada Chamber. Setelah itu kamu bisa memasukkan media kultur yang akan kamu inkubasi. Tentunya media tersebut sudah kamu letakkan pada cawan petri.

3. Meletakkan Media Kultur

Letakkan media kultur tersebut di bagian shelves dengan posisi terbaik yaitu tutup cawan berada di bawah sedangkan media di bagian atas. Ini bertujuan untuk mempercepat proses pertumbuhan bakteri.

Sebaiknya selama proses inkubasi berlangsung, kamu jangan membuka pintu inkubator berulang kali. Hal ini bisa menyebabkan kemungkinan kontaminan masuk semakin tinggi. 

Adapun proses inkubasi biasanya berlangsung selama 1×24 jam dan paling lama sekitar 48 jam. Jika kamu sudah selesai, keluarkan kultur dari inkubator. 

4. Mematikan dan Membersihkan Inkubator

Tekan tombol Off untuk mematikan alat ini, jika sudah selesai kamu gunakan. Jangan lupa juga untuk mencabut saklar untuk memastikan bahwa alat ini sudah mati. 

Pastikan juga bagian rak yang kamu gunakan untuk menyimpan cawan media kultur sudah kamu bersihkan kembali. Sehingga bakteri yang kamu kultur tidak akan diam di sana dan malah akan membahayakan kegiatan kultur selanjutnya. 

Cara Merawat Inkubator Laboratorium

Setelah membahas cara menggunakan, selanjutnya adalah cara merawat inkubator yang bisa dikatakan susah-susah gampang. Perawatan ini tentunya sangat penting untuk membuat alat ini dapat bertahan lama. 

Sebenarnya yang terpenting dalam proses perawatan ini yaitu membuat inkubator selalu dalam keadaan bersih facharbeit schreiben lassen. Hal ini karena alat yang kotor tentunya merupakan sarangnya bakteri dan jamur yang bisa membahayakan proses pertumbuhan bakteri yang sedang kamu kultur. 

Oleh karena itulah, proses perawatan itu sangat penting kamu lakukan agar proses inkubasi bakteri dapat berjalan lancar dan normal.

Dalam proses perawatan alat ini, kamu bisa menggunakan desinfektan untuk membersihkan area dalamnya hausarbeit schreiben lassen. Desinfektan ini sangat berperan dalam menghilangkan dan membunuh organisme yang tidak kamu inginkan.  

Kamu bisa menyemprotkan disinfektan ini ke bagian rak atau shelves. Sebelum membersihkannya, kamu keluarkan dulu semua bahan atau media yang ada di dalamnya. 

Tidak hanya itu, dalam alat ini juga terdapat Chamber atau wadah yang berisi air. Usahakan air ini selalu bersih jura hausarbeiten ghostwriter. Jika kotor, sebaiknya kamu ganti dengan yang baru. 

Bersihkan juga bagian pegangan di pintu alat inkubator untuk menghindari menempelnya zat atau organisme yang tidak kamu inginkan. 

Sesekali, periksa juga bagian catu daya untuk memastikan alat tersebut terhubung ke aliran listrik atau tidak. Usahakan cabut catu daya alat ini jika sudah selesai kamu gunakan.

Terakhir yang terpenting, letakkan inkubator di tempat aman pada meja  berpermukaan rata ghostwriting agentur. Alangkah lebih baik lagi jika kamu jauhkan alat ini dari sumber getaran seperti shaker karena bisa mempengaruhi kinerja nantinya. 

Sudah Mengenal Inkubator Laboratorium? 

Inkubator itu penting untuk proses kerja di laboratorium Ghostwriter. Cara kerja dan perawatan nya pun cukup mudah, asalkan ada kemauan dan keuletan.  

Nah, selanjutnya kamu tinggal menentukan untuk membeli inkubator ini atau tidak. Salah satu penyedia alat laboratorium terbaik yaitu Laboratorium Solusi Indonesia

Tidak hanya menyediakan berbagai jenis alat laboratorium saja. Laboratorium Solusi Indonesia juga bisa membantu kamu dalam menjalankan berbagai alat laboratorium yang belum kamu mengerti, seperti cara kalibrasi dan sebagainya. Jadi bagaimana? Tertarik mencoba?

Categories
Layanan LSI

Kesalahan Kalibrasi: Pengertian, Contoh, dan Cara Mengatasinya

Kesalahan kalibrasi sangat umum terjadi. Setiap benda perlu mengalami proses pengukuran supaya kualitasnya tetap terjamin. Akan tetapi, proses pengukuran seringkali menghadapi hambatan, yaitu hasil ukur yang kurang akurat. Hambatan ini pun bisa memberikan dampak buruk, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.

Penyebab ketidakakuratan dalam mengukur adalah akibat human error, kecacatan alat pengukur, serta kesalahan perhitungan. Nah, bagaimanakah mengatasi kesalahan-kesalahan tersebut? Yuk, kita mengenal apa yang dimaksud dengan kesalahan kalibrasi terlebih dahulu! 

Apa Itu Kesalahan Kalibrasi?

Semua benda harus melalui proses verifikasi sebelum didistribusikan secara massal di lingkungan masyarakat. Proses ini bernama kalibrasi di mana suatu benda diukur seakurat mungkin sesuai dengan rancangan dan standar nasional, maupun internasional. Bila suatu benda tidak lolos seleksi, maka benda terkait belum layak. 

Proses ini bertujuan untuk memastikan suatu benda, produk, atau layanan dapat digunakan masyarakat yang terjamin keamanan dan kualitasnya. Namun, kesalahan di dalam proses perhitungan berpotensi menghilangkan keakuratan pada hasil akhirnya. Ketidakakuratan ini sering disebut dengan kesalahan kalibrasi. 

Kesalahan ini pun terbagi menjadi dua, yaitu kesalahan umum dan kesalahan acak. Masing-masing dipengaruhi oleh beberapa faktor spesifik. 

Jenis dan Contoh Kesalahan Kalibrasi

Kesalahan kalibrasi mempunyai beberapa jenis. Di bawah ini adalah beberapa jenis kesalahan dalam pengukuran, beserta dengan contohnya:

1. Kesalahan Umum

Kesalahan kalibrasi umum disebabkan oleh kurangnya keterampilan manusia dalam menggunakan alat ukur. Apalagi kemampuan penglihatan manusia memiliki batas. Bila skala ukurannya terlalu kecil, ketidakakuratan pada hasil sangat mungkin terjadi. 

Selain itu, ketidaktelitian dalam menggunakan alat ukur juga bisa menjadi penyebab salahnya kalibrasi.

Teknologi zaman sekarang sudah semakin canggih sehingga cara pengoperasiannya pun cukup rumit. Sebagai contoh, alat ukur bernama spektrometer optik. 

Banyak komponen dari alat ini yang butuh disambung sebelum pengukuran dapat dilakukan. Semakin banyak yang harus diukur, semakin banyak pula potensi kesalahan untuk terjadi. 

Cara untuk mengatasi keterbatasan ini adalah meningkatkan keterampilan dalam menggunakan alat ukur. Mulai dari cara menggunakan, melihat ukuran alat, serta menentukan hasil pengukuran dengan alat terkait. 

2. Kesalahan Acak

Berbeda dengan kesalahan umum, kesalahan kalibrasi acak disebabkan oleh faktor di luar manusia yang mempengaruhi proses pengukuran. Faktor ini sering disebut sebagai fluktuasi halus karena pengaruhnya yang tidak konsisten. Sebagai contoh, landasan pengukuran kurang rata dan bergetar. 

Kerak bumi pun selalu bergetar karena adanya ombak samudra yang bergerak terus menerus. Selain itu, kesibukan lalu lintas berpotensi untuk membuat landasan bergetar. Kedua penyebab itu terjadi secara alami. 

Bila ini terjadi, akurasi pengukuran bisa melenceng daripada yang seharusnya. Oleh sebab itu, ada baiknya untuk memperhatikan kondisi lingkungan. Laboratorium perlu berlokasi di tempat yang minim pengaruh  lingkungan. 

Tempat pengukuran harus ideal di mana tidak mengalami getaran, bising, tegangan listrik yang kurang stabil, dan tidak ada radiasi. 

Sebagai contoh, SPBU melarang pengunjung untuk menyalakan handphone ketika sedang mengisi bensin. Hal ini bukanlah semata-mata larangan, melainkan untuk menghindari kesalahan dalam pengukuran.

Handphone memproduksi radiasi yang tinggi. Jika radiasi ini terlalu kuat, maka hasil pengeluaran bensin yang terbeli bisa terpengaruh. Alhasil, ukuran yang seharusnya bisa melenceng.

Contoh lain adalah speedometer pada kendaraan bermotor. Alat ukur ini perlu menampilkan hasil kecepatan kepada si pengendara. Namun, pengaruh suhu di bawah 32 derajat celcius pernah membuat speedometer ini menjadi tidak berfungsi dengan baik. 

Jika ada kesalahan dalam produksi terhadap alat ukur ini, maka risiko kecelakaan dapat meningkat. 

3. Kesalahan Kalibrasi

Salah pengukuran jenis ini merupakan hal yang umum terjadi akibat kelalaian manusia. Alasannya beragam mulai dari akurasi kurang tepat terhadap skala terstandardisasi hingga kurang terawatnya alat-alat ukur. Kesalahan sistematis ini sebetulnya dapat pengukur cegah dengan cara lebih memperhatikan kondisi alat ukur. 

Komponen pada alat-alat ukur cukup berpotensi kehilangan keakuratannya akibat pengaruh luar, seperti perubahan suhu, kerusakan yang tidak terlihat, dan kelembaban. Oleh sebab itu, pemeriksaan berkala sangatlah penting untuk menjaga kredibilitas dari hasil pengukuran. 

Selain itu, pengaturan alat ukur sesuai dengan standar sangatlah penting agar tidak ada kelupaan mengkalibrasi ataupun salah mengukur. Akan tetapi, kesalahan ini berkaitan erat dengan kesalahan sistematik. 

Jenis sistematik tersebut terbagi menjadi tiga jenis, yaitu: 

  1. Error, ini timbul akibat gejala-gejala alam yang mempengaruhi proses pengukuran. Contoh kesalahan kalibrasi ini adalah pengukuran gelombang radio. Hasil pengukuran jarak antara dua titik gelombang radio bisa melenceng, apabila faktor pengaruh tekanan dan kandungan uap air terabaikan. Kedua faktor ini mempengaruhi kecepatan gelombang radio di udara sehingga dapat menunjukkan hasil yang tidak akurat. 
  2. Jenis ini fokus kepada ketidaksempurnaan dalam pengaturan alat sebelum proses pengukuran. Sebagai contoh, jarum penunjuk amperemeter yang terlalu rendah karena terjadi gesekan sehingga hasil pengukuran menjadi melenceng dari yang seharusnya.
  3. Kesalahan kalibrasi ini terjadi karena pengukur belum terbiasa menggunakan alat, seperti lambat menerima tanda waktu, penafsiran skala kecil yang kurang akurat, dan bahkan kurangnya kemampuan penglihatan. Sebagai contoh, jangka sorong adalah alat ukur yang dalam mengukur hingga skala kecil. Jika salah melihat ukuran, maka ketidakakuratan dapat terjadi. 

Cara Mengatasi Kesalahan dalam Kalibrasi

Ada beberapa cara mengatasi kesalahan kalibrasi pengukuran. Terkait permasalahan ketidakterampilan pengukur dalam mengkalibrasi, ada baiknya mengadakan pelatihan penggunaan alat ukur, terutama pada alat-alat ukur canggih dan membutuhkan ketelitian dalam penggunaan. 

Sebagai contoh, pengguna spektrometer canggih perlu mengetahui tahap-tahap kesiapan alat dalam kondisi tertentu sebelum pengukuran. Bila pengukur tidak terampil menggunakan alat-alat canggih, maka kerusakan alat ukur dapat terjadi. 

Selain itu, kesalahan kalibrasi juga bisa terjadi pada penentuan satuan alat ukur. Alat ukur canggih mempunyai banyak fungsi pada satuan yang berbeda sehingga pengukur harus mempunyai ketelitian yang tinggi. Contohnya adalah saat mengukur hambatan, arus listrik, dan tegangan membutuhkan satuan yang berbeda-beda. 

Cara yang terakhir adalah penentuan angka pada hasil. Alat-alat laboratorium memang sudah semakin canggih. Namun, pengukuran akan menjadi tidak akurat jika pengukur kurang terampil dalam menentukan angka. Sebagai contoh, pengukur perlu mengukur panjang balok dan hasilnya terbagi dua, yaitu 17,50 cm dan 17,5 cm. 

Kedua hasil itu mungkin terlihat sama, tapi salah satunya adalah angka pasti dan yang lain adalah angka estimasi. Menebak hasil ukur cukup penting karena tanpanya kesimpulan sulit akan Anda ambil.

Sudah Tau Apa yang Dimaksud Kesalahan dalam Kalibrasi? 

Beberapa kesalahan pengukuran akan selalu ada. Namun, untuk meminimalisir pengaruh-pengaruh luar masih sangat bisa diupayakan. Selain itu, kesalahan kalibrasi paling umum disebabkan oleh kesalahan dari si pengamat. Kurangnya keterampilan dalam mengoperasi alat-alat ukur yang canggih dapat mempengaruhi hasil ukur. 

Oleh sebab itu, pengukur harus menjalani pelatihan terlebih dahulu sehingga pengetahuan merangkai dan pengoperasian alat ukur menjadi kuat. Alhasil, pengukuran pun menjadi lebih akurat. Pelatihan yang baik mampu mengurangi risiko kesalahan dalam penghitungan kalibrasi.

Jika Anda membutuhkan bantuan jasa kalibrasi profesional, Anda dapat mengunjungi website Laboratorium Solusi Indonesia untuk melihat-lihat layanan kalibrasi kami, atau menghubungi WhatsApp 0812 9208 0271.

Categories
Layanan LSI

Jasa Kalibrasi: Pengertian dan Cara Memilih yang Terbaik

Bagi kamu yang akrab dengan laboratorium dan kegiatan menganalisis suatu zat ataupun cairan, kamu mungkin akrab dengan istilah kalibrasi. Nah, kalibrasi zaman sekarang sudah banyak menggunakan jasa orang lain yang disebut sebagai jasa kalibrasi. Lalu, apa pengertian dan bagaimana cara memilih jasa yang terbaik?

Apa Itu Jasa Kalibrasi?

Kalibrasi adalah sebuah kegiatan atau proses yang bertujuan untuk menentukan apakah konvensional suatu nilai akurasi alat ukur masih sama sesuai dengan rancangannya. Hal ini adalah bagian dari proses verifikasi yang sering ada pada laboratorium-laboratorium di manapun.

Kalibrasi biasanya dilakukan dengan cara membandingkan satu atau dua standar ukur yang terhubung pada satuan standar nasional maupun internasional dengan bahan-bahan acuan yang sudah terverifikasi benar.

Peraturan yang ada pada organisasi ISO dan SNI mewajibkan alat-alat laboratorium atau alat kesehatan harus melalui proses kalibrasi setidaknya 1 tahun sekali untuk menjaga kualitasnya.

Kalibrasi ini sangat berpengaruh dalam pencegahan kecelakaan yang umumnya terjadi pada laboratorium penelitian yang masih menggunakan alat-alat yang tidak layak pakai. Oleh karena itu, proses kalibrasi ini adalah sebuah tanggung jawab end user dari mesin laboratorium atau kesehatan yang mereka kelola.

Berhubung upaya kalibrasi ini terbilang sulit dan membutuhkan ketelitian ekstra, maka lahirlah jasa kalibrasi profesional. Jasa-jasa profesional seperti Laboratorium Solusi Indonesia biasanya akan menggunakan metode perhitungan yang paling akurat.

Metode yang biasanya baik dan sangat berguna untuk perhitungan kalibrasi ini adalah metode perhitungan CNC. Cara kerja metode ini akan menggunakan persamaan yang nantinya akan bersumber dari hasil pengujian alat. Perhitungan CNC ini akan menentukan nilai kepastian pengukuran.

Tujuan Kalibrasi

Sebelum melompat ke pembahasan jasa kalibrasi, tak ada salahnya untuk mengetahui tujuan adanya jenis perhitungan tersebut. Artikel ini akan memberikan beberapa rangkuman tentang tujuan kalibrasi untuk alat-alat medis dan kesehatan sebagai berikut:

  • Memastikan karakteristik sebuah alat masih masuk ke dalam standar spesifikasi nasional dan internasional.
  • Menentukan adanya deviasi atau penyimpangan konvensional yang biasanya dialami oleh alat ukur sehingga nilai pengukuran berdimensi dan akan menyebabkan pengukuran menjadi salah.
  • Menjaga agar keakuratan alat ukur tersebut tidak menyimpang dari ambang batas yang telah ditentukan oleh standar yang berlaku.
  • Menjamin hasil pengukuran sesuai dengan standar yang berlaku.

Jasa Kalibrasi Alat Kesehatan

Nah, setelah mengetahui pengertian dari kalibrasi dan jasanya, kamu tentunya sudah tahu apa pentingnya melakukan kalibrasi untuk alat-alat penelitian. Termasuk kalibrasi khusus alat kesehatan yang akrab dan sering ada pada rumah sakit.

Prinsip adanya jasa kalibrasi alat kesehatan ini, karena semua alat tidak ada yang dapat digunakan seumur hidup. Semua alat harus diganti oleh perusahaan kesehatan secara berkala. Maka dari itu, pentingnya melakukan kalibrasi oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan.

Setelah alat-alat kesehatan sudah sesuai dalam standar yang berlaku, alat-alat tersebut akan mendapat sebuah sertifikasi dan suatu tanda. Maksud dari tanda ini adalah semacam bukti yang akan mengatakan bahwa alat kesehatan tersebut masih layak dipakai untuk mengukur dan menganalisa.

1. Kriteria Alat Kesehatan Wajib Kalibrasi

Adapun kriteria alat kesehatan yang wajib memerlukan jasa kalibrasi adalah sebagai berikut:

  • Alat ukur masih baru dan belum memiliki sertifikat dan tanda lulus pengujian kalibrasi.
  • Masa berlaku dari sertifikat sebelumnya sudah berakhir.
  • Hasil kinerja alat ukur atau alat kesehatan sudah tidak sesuai lagi walaupun masa berlaku sertifikat masih belum berakhir.
  • Tingkat keamanan dari sebuah alat kesehatan sudah meragukan, walaupun masa berlaku sertifikat masih belum berakhir.
  • Alat kesehatan yang mengalami perbaikan walaupun masa berlaku sertifikat masih berlaku.
  • Alat kesehatan dipindah dari instansi satu dengan instansi lain walaupun bentuk dan masa berlaku sertifikat masih berlaku.
  • Tanda layak pakai ataupun sertifikat suatu alat kesehatan hilang, maka wajib dikalibrasi kembali.

2. Cara Kerja Kalibrasi Alat Kesehatan

Saat melakukan proses kalibrasi untuk alat kesehatan, ada banyak kegiatan yang harus dilakukan oleh jasa kalibrasi, yaitu:

  • Pengukuran kondisi lingkungan kesehatan tempat alat kesehatan tersebut berada.
  • Pemeriksaan kondisi fisik dari alat kesehatan.
  • Pengukuran keselamatan kerja yang ada pada alat kesehatan.
  • Pengukuran kinerja sebelum dan sesudah penyetelan dengan standar berlaku.

Jasa Kalibrasi Alat Ukur 

Selain alat kesehatan, alat ukur dalam penelitian dan analisa sains juga memerlukan adanya kalibrasi. Maka dari itu, ada banyak sekali jasa kalibrasi alat ukur di Jakarta untuk kamu yang berdomisili di ibukota tersebut.

Biasanya, proses kalibrasi alat ukur ini berbeda tempatnya pada proses kalibrasi alat kesehatan. Jika kalibrasi alat kesehatan seringkali dilakukan pada rumah-rumah sakit, maka kalibrasi alat ukur biasanya lebih luas lagi. Tidak hanya pada laboratorium sains melainkan juga pada alat-alat ukur management atau bangunan.

Alat ukur yang masuk pada proses kalibrasi ini adalah ketika alat standar tersebut tidak memiliki skala dan berupa objek yang dapat diukur oleh alat pengkalibrasian. Alat ukur yang tidak dapat terukur oleh alat pengkalibrasian berarti tidak dapat Anda kalibrasi.

Kelayakan alat ukur harus dibandingkan terlebih dahulu dengan satu acuan tertentu. Hingga dengan ini, alat ukur yang sudah dikalibrasi tidak selalu masih layak pakai. Pengguna alat ukur tersebut memiliki kewajiban untuk melakukan evaluasi lanjutan dari alat ukur sehingga dapat memastikan kelayakan alat.

Ada beberapa manfaat alat ukur melalui proses kalibrasi oleh penyedia jasa kalibrasi murah. Manfaatnya yaitu:

  • Memperoleh kepastian akurasi dari alat ukur sehingga dapat menghindari terjadinya kesalahan dalam pengukuran dan pengujian yang akan berakibat fatal.
  • Kepastian diperoleh bahwa alat ukur memenuhi standar nasional maupun internasional.
  • Mengurangi risiko produk yang tidak memenuhi standar regulasi.
  • Meningkatkan citra perusahaan dan meningkatkan kepercayaan untuk memakai jasa perusahaan yang sudah memiliki sertifikasi alat ukur yang akan mereka pakai.

Cara Memilih Jasa Kalibrasi Terbaik

Setelah mengetahui pentingnya kalibrasi terhadap alat-alatmu, beginilah cara cermat dalam memilih jasa kalibrasi terbaik dan murah yang tentunya memiliki kualitas.

1. Mengenal Standar Internasional dan Nasional

Seperti tujuan yang ada pada kalibrasi ini, tentunya kamu harus memilih layanan yang memiliki pengetahuan standar alat ukur berdasarkan perhitungan internasional dan nasional.

2. Memiliki Hak untuk Mengeluarkan Sertifikasi

Jasa tersebut juga harus memiliki hak untuk mengeluarkan sertifikasi yang asli dan berlaku. Tentunya, jasa Kalibrasi yang dapat mengeluarkan sertifikasi tersebut adalah Laboratorium Solusi Indonesia.

Bersama layanan yang sudah bersertifikat dan memiliki kredibilitas untuk mengkalibrasi, Laboratorium Solusi Indonesia menerapkan standar nasional yang berlaku.

3. Menggunakan Teknik Kalibrasi KAN

KAN atau singkatan dari Komite Akreditasi Nasional adalah badan akreditasi yang ada di Indonesia dan dapat mengeluarkan sertifikat akreditasi lembaga-lembaga yang ada.

Selain itu, Laboratorium Solusi Indonesia juga menggunakan Tera Metrology yang tentunya berstandar nasional.

4. Mengukur dalam Beberapa Aspek

Pilihlah jasa yang dapat mengukur aspek temperature, pressure, mass, dimension, spektro, instrument, volumetric, dan cabinet.

Pilihlah Jasa Kalibrasi Murah dan Terbaik Sekarang!

Itulah pengertian dari kalibrasi dan pentingnya jasa kalibrasi untuk alat ukur dan alat kesehatan milik Anda. Untuk info lebih lengkap, Anda dapat mengunjungi website Laboratorium Solusi Indonesia atau hubungi nomor kantor (021) 226 62 866 dan WhatsApp 0812 9208 0271. Kami tunggu!

Categories
Layanan LSI

Kalibrasi: Pengertian, Tujuan, Manfaat, Prosedur, dan Jenisnya

Penting bagi bisnis manufaktur untuk memahami tentang tujuan prosedur, manfaat, dan jenis kalibrasi. Ini bertujuan untuk memastikan hasil pengukuran yang konsisten dengan setiap penggunaan peralatan yang dapat atau harus dikalibrasi.Terutama saat proses quality control yang sangat penting untuk kesuksesan perusahaan. 

Lantas, apa itu kalibrasi (calibration) dalam proses pengukuran? Mari pelajari seluk beluknya dalam artikel ini!

Apa Itu Kalibrasi?

Kalibrasi adalah perbandingan antara pengukuran standar (yang telah ditetapkan) dan pengukuran menggunakan instrumen Anda. Biasanya, akurasi standar harus sepuluh kali akurasi alat pengukur yang diuji.

Jika Anda seorang teknisi yang bekerja di bidang vibrasi dan pengukuran, pasti Anda sudah sangat familiar dengan calibration dan jenis peralatan yang perlu dikalibrasi secara berkala. Hal ini dapat memungkinkan pengguna dan bisnis memiliki keyakinan pada hasil yang mereka pantau dan rekam, itulah sebabnya kalibrasi itu penting. 

Sementara itu, instrumen kalibrasi (kalibrator) adalah alat yang menentukan akurasinya. Instrumen ini dinilai lebih akurat daripada perangkat yang akan dikalibrasi dan biasanya dapat dilacak ke standar nasional / internasional yang diselenggarakan oleh badan metrologi nasional.

Tujuan Kalibrasi

Pada dasarnya, tujuan utama kalibrasi adalah untuk mengukur parameter secara akurat untuk merancang proses atau eksperimen dengan hasil yang dapat diulang. Selain itu, berikut ini beberapa tujuan mengkalibrasi instrumen pengukuran Anda:

  • Menekan pemborosan melalui standardisasi yang akan meningkatkan keuntungan.
  • Menjamin keamanan produk dan kinerja.
  • Memastikan kualitas produk.
  • Mempersingkat waktu produksi.
  • Memastikan kepatuhan terhadap sertifikasi.
  • Menentukan akurasi.
  • Memberikan ketertelusuran.
  • Meningkatkan konsistensi produk sehingga bisa bertahan lebih lama.
  • Mencegah dan memprediksi kegagalan proses.

Prosedur Kalibrasi

Hal yang dimaksud dengan prosedur kalibrasi adalah proses menguji dan mencatat keakuratan semua peralatan pengukuran, pengujian, dan pemantauan. Prosedur ini mencakup rincian seperti obyek dan standar ukur yang akan diuji, frekuensi kalibrasi, dan teknisi yang bertanggung jawab dan telah bersertifikat resmi. 

1. Langkah-Langkah Kalibrasi

Di dalam menjalankan prosedur kalibrasi, penting untuk menjalankan langkah-langkah berikut ini:

  • Menetapkan dan menggunakan prosedur yang terdokumentasi.
  • Menentukan pengukuran yang akan dilakukan dan akurasi yang dibutuhkan.
  • Pilih instrumen pengukuran yang tepat yang mampu mengukur akurasi dan presisi.
  • Mengidentifikasi dan menentukan instrumen pengukuran untuk mengkalibrasi.
  • Kalibrasi ke interval berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI).
  • Bila tidak ada standar, dokumentasikan dasar yang digunakan untuk kalibrasi. (misal perlengkapan tes, autocollimator, dan lain-lain.)
  • Tentukan proses kalibrasi dan tentukan kriteria penerimaan.
  • Labeli instrumen pengukuran dengan indikator yang sesuai untuk menunjukkan status kalibrasi.
  • Publikasikan laporan status pada interval yang ditentukan. 
  • Ketika instrumen pengukuran tidak sesuai, ambil tindakan yang tepat pada produk yang sama dan terpengaruh.
  • Memelihara catatan kalibrasi.
  • Lindungi instrumen pengukuran dari kerusakan, penyalahgunaan, dan penurunan kualitas dengan menggunakan kemasan yang sesuai saat tidak dipakai.
  • Melindungi instrumen pengukuran, termasuk perangkat lunak dan perangkat keras, dari penyesuaian yang akan membatalkan pengaturan calibration.

2. Ketentuan / Persyaratan Kalibrasi

Selain itu, prosedur kalibrasi juga memberikan informasi atau ketentuan lain mengenai kalibrasi yang telah menjadi kesepakatan saat membeli instrumen atau peralatan. Lalu, kapan saat yang tepat untuk melakukan calibration procedure?

Hal yang pasti, alat pengukur harus terkalibrasi dengan ketentuan sebagai berikut:

  • Sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
  • Terkalibrasi etelah kejutan mekanis atau listrik.
  • Terkalibrasi secara berkala, misalnya tahunan, triwulanan, atau bulanan.

Biaya dan risiko terkait dengan alat pengukur yang tidak terkalibrasi bisa jauh lebih tinggi daripada biaya calibration. Oleh karena itu, penting mempunyai alat ukur terkalibrasi secara teratur oleh perusahaan yang memiliki reputasi baik.

3. Kalibrasi Primer Vs Sekunder (Primary Vs Secondary Calibration)

Pada dasarnya prosedur kalibrasi instrumen ada dua jenis yaitu kalibrasi primer dan kalibrasi sekunder. Pada prosedur primary calibration, sistem dikalibrasi terhadap standar primer. Misalnya pada kalibrasi flow meter, jika penghitungan aliran melalui pengukuran waktu dan volume atau massa fluida, itu adalah primary calibration.

Adapun pada prosedur secondary calibration, perangkat yang telah terkalibrasi dengan kalibrator primer menjadi standar sekunder untuk kalibrasi lebih lanjut dari perangkat lain dengan akurasi lebih rendah. Misalnya, pengukur aliran turbin menjadi acuan standar sekunder untuk mengkalibrasi perangkat aliran lainnya.

Secondary calibration sendiri terdiri dari dua jenis yaitu direct calibration dan indirect calibration. Pada prosedur direct calibration, perangkat standar ditempatkan secara seri dengan perangkat yang akan mendapat kalibrasi. Prosedur ini dilakukan dengan membandingkan pembacaan kedua perangkat pada rentang yang diinginkan.

Sementara itu, pada prosedur indirect calibration acuannya ada pada kesetaraan dua perangkat yang berbeda dengan mengadopsi beberapa konsep kesamaan. Sebagai contoh pada pengukuran aliran maka persyaratan kesamaannya adalah Bilangan Reynold yang harus sama.

Manfaat Kalibrasi

Pada dasarnya, proses prosedur kalibrasi dapat dilakukan sendiri. Namun, tak sedikit juga perusahaan yang lebih memilih untuk memanfaatkan layanan lab calibration pihak ketiga karena banyaknya manfaat yang ditawarkan. Berikut adalah berbagai manfaat kalibrasi, terutama bagi perusahaan manufaktur:

1. Menjaga Kepatuhan dan Konsistensi Industri

Terlepas dari industri apa pun tempat Anda bekerja, ada kemungkinan besar bahwa peralatan pengukuran yang Anda gunakan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sering kali, menggunakan peralatan yang tidak memenuhi standar ini dapat terkena denda. 

Selain itu, jika Anda menggunakan beberapa alat ukur, penting bahwa alat tersebut konsisten satu sama lain untuk memastikan produk akhir adalah hasil terbaik. Demi menjaga konsistensi tersebut, Anda perlu melakukan kalibrasi.

2. Meminimalisir Risiko Terjadinya Kesalahan 

Jika perusahaan menghasilkan sesuatu yang melebihi atau di bawah berat standar, hal ini bisa menjadi masalah bagi perusahaan tersebut. Produksi yang kurang berat dapat menyebabkan denda karena Anda memberi konsumen lebih sedikit daripada yang diiklankan.

Sebaliknya, jika Anda memproduksi lebih dari kebutuhan, produk Anda bisa jadi tidak laku dalam jumlah besar. Hal ini juga bisa membuat harga produk tidak sebanding dengan uang yang Anda keluarkan untuk biaya produksi. Alhasil, keuntungan yang Anda peroleh akan jadi berkurang.

3. Mengurangi Risiko Keamanan dan Keselamatan Selama Operasi Bisnis

Peralatan yang tidak terkalibrasi juga dapat menyebabkan risiko keselamatan selama proses operasional perusahaan berlangsung. Misalnya, jika Anda memiliki area penyimpanan untuk frozen food dan ternyata suhunya tidak sesuai standar, maka makanan jadi mudah rusak. 

Tidak sampai di situ, kelalaian ini juga bisa membuat staf atau konsumen Anda berisiko tertular penyakit bawaan makanan. Maka dari itu, penting untuk melakukan kalibrasi terhadap alat ukur Anda secara profesional begitu juga dengan area kerja. Ini supaya para karyawan dan staf Anda tidak berisiko terkena sengatan listrik atau cedera lainnya.

4. Meminimalkan Waktu Henti (Downtime)

Jika Anda bisa menjaga kalibrasi secara rutin terhadap alat ukur, hasilnya akan jauh lebih efisien daripada harus memperbaiki mesin jika rusak. Tentu saja hal ini bisa menghindarkan Anda dari risiko pengeluaran yang besar untuk keperluan perbaikan mesin.

5. Memberi Jejak Audit

Calibration juga memberi Anda manfaat dengan mengetahui jejak audit untuk setiap perubahan, modifikasi, atau penambahan peralatan di masa mendatang. Asalkan prosedur tetap up-to-date jika ada perubahan. Jika tidak, Anda mungkin akan mengalami masalah saat ada audit oleh regulator.

6. Kalibrasi Membantu Menjaga Kepuasan Pelanggan

Manfaat kalibrasi lainnya adalah dapat menjaga kepuasan pelanggan. Misalnya, jika produk Anda tidak konsisten, maka pelanggan cenderung tidak akan merasa senang. Apalagi jika ketidakkonsistenan tersebut berlanjut, pelanggan Anda kemungkinan akan mulai mencari produk pengganti yang lebih memuaskan. 

Hal ini tentu dapat merusak bisnis serta reputasi Anda. Jadi, ada baiknya Anda memastikan untuk menjalankan operasi yang konsisten dan terkalibrasi untuk memperoleh keuntungan sekaligus menjaga keberlangsungan bisnis Anda.

Jenis-Jenis Kalibrasi

Terdapat beberapa jenis kalibrasi yang perusahaan lakukan bergantung pada jenis peralatan dalam operasinya. Selengkapnya, berikut adalah jenis-jenis yang paling banyak perusahaan pakai:

1. Kalibrasi Tekanan (Pressure Calibration)

Jenis yang pertama adalah kalibrasi tekanan yang berfungsi untuk memantau kinerja dan keselamatan proses dalam mengukur tekanan gas dan hidraulik. Jenis ini dapat memperingatkan operator akan kebocoran atau perubahan tekanan yang tidak normal serta memerlukan pemecahan masalah dengan segera. 

Intinya, pressure calibration membantu Anda untuk memperoleh gambaran sekilas tentang pengoperasian sistem hidraulik. Karena jika tidak, kurangnya calibration untuk perangkat pengukuran tersebut dapat menyebabkan komplikasi masalah yang dapat mengganggu operasional dan memakan banyak biaya. 

Kalibrator tekanan biasanya menunjukkan akurasinya sebagai rasio. Misalnya, kalibrator tekanan dengan rasio 4:1 empat kali lebih akurat dari perangkat yang terkalibrasi. 

Saat ini, banyak perusahaan sudah tersertifikasi dengan standar kualitas seperti ISO 9000. Ada banyak quality procedure untuk mempertahankan standar kualitas. Karena banyak proses industri bergantung pada pengukuran tekanan, pressure calibration memainkan peran penting dalam proses quality control perusahaan.

Saat melakukan kalibrasi tekanan, perlu menggunakan berbagai jenis keseimbangan tekanan dan kalibrator, sensor tekanan akurasi tinggi serta pengukur tekanan. 

Beberapa contoh instrumen tekanan yang terkalibrasi yaitu, pengukur tekanan digital, indikator digital, barometer, pengukur tekanan analog, transducer, transmitter, dan pengukur tes.

2. Kalibrasi Suhu (Temperature Calibration)

Jenis kalibrasi ini terjadi di lingkungan yang terkendali di semua proses yang memerlukan pembacaan suhu agar peralatan dapat berjalan tanpa gangguan. Termistor, termokopel, atau Platinum Resistancy Thermometer (PRT atau RTD), biasanya menggunakan jenis temperature calibration.

Proses calibration ini hanya dapat Anda lakukan dengan membandingkan probe yang teruji dengan referensi yang dikenali dalam lingkungan suhu yang stabil. Contoh instrumen yang memerlukan temperature calibration antara lain termometer, infrared meters, dial thermometers, kamera thermal, sistem akuisisi data, PRT, dan termistor.

3. Electronic Calibration

Ini adalah jenis kalibrasi yang berguna untuk alat elektronik, seperti yang ada di industri kedirgantaraan, farmasi, dan pertahanan. Mungkin Anda pernah mendengar istilah ini dalam urusan kelistrikan karena memang ini berguna untuk mengukur perangkat yang mengontrol aliran arus listrik.

Dalam prosesnya, teknisi harus menyesuaikan peralatan elektronik sehingga outputnya memenuhi standar nasional. Selain itu, proses calibration memerlukan pemeriksaan dan penyesuaian setiap komponen elektronik yang terpisah dari keseluruhan sistem yang memuatnya.

Jenis kalibrasi ini bertujuan untuk mengkalibrasi instrumen yang mengukur atau menguji parameter listrik seperti tegangan, arus, resistansi, induktansi, kapasitansi, waktu dan frekuensi. Instrumen yang biasa dipakai antara lain osiloskop, clamp meter, multimeter, data logger, dan penguji insulasi. 

Electronic calibration adalah proses high level yang membutuhkan penggunaan kalibrator yang tepat. Tujuannya adalah untuk menilai kinerja kriteria penting dalam perangkat lain yang disebut sebagai unit yang diuji.

4. Kalibrasi Mekanis (Mechanical Calibration)

Instrumen pada mechanical calibration cenderung mengacu sebagai akibat dari penggunaan berulang, tekanan mekanis, dan paparan kondisi udara yang berfluktuasi. Karena kondisi seperti itu, kalibrasi mekanis adalah solusi yang sangat penting untuk mengatasi kesalahan peralatan. 

Massa, volume, densitas, gaya, torsi, dimensi, sudut, kerataan, dan getaran adalah sifat utama yang memerlukan jenis kalibrator ini dalam atmosfer yang dikontrol suhu. Instrumen mechanical calibration yang paling umum adalah akselerometer, neraca, pengukur kekuatan, mikrometer, vernier, dan pengukur ketinggian.

5. Flow Calibration

Pengukur aliran atau sensor aliran adalah perangkat yang berfungsi untuk mengetahui laju aliran linier atau non-linier serta massa atau volumetrik dari cairan atau gas. Laju aliran adalah laju di mana fluida bergerak melalui pipa, lubang, atau bejana pada waktu tertentu. 

Pengukuran aliran menggunakan instrumen melalui cara yang terkontrol untuk mengatur kecepatan dan efisiensi proses serta perangkat aliran industri.

Supaya hasilnya akurat, perlu adanya calibration guna membantu memaksimalkan produksi, profitabilitas, dan kepatuhan terhadap standar peraturan. Pengukur aliran ini yang memverifikasi kualitas dan kuantitas produk atau bahan baku serta kuantitas bahan bakar.

Mengkalibrasi pengukur aliran secara teratur sangatlah penting  dan merupakan proses vital untuk menjamin bahwa pengukuran sudah akurat. Maka dari itu, operasional perusahaan bisa berjalan dengan aman, lancar, dan tepat waktu. 

Oleh karena itulah, banyak perusahaan yang tak ragu mempekerjakan teknisi mechanical calibration untuk membantu tugas selama pengembangan dan pengujian produk. Para profesional ini menggunakan berbagai alat, mulai dari osiloskop hingga kaliper saat melakukan pengkalibrasian. 

Para teknisi juga sering bepergian, terutama jika pabrik memiliki bangunan di lokasi tertentu untuk kalibrasi mekanis. Terdapat beberapa instrumen yang memerlukan jenis flow calibration ini, di antaranya pengukur aliran massa termal, rotameter gas dan udara, laminar flowmeters, dan turbine meters.

6. Pipette Calibration

Jenis kalibrasi ini sangat penting untuk hasil pemipetan yang akurat dan presisi di laboratorium. Teknisi harus mengikuti proses dan metode kalibrasi untuk semua jenis pipet yang ada di laboratorium.

Di antaranya ada pipet manual satu saluran, banyak saluran, dan pipet elektronik. Tujuan utamanya adalah untuk menjamin bahwa hasil pengukurannya memiliki presisi dan akurasi yang tinggi. Instrumen yang harus terkalibrasi pipet adalah mikropipet, gelas kimia, erlenmeyer, labu ukur, gelas ukur, dan buret.

7. Kalibrasi Massa / Berat (Mass/Weight Calibration)

Kalibrasi massa mengacu pada uji berat yang berguna untuk mengkalibrasi peralatan pengukuran seperti timbangan dan timbangan lab. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pengukuran massa yang dihasilkan oleh uji berat sesuai dengan pengukuran oleh uji berat standar nasional. 

Jika pengukuran uji berat Anda tidak cocok, maka Anda harus melakukan langkah penyesuaian. Beberapa contoh instrumen yang memerlukan calibration ini adalah timbangan bayi, timbangan analitik, timbangan badan, dan anak timbangan.

Sudah Lebih Mengenal Apa Itu Kalibrasi?

Dari uraian tentang pengertian, prosedur, manfaat, jenis, serta tujuan kalibrasi. Dapat Anda simpulkan bahwa proses ini sangatlah penting. Tujuannya agar semua alat pemantauan dan pengukuran tetap memiliki kinerja yang baik untuk menjaga kualitas bahan baku hingga menjadi produk akhir. 

Jika Anda memerlukan layanan kalibrasi laboratorium untuk perusahaan, Anda dapat melihat detail layanannya di website kami Laboratorium Solusi Indonesia atau langsung menghubungi kontak WA 0812 9208 0271

Categories
Tak Berkategori

Seluk Beluk Sikat Tabung Reaksi. Fungsi & Cara Menggunakan

Beberapa orang yang sering masuk ke laboratorium mungkin sudah cukup familiar dengan berbagai peralatannya, salah satunya sikat tabung reaksi. Bagi Anda yang berprofesi sebagai laboran pasti sudah sering menggunakannya. Namun bagi pengguna baru seperti mahasiswa, sebaiknya pahami terlebih dahulu melalui artikel ini.

Apa Itu Sikat Tabung Reaksi?

Bagi Anda yang sering melakukan kegiatan penelitian atau praktikum tentu sudah tidak asing lagi dengan berbagai macam alat laboratorium seperti sikat untuk membersihkan tabung. Sebagai alat pembersih tabung, alat ini tentu memiliki peranan penting karena tabung reaksi juga sering digunakan.

Tabung reaksi sendiri bisa Anda gunakan untuk menguji biokimiawi atau menumbuhkan mikroba dalam bentuk cair maupun padat. Kemudian tabung tersebut menggunakan kapas, metal, plastik atau aluminium foil sebagai penutupnya. Hal itu tentu membuat tabung reaksi selalu dalam kondisi kotor setelah Anda gunakan.

Sikat tabung adalah salah satu alat laboratorium yang berguna untuk membersihkan alat laboratorium yang lain seperti tabung reaksi. Sikat tabung biasanya terbuat dari lapisan pegangan kawat yang kokoh dengan ujung melingkar dan memiliki bulu nilon sintetis untuk membersihkan partikel kotor pada tabung.

Pada umumnya fungsi sikat tabung reaksi digunakan saat praktikum kimia, farmasi, atau mikrobiologi oleh mahasiswa. Bentuk sikat ini memang seragam, tetapi memiliki ukuran dengan panjang bervariasi dan penggunaannya sesuai dengan ukuran alat yang akan dibersihkan.

Fungsi Sikat Tabung Reaksi

Tabung reaksi sebagai tempat untuk menampung reaksi kimia dari hasil percobaan dalam skala kecil, medium, hingga besar tentu membutuhkan alat pembersih yang aman. Sikat pembersih tabung reaksi yang biasa Anda gunakan dalam laboratorium adalah alat aman untuk membersihkan tabung dari perkembangbiakan mikroorganisme.

Fungsi sikat tabung reaksi yaitu untuk membersihkan peralatan lain yang memiliki lubang sempit seperti buret, labu erlenmeyer, dan gelas ukur. Sikat ini terbuat dari bahan yang tahan terhadap asam maupun bahan kimia korosif lain. Termasuk hidrokarbon aromatik, keton, afiliatik, ester etil asetat, dan trikloretilen.

Gambar Sikat Tabung Reaksi

Berikut ini adalah beberapa contoh gambar sikat tabung reaksi yang bisa Anda temukan dalam laboratorium:

1. Gambar 1

siplah.pesonaedu.id

Sikat tabung reaksi pada gambar ini memiliki ukuran panjang total kurang lebih 180 mm dengan bulu sikat 20 mm yang terpasang kuat pada kawat galvanis. Pegangan juga cukup kuat namun terbuat dari kawat yang bisa Anda sepuh dan puntir. Sikat tabung ini bisa Anda gunakan untuk percobaan praktikum kimia, biologi, maupun penelitian lain.

2. Gambar 2

id.aliexpress.com

Gambar kedua dari sikat tabung reaksi ini tersedia dalam empat ukuran yang bisa Anda sesuaikan dengan ukuran tabung yang Anda bersihkan. 

Anda bisa menggunakannya untuk membersihkan tabung laboratorium, botol, dan gelas lain. Kepalanya terbuat dari bahan nilon sehingga lebih kuat untuk membersihkan dan tentu tidak merusak bagian dalam tabung.

Pegangan atau tiang terbuat dari baja yang tahan karat, kemudian warna juga cukup menarik dan terkesan lebih bersih. Anda bisa mendapatkan langsung satu set berisi empat sikat melalui toko penyedia alat laboratorium maupun marketplace.

3. Gambar 3

www.tokopedia.com

Kemudian, untuk sikat tabung reaksi pada gambar ini memiliki diameter 25 mm dengan pegangan terbuat dari bahan kawat yang kuat. Selain kuat, gagang kawat ini tetap elastis saat Anda gunakan untuk membersihkan tabung reaksi.

4. Gambar 4

id.aliexpress.com

Sikat ini terbuat dari baja dan rambut babi dengan warna beragam dari putih, merah, dan hitam. Bahannya lembut namun tetap maksimal saat Anda gunakan untuk membersihkan tabung reaksi, botol minyak halus, silinder kaca, dan sebagainya. Selain itu, sikat bisa Anda cuci dan gunakan kembali sehingga tidak perlu membeli yang baru.

5. Gambar 5

id.aliexpress.com

Jenis sikat ini memiliki daktilitas yang baik, lebih kuat, dan fleksibel saat Anda ingin menekuknya. Ukurannya juga lebih kecil sehingga cocok untuk membersihkan tabung laboratorium yang bermulut sangat kecil. Bahan sikat terbuat dari logam. 

Selain untuk membersihkan tabung reaksi, alat ini juga bisa berfungsi membersihkan alat dapur. Ukuran panjang total 17 cm dengan panjang bulu 30 mm dan diameter 5 mm. Jika Anda ingin mendapatkan jenis sikat ini, maka bisa mencari melalui berbagai marketplace maupun tempat penyedia alat laboratorium lain.

Cara Menggunakan Sikat Tabung Reaksi

Setelah mengetahui beberapa gambar sikat pembersih tabung, sekarang saatnya Anda mengetahui tentang cara menggunakan sikat tabung reaksi. Sebenarnya penggunaannya cukup mudah, namun banyak pemula yang masih belum memahami. 

Sikat pembersih tabung ini hanya boleh Anda gunakan ketika alat laboratorium sedang dalam keadaan kotor setelah melakukan praktikum atau penelitian. Berikut ini langkah-langkah penggunaan sikat yang bisa Anda terapkan:

1. Siapkan Peralatan yang Kotor

Langkah pertama, setelah melakukan aktivitas penelitian atau praktikum di dalam laboratorium, Anda harus mengumpulkan alat-alat berupa tabung reaksi yang kotor. Letakkan tabung dan alat-alat sejenisnya pada satu tempat sebelum membersihkannya.

2. Basahi Tabung Reaksi

Selanjutnya, Anda perlu membasahi semua tabung reaksi atau gelas ukur menggunakan air mengalir yang bersih. Basahi tabung satu per satu dan berhati-hatilah supaya tidak jatuh atau pecah.

3. Masukkan Sabun

Membersihkan peralatan laboratorium yang kotor tidak cukup hanya dengan air saja. Oleh sebab itu, Anda perlu menambahkan sabun secukupnya ke dalam tabung reaksi atau gelas ukur yang akan Anda bersihkan.

4. Masukkan Sikat ke dalam Tabung 

Setelah Anda menuangkan sabun secukupnya, langkah selanjutnya adalah memasukkan bagian sikat tabung reaksi ke bagian dalamnya atau alat berupa gelas. Jika sikat sudah berada dalam tabung, maka gosoklah tabung hingga bersih dengan gerakan memutar secara perlahan.

Gosok tabung menggunakan sikat hingga beberapa menit dan pastikan sudah tidak ada bahan atau kotoran yang menempel pada alat atau tabung tersebut. 

5. Bilas Tabung Reaksi

Setelah Anda yakin bahwa tabung atau gelas sudah bersih dan tidak ada lagi kotoran di dalamnya, maka langsung saja keluarkan sikat dari tabung. Kemudian bilas tabung atau gelas ukur menggunakan air mengalir yang bersih. Pastikan sudah tidak ada bekas sabun yang menempel pada tabung setelah Anda bilas.

Letakkan gelas atau tabung reaksi yang sudah bersih pada satu tempat khusus dan tunggu hingga kering sebelum Anda menggunakannya kembali untuk penelitian selanjutnya. Jika tabung reaksinya belum benar-benar kering, sebaiknya jangan dulu Anda gunakan agar hasil penelitian atau praktikum bisa lebih akurat.

Sudah Tau Tentang Sikat Tabung Reaksi?

Itulah beberapa penjelasan tentang pengertian, fungsi, dan cara menggunakan sikat pembersih tabung reaksi di laboratorium. Agar tabung reaksi selalu dalam keadaan steril, maka Anda harus sering membersihkannya sesuai dengan cara di atas.

Bagi Anda yang ingin mencari informasi dan pemesanan berbagai peralatan laboratorium lain yang lengkap, pastikan kunjungi tempat terpercaya Laboratorium Solusi Indonesia. Semoga bermanfaat!

Categories
Tak Berkategori

Penjepit Tabung Reaksi: Jenis, Fungsi dan Cara Menggunakan

Para siswa, mahasiswa hingga para pekerja yang banyak melakukan kegiatan di laboratorium tentu tidak asing lagi dengan tabung reaksi dan penjepit tabung reaksi. Kedua alat ini hampir digunakan di seluruh sektor laboratorium baik fisika, kimia, maupun biologi. 

Zeus Pixel Men Neon yellow fitness t-shirt buy steroids online palestra torino – forma & benessere | fitness centre, fitness, martial arts

Penggunaan tabung reaksi tidak bisa dipisahkan dari penjepitnya. Maka tak heran jika fungsi penyapit tabung reaksi selalu disandingkan dengan tabung reaksi untuk mempermudah pekerjaan laboratorium.  Lalu, apa itu penjepit tabung reaksi dan bagaimana cara menggunakan alatnya?

Apa Itu Penjepit Tabung Reaksi?

Penyapit tabung reaksi merupakan sebuah alat yang memiliki fungsi untuk memindahkan tabung reaksi. Biasanya suatu zat yang direaksikan di dalam tabung reaksi memiliki suhu tinggi atau potensi bahaya yang besar.

Maka dari itu, peran penjepit ini dapat memungkinkan praktikan atau laboran untuk memindahkan tabung reaksi tanpa harus terkena potensi bahaya tersebut.

Penjepit ini berbentuk seperti tang yang memiliki pegangan panjang. Sehingga jarak antara tangan dan tabung reaksi dapat terjaga dan potensi bahaya dapat dihindari. 

Terkadang, gambar penjepit tabung reaksi juga dapat digunakan untuk glassware lain yang berukuran sama, seperti labu ukur, beaker glass, erlenmeyer dan lain sebagainya.

Jenis-Jenis Penyapit Tabung Reaksi

Alat penjepit ini memiliki beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan bahan pembuatannya. Fungsinya sebenarnya sama antar penyapit tabung reaksi. Namun, setiap jenis penyapit tabung reaksi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. 

Berikut merupakan jenis-jenis penyapit tabung reaksi beserta kelebihan dan kekurangannya:

1. Penyapit Tabung Reaksi Kayu

Penyapit berbahan kayu adalah jenis penyapit tabung reaksi yang paling banyak Anda temui, khususnya di laboratorium-laboratorium dasar yang berada di sekolah maupun universitas. Jenis penjepit berbahan kayu ini memiliki fungsi yang general dan dapat Anda gunakan pada berbagai keadaan.

Kelebihan jenis penjepit kayu adalah tidak mudah menghantarkan panas. Bahan material kayu yang terpilih adalah bahan yang bersifat isolator atau tidak dapat menghantarkan panas. 

Rata-rata zat kimia yang direaksikan dalam tabung reaksi memiliki reaksi eksoterm atau mengeluarkan panas. Sehingga penyapit tabung reaksi berbahan dasar kayu ini  sangat cocok untuk Anda gunakan.

Namun, penjepit tabung reaksi berbahan kayu juga memiliki kelemahan. Bahan kayu yang digunakan merupakan kayu ringan, sehingga mudah rusak jika digunakan terus menerus. 

Selain itu, kayu juga dapat lapuk dengan mudah akibat terkena zat kimia tertentu. Tak heran, jika dalam sebuah laboratorium biasanya menyediakan banyak sekali cadangan penyapit tabung reaksi kayu, untuk mengantisipasi kerusakan.

2. Penyapit Tabung Reaksi Logam

Sama halnya dengan penyapit berbahan kayu, penyapit tabung reaksi berbahan logam juga memiliki fungsi untuk memudahkan pemindahan tabung reaksi dari satu tempat ke tempat lain. Khususnya untuk memindahkan bahan-bahan kimia yang berbahaya. 

Namun, karena fungsinya yang lebih spesifik dan harga nya lebih mahal, umumnya penyapit tabung reaksi logam hanya berada pada laboratorium-laboratorium pengujian profesional.

Kelebihan dari jenis penjepit berbahan logam adalah ketahanannya yang cukup baik. Bahan material logam yang dipilih, membuat penjepit ini lebih tahan lama dan tidak mudah lapuk. Selain itu, material logam juga tahan terhadap potensi terkena zat kimia berbahaya, tidak seperti penyapit tabung reaksi berbahan kayu.

Namun, penjepit tabung reaksi logam ini bersifat konduktor sehingga mudah menghantarkan panas. Apabila Anda sedang melakukan formulasi reaksi eksotermis atau pendidihan larutan dalam bunsen, maka penjepit logam ini kurang cocok untuk Anda gunakan. 

Sebaiknya Anda menggunakan jenis penyapit tabung reaksi berbahan kayu. Selain itu, dari segi ekonomis, penyapit tabung reaksi berbahan logam sedikit lebih mahal daripada yang berbahan kayu.

Fungsi Penjepit Tabung Reaksi.

Fungsi penjepit tabung reaksi adalah sebagai media pemegangan tabung reaksi. Tabung reaksi secara umum berbentuk silinder dengan semua bahannya terbuat dari kaca. Di samping itu, tabung reaksi cenderung sulit untuk Anda pegang apabila sedang melakukan suatu formulasi atau penelitian.

Nah, dengan adanya penyapit tabung reaksi, Anda bisa menggunakannya untuk memindahkan tabung reaksi satu ke tabung reaksi yang lain. 

Apalagi, tabung reaksi yang sedang berisi zat kimia aktif memiliki risiko tinggi terhadap kerusakan kulit apabila Anda pindahkan menggunakan tangan langsung. Sehingga hadirnya penjepit ini berfungsi untuk mengatasi hal-hal bahaya tersebut.

Selain itu, fungsi penjepit tabung reaksi juga digunakan sebagai penyangga ketika tabung reaksi berisi media atau zat kimia yang sedang dipanaskan di dalam air mendidih. 

Alas tabung reaksi yang berbentuk cekung membuat tabung reaksi tidak dapat berdiri tegak. Apabila Anda tidak memberinya penyangga, maka zat di dalam tabung reaksi akan tumpah begitu saja. 

Kegunaan penyapit tabung reaksi di sini adalah untuk mengatasi hal tersebut dengan cara menyangga tabung reaksi selama proses pemanasan berlangsung.

Gambar Penjepit Tabung Reaksi

Mungkin sebagian dari Anda sudah familiar dengan gambar penyapit tabung reaksi. Namun tidak menutup kemungkinan sebagian juga belum mengerti figur penyapit tabung reaksi secara nyata. Berikut merupakan dua gambar penjepit tabung reaksi yaitu penyapit tabung reaksi kayu dan penyapit tabung reaksi logam.

  1. Penyapit Tabung Reaksi Kayu

source: tokopedia.com

B. Penyapit Tabung Reaksi Logam 

source : bukalapak.com 

Gambar A merupakan penjepit tabung reaksi berbahan kayu. Dapat Anda lihat bahwa penyapit tabung reaksi kayu berukuran kecil dan praktis. Selain itu, material kayunya juga bersifat sangat ringan.

Gambar B merupakan penyapit tabung reaksi berbahan logam. Dapat Anda lihat pada gambar bahwa penyapit tabung reaksi logam lebih kokoh dan besar sehingga akan lebih tahan lama jika Anda gunakan. 

Cara Menggunakan Penjepit Tabung Reaksi

Sebenarnya, prinsip dari cara menggunakan penjepit tabung reaksi sangatlah sederhana seminararbeit schreiben lassen. Anda dapat menggunakan penjepit tersebut sama halnya dengan Anda menggunakan penjepit gorengan ataupun gunting. 

Cukup dengan merenggangkan penyapit ketika akan mengambil tabung reaksi, dan menutup penyapit ketika akan mengangkat tabung reaksi.

Namun, karena penggunaan penjepit ini umumnya berada dalam lingkungan kerja yang memiliki berbagai risiko bahaya, maka ada baiknya jika Anda menggunakan alat pengamanan diri secara lengkap.

APD atau alat pengamanan diri yang dianjurkan untuk digunakan adalah sarung tangan lateks, jas laboratorium, masker, sepatu tertutup dan penutup kepala ghostwirter. Penggunaan APD dapat melindungi Anda dari potensi bahaya zat kimia hingga mikrobiologi di laboratorium.

Mau Cari Tempat Jual Penjepit Tabung Reaksi ?

Berikut tadi adalah ulasan sekilas tentang penyapit tabung reaksi, jenis, fungsi, dan cara penggunaannya hausarbeit schnell schreiben. Penyapit tersebut merupakan salah satu alat laboratorium yang digunakan untuk membantu memindahkan ataupun menyangga tabung reaksi. 

Masing-masing jenisnya memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Anda perlu memilih jenis penjepit yang sekiranya paling cocok untuk Anda gunakan masterarbeit ghostwriter kosten. Apabila Anda membutuhkan tempat jual penjepit tabung reaksi untuk keperluan laboratorium, Anda dapat membelinya melalui Laboratorium Solusi Indonesia.

Pada situs jual penjepit tabung reaksi tersebut, Anda bisa mendapatkan penjepit dan alat-alat laboratorium lain sesuai dengan keinginan dan kebutuhan Anda ghostwriter kosten. Anda pun dapat membelinya dengan mudah melalui situs jual beli online.