Categories
Alat Laboratorium Distributor Alat Lab Layanan LSI

Alat Pelindung Kepala: Mengenal Kelebihan dan Fungsi

Meningkatkan Keselamatan Kerja: Mengenal Alat Pelindung Kepala (APK) sebagai APD yang Vital

Dalam industri dan berbagai kegiatan yang melibatkan risiko kecelakaan atau cedera kepala, penggunaan alat pelindung kepala (APK) adalah suatu keharusan. APK merupakan salah satu jenis alat pelindung diri (APD) yang dirancang khusus untuk melindungi kepala dari benturan, serpihan, debu, panas, atau bahaya lainnya yang mungkin terjadi di tempat kerja. Artikel ini akan mengulas kelebihan dan fungsi APK serta mengapa penting untuk memahami perlunya penggunaan APK dengan baik.

Kelebihan APK

  1. Perlindungan Maksimal: Alat pelindung kepala dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang kokoh dan tahan terhadap benturan atau bahaya fisik lainnya. Mereka dirancang untuk menyerap energi dari benturan dan melindungi kepala dari luka serius.
  2. Penyesuaian yang Mudah: APK umumnya dirancang dengan sistem penyesuaian yang dapat diatur, seperti tali penyangga, pengencang, atau fitur lainnya. Hal ini memungkinkan penggunanya untuk menyesuaikan APK dengan ukuran kepala dan kenyamanan individu.
  3. Kenyamanan: Produsen APK semakin fokus pada desain ergonomis yang memberikan kenyamanan maksimal bagi penggunanya. Bahan yang ringan dan sirkulasi udara yang baik membantu mengurangi ketidaknyamanan dan keringat berlebih.
  4. Perlindungan Terhadap Faktor Lingkungan: Beberapa APK dilengkapi dengan fitur tambahan, seperti pelindung dari radiasi, panas, atau bahan kimia. Fitur ini membantu mengurangi risiko terpapar faktor lingkungan yang berbahaya saat bekerja di lingkungan yang berpotensi berbahaya.

Fungsi Alat Pelindung Kepala

  1. Pencegahan Cedera Kepala: Fungsi utama APK adalah melindungi kepala penggunanya dari benturan, tumbukan, atau terjangan benda keras yang dapat menyebabkan luka serius. APK yang tepat akan membantu mengurangi risiko cedera kepala yang dapat mengancam jiwa atau menyebabkan cacat permanen.
  2. Penghalang terhadap Debu dan Serpihan: Di sektor industri seperti konstruksi, pertambangan, atau manufaktur, debu dan serpihan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan pekerja. Alat pelindung kepala dengan penutup wajah atau pelindung mata terintegrasi membantu melindungi mata dan wajah dari debu, serpihan, atau bahan kimia yang terdispersi di udara.
  3. Identifikasi dan Keamanan: Beberapa APK, terutama yang digunakan di sektor konstruksi atau pemerintahan, dilengkapi dengan warna cerah dan strip reflektif. Hal ini membantu dalam identifikasi pekerja dan meningkatkan keamanan di tempat kerja, terutama di area yang berpotensi berbahaya atau dengan visibilitas rendah.

Pentingnya Penggunaan APK

Ketika berurusan dengan pekerjaan yang melibatkan risiko cedera kepala, penting bagi pekerja dan pengusaha untuk memahami pentingnya penggunaan APK dengan baik. Berikut adalah alasan mengapa penggunaan APK sangat penting:

  1. Perlindungan Diri: Penggunaan APK adalah langkah pertama yang efektif untuk melindungi diri sendiri dari risiko cedera kepala. Dalam situasi darurat, APK dapat menjadi perbedaan antara kehidupan dan kematian.
  2. Kepatuhan Hukum: Di banyak negara, aturan keselamatan kerja mengharuskan penggunaan APK di tempat kerja tertentu. Melanggar peraturan ini dapat mengakibatkan konsekuensi hukum serius, termasuk denda dan penutupan tempat kerja.
  3. Kesadaran Keselamatan: Penggunaan APK secara konsisten meningkatkan kesadaran keselamatan di tempat kerja. Ini mendorong budaya kerja yang aman dan mengurangi risiko cedera bagi semua orang yang terlibat.
  4. Kepercayaan dan Produktivitas: Ketika pekerja merasa dilindungi dan aman, tingkat kepercayaan dan produktivitas cenderung meningkat. Pekerja yang tahu bahwa mereka memiliki perlindungan yang memadai akan bekerja dengan lebih percaya diri dan fokus pada tugas-tugas mereka.

Kesimpulan

Alat pelindung kepala (APK) adalah APD yang penting dalam melindungi kepala dari risiko cedera di tempat kerja. Dengan kelebihan dan fungsi yang dijelaskan di atas, penggunaan APK memberikan perlindungan maksimal dan membantu mencegah cedera kepala serius. Menggunakan APK dengan baik juga penting untuk mematuhi peraturan keselamatan kerja, mendorong budaya keselamatan yang positif, dan meningkatkan produktivitas. Dengan memahami kepentingan APK dan memilih yang sesuai untuk kebutuhan individu, kita dapat

Categories
Alat Laboratorium Distributor Alat Lab

Bakteri E. coli: Karakteristik dan Peran Penting dalam Penelitian

Source : Shutterstock

Bakteri Escherichia coli (E. coli) adalah salah satu mikroorganisme paling banyak diteliti dalam mikrobiologi. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bakteri E. coli serta pentingnya media mikrobiologi dalam penelitian dan pemahaman lebih lanjut tentangnya. Dari isolasi hingga identifikasi, media mikrobiologi memainkan peran vital dalam studi bakteri E. coli dan kontribusinya dalam berbagai aspek kehidupan.

Karakteristik dan Peran

Bakteri E. coli merupakan bagian normal dari flora usus manusia dan hewan. Namun, beberapa strain E. coli dapat menjadi patogen dan menyebabkan infeksi usus, infeksi saluran kemih, atau infeksi sistemik serius. Dalam penelitian, E. coli digunakan sebagai model organisme untuk mempelajari berbagai aspek biologi, seperti reproduksi, metabolisme, dan mekanisme resistensi antibiotik.

Isolasi dan Pembiakan

Media mikrobiologi memainkan peran penting dalam isolasi dan pembiakan bakteri E. coli. Media selektif yang mengandung zat seperti garam empedu dan pewarna tertentu digunakan untuk membedakan E. coli dari mikroorganisme lain dalam sampel. Setelah isolasi, media pertumbuhan yang sesuai seperti agar Nutrient digunakan untuk membiakkan dan memperbanyak koloni E. coli agar dapat dipelajari lebih lanjut.

Identifikasi dan Pengujian Karakteristik

Media mikrobiologi juga digunakan dalam identifikasi dan pengujian karakteristik E. coli. Teknik seperti pewarnaan Gram dan uji biokimia menggunakan media khusus membantu dalam identifikasi dan pemisahan dari bakteri lain. Selain itu, uji sensitivitas antibiotik menggunakan cawan Petri dan media khusus juga penting untuk menentukan pola resistensi terhadap antibiotik.

Studi Genetik dan Rekombinasi

Bakteri E. coli menjadi model utama dalam studi genetik dan rekombinasi DNA. Dalam laboratorium, media mikrobiologi seperti agar LB (Luria-Bertani) digunakan untuk membiakkan E. coli dan memanipulasi genetiknya. Teknik seperti transformasi, transduksi, dan transformasi mengizinkan peneliti untuk memasukkan, mentransfer, atau menghapus fragmen DNA dalam E. coli, membantu mempelajari fungsi gen dan mekanisme biologis lainnya.

Peran E. coli dalam Kesehatan dan Lingkungan

E. coli juga berperan penting dalam kesehatan dan lingkungan. Di bidang kesehatan, media mikrobiologi membantu dalam deteksi dan identifikasi strain patogenik yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Di bidang lingkungan, biasa digunakan sebagai indikator kebersihan air dan kualitas air minum, karena keberadaannya menunjukkan kemungkinan adanya pencemaran feses manusia atau hewan.

Kesimpulan

Bakteri E. coli merupakan subjek penelitian yang penting dalam mikrobiologi, dan media mikrobiologi memainkan peran yang krusial dalam pemahaman lebih lanjut tentang bakteri ini. Dengan menggunakan media yang sesuai, peneliti dapat mengisolasi, membiakkan, dan mengidentifikasi E. coli dengan lebih baik. Dalam penggunaan media mikrobiologi, pemahaman kita tentang aspek biologi, genetik, dan dampak kesehatan dan lingkungan E. coli terus berkembang, memberikan kontribusi penting dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Lengkapi kebutuhan laboratorium Anda dengan Laboratorium Solusi Indonesia sebagai penyedia alat-alat laboratorium terbaik di Indonesia.

Categories
Alat Laboratorium Distributor Alat Lab Layanan LSI

Alat Anemometer: Pengukur Kecepatan dan Arah Angin

Source : Anemometer Lutron

Pengertian Alat Anemometer

Alat anemometer adalah perangkat yang digunakan untuk mengukur kecepatan dan arah angin. Alat ini digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari meteorologi, industri, olahraga, hingga kegiatan luar ruangan. Dengan akurasi tinggi dan kemampuan yang handal, alat ini memberikan informasi penting tentang kondisi angin yang sangat bermanfaat dalam berbagai konteks.

Cara Kerja Alat

  1. Prinsip Dasar: Alat anemometer bekerja berdasarkan prinsip pengukuran laju perubahan udara atau fluida yang melewati sensor. Kecepatan angin akan menghasilkan gaya pada sensor yang kemudian dikonversi menjadi pembacaan kecepatan.
  2. Jenis-Jenis: Terdapat beberapa jenis anemometer yang umum digunakan, termasuk:
    • Cup: Menggunakan tiga atau empat cangkir yang dipasang pada poros dan berputar akibat tekanan angin. Kecepatan angin diukur berdasarkan putaran cangkir dalam suatu periode waktu tertentu.
    • Propeller: Menggunakan baling-baling yang berputar akibat tekanan angin. Kecepatan angin diukur berdasarkan kecepatan rotasi baling-baling.
    • Hot-Wire: Menggunakan kawat panas yang terkena angin. Perubahan suhu kawat diukur dan dikonversi menjadi kecepatan angin.
    • Ultrasonic: Menggunakan gelombang ultrasonik yang dipancarkan dan diterima oleh sensor. Kecepatan angin diukur berdasarkan perubahan waktu tempuh gelombang ultrasonik.
  3. Penggunaan Alat Anemometer:
    • Persiapan: Pastikan alat dalam keadaan baik dan baterai terisi penuh. Periksa petunjuk penggunaan untuk pengaturan dan kalibrasi awal yang diperlukan.
    • Penempatan: Tempatkan alat pada lokasi yang mewakili kondisi angin yang ingin diukur. Pastikan tidak ada halangan yang dapat mengganggu aliran angin langsung ke sensor.
    • Pengukuran Kecepatan Angin: Hidupkan alat dan biarkan sensor mengumpulkan data. Baca dan catat pembacaan kecepatan angin yang ditampilkan pada layar alat.
    • Pengukuran Arah Angin: Beberapa alat anemometer dilengkapi dengan kompas atau sensor arah angin. Gunakan fitur ini untuk mengukur dan mencatat arah angin yang ditunjukkan oleh alat.
  4. Interpretasi Data: Hasil pengukuran kecepatan dan arah angin yang diperoleh dari alat ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti:
    • Analisis Cuaca: Informasi kecepatan dan arah angin penting dalam memprediksi cuaca, memahami pola angin, dan mengamati perubahan kondisi atmosfer.
    • Industri dan Konstruksi: Pengukuran angin diperlukan dalam industri seperti penerbangan, energi terbarukan, dan konstruksi bangunan tinggi untuk kepentingan keamanan dan desain struktural.
    • Olahraga dan Kegiatan Luar Ruangan: Alat anemometer digunakan dalam olahraga seperti layang-layang, paralayang, dan selancar untuk memantau kondisi angin yang aman dan optimal.

Kesimpulan

Alat anemometer adalah perangkat yang penting dalam mengukur kecepatan dan arah angin. Dengan prinsip kerja yang berbeda-beda, alat ini memberikan pengukuran yang akurat dan berguna dalam berbagai aplikasi. Dari meteorologi hingga industri dan olahraga, alat ini memberikan informasi vital tentang kondisi angin yang diperlukan untuk pengambilan keputusan yang tepat.

Categories
Alat Laboratorium Distributor Alat Lab

Metode Titrasi: Pengertian, Cara Kerja, Jenis-Jenis, Contoh Penggunaan, dan Alat yang Digunakan, Lengkap!

Salah satu teknik untuk menentukan konsentrasi sebuah reaktan adalah titrasi. Teknik ini banyak digunakan dalam pelajaran sekolah, tes laboratorium, hingga kimiawan-kimiawan yang mendunia. Penasaran untuk tahu lebih lanjut? Yuk, simak pengertian, jenis-jenis, dan contoh alat yang digunakan dalam teknik titrasi dibawah ini.

Pengertian

Seperti yang sudah disampaikan, titrasi adalah sebuah teknik atau metode untuk menentukan konsentrasi reaktan(bahan yang menyebabkan atau dikonsumsi dalam suatu reaksi kimia). Teknik ini memanfaatkan volume larutan lain yang sudah dikenal konsentrasinya untuk dibandingkan dengan larutan yang belum tahu konsentrasinya.

Prinsip cara kerja titrasi sebenarnya terdengar sangat mudah. Dibantu dengan alat-alat, larutan yang masih belum diketahui konsentrasinya akan ditambahkan beberapa tetes indikator asam-basa. Kemudian, larutan itu ditetesi dengan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Terakhir, kita akan menghitung volume titran yang digunakan sampai titik ekuivalen, yang biasa akan ditunjukan dengan perubahan warna larutan indikator. Karena pengukuran volume larutan sangat penting dalam proses titrasi, proses ini juga sering disebut dengan nama analisis volumetrik.

Gimana? Walaupun terdengar mudah, sangat membutuhkan ketelitian tinggi dari seorang analis karena mengenal titik ekuivalen dan jumlah volume reaktor tidak mudah.

Jenis-Jenis

Dengan prinsip kerja titrasi yang sudah disampaikan, banyak metode titrasi yang bisa digunakan untuk larutan yang berbeda.

1. Titrasi Asam-Basa

Jenis titrasi ini termasuk yang paling sederhana. Larutan basa yang belum diketahui volumenya akan ditentukan oleh larutan asam yang sudah diketahui, dan sebaliknya. Titik akhir titrasi asam-basa adalah perubahan warna pada indikator, yang terjadi saat perubahan asam dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri.

2. Titrasi Redoks/Oksidasi

Dalam titrasi ini, kita menentukan konsentrasi larutan suatu zat yang dapat bertindak sebagai oksidan atau peredam. Titrasi ini dibagi lagi menjadi 3 jenis, yaitu titrasi iodometri, yang menggunakan Iodin harus dibuat terlebih dahulu dengan reaksi redoks sebelumnya; Titrasi iodimetri, yang menggunakan Iodin yang sudah ada(langsung); Titrasi permanganometri, yang memanfaatkan ion Mn2+

Dalam titrasi redoks, terjadi transfer atau pertukaran elektron. Dimana ketika suatu zat mengalami reduksi, maka akan terjadi penambahan elektron. Sedangkan ketika zat mengalami oksidasi, maka elektron akan berkurang. Indikator dalam titrasi ini adalah perubahan warna dan atau potensiometer untuk mengetahui titik ekivalen atau titik akhir.

3. Titrasi Kompleksometri

Titrasi Kompleksometri melibatkan proses titrasi ion logam dengan agen pengompleks yang biasa digunakan untuk menganalisa kadar logam pada larutan sampel yang dapat membentuk kompleks dengan larutan standar(biasanya ligan). Indikator yang digunakan itu juga biasanya akan bereaksi dengan kelebihan titran (sama-sama membentuk ion kompleks) serta menunjukkan perubahan warna.

Contoh Penggunaan

Tentu saja banyak sekali pemanfaatan dari metode titrasi yang bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya titrasi akan sangat berguna dalam industri farmasi, kosmetik, pangan, dan minuman beralkohol. Simak beberapa contoh berikut ini:

  • Dalam pembuatan anggur, penting untuk mengetahui secara pasti berapa konsentrasi pada beberapa asam seperti tartarat, malat hingga asam sitrat. Hasil pengukuran ini berdampak besar pada fermentasi.
  • Dalam industri farmasi, titrasi redoks dilakukan untuk menganalisis jumlah kandungan vitamin C dalam sebuah sampel obat.
  • Titrasi dengan larutan basa dilakukan untung menghitung konsentrasi asam asetat dalam cuka, perbedaan perhitungan yang sedikit saja bisa menyebabkan rasa yang berbeda.
  • Dalam pembuatan shampoo, sabun, kondisioner, krim, dan kosmetik lainnya, perlu dilakukan titrasi agar produk akhir tidak membahayakan/merusak kulit.
  • Kelebihan glukosa dalam urin dapat menandakan diabetes. Metode Benedict salah satu metode konvensional  untuk mengukur kadar glukosa dalam urin menggunakan pereaksi yang disiapkan.
  • Penetralan limbah minyak sayur dengan menentukan keasamannya.

Alat- alat

Metode yang digunakan dalam titrasi sangat mementingkan alat-alat, peralatan, dan instrumen kimia. Dengan berkembangnya teknologi setiap tahun, titrasi yang dulunya menggunakan alat-alat manual seperti tabung; sekarang bisa memanfaatkan mesin agar prosesnya lebih mudah dan hasilnya lebih akurat. Berikut kita lihat alat-alat yang digunakan dalam titrasi manual ataupun komputasi:

1. Buret dan Statif

Buret digunakan untuk mengambil cairan dengan ukuran yang sangat akurat dan tempat titiran. Ada tombol yang bisa digunakan untuk mengatur aliran udara dan gas. Statif dipakai untuk menahan buret saat proses titrasi.

2. Tabung Erlenmeyer

Sumber : wikipeedia.com

Tabung erlenmeyer digunakan untuk tempat analit yang akan dicari konsentrasinya. Labu erlenmeyer memiliki leher sempit dan mengembang di bagian dasarnya. Hal ini memudahkan untuk pencampuran cairan kimia tanpa takut resiko tumpah.

3. Bulb Pipette

Sumber: prima-brt

Karet penghisap digunakan untuk mengambil analit saat menggunakan pipet volume.

4. Pipet Ukur/Volume

Pipet volume untuk mengambil analit dengan volume tertentu misal 10, atau 25 mL. Pipet volume lebih akurat dari gelas ukur sehingga untuk volume kecil direkomendasikan memakai pipet ini.

5. Pipet

Pipet tetes dipakai untuk mengambil indikator yang akan digunakan pada waktu titrasi.

6. Labu

Sumber : wikipedia.com

Labu Takar berfungsi untuk membuat larutan standar atau titran, misalnya titran dengan konsentrasi 0.1 M, 0.5 M dan sebagainya.

7. Unit Titrator

Sumber : wikipedia.com

Dengan berkembangnya teknologi, lebih mudah dan lebih banyak unit titrator yang bisa mempermudah proses titrasi yang dulunya digunakan secara manual dengan alat sederhana. Jenis titrasi redoks biasanya yang paling sering menggunakan titrator, seperti pada contohnya alat potensiometer.

Sudah Paham dengan Segala Hal Tentang Titrasi?

Setelah menyimak tentang titrasi dan fungsinya, Anda sadar bahwa proses titrasi sangatlah berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari kita, terutama untuk Anda yang berada di industri alkohol, kosmetik, pangan, dan sebagainya.

Oleh karena itu, banyak laboratorium yang mencari pengadaan alat laboratorium atau melakukan servis di perusahaan laboratorium terbaik untuk mendapatkan kualitas yang terjamin dalam pengadaannya.

Mengenai urusan pengadaan titrasi atau alat-alat lab lainnya, serahkan saja kepada Laboratorium Solusi Indonesia sebagai penyedia alat-alat laboratorium terbaik di Indonesia.

Categories
Alat Laboratorium Distributor Alat Lab

Buret Digital: Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Macam-Macam, serta Penggunaannya

Apa Itu Buret Digital?

Seorang analis laboratorium, pastinya sudah tidak asing lagi dengan metode titrasi. Proses titrasi tidak luput dari alat yang dinamakan dengan “buret” yang mana alat tersebut akan meneteskan cairan hasil dari proses pemisahan reaktan dalam suatu larutan dan juga bisa didefinisasikan dengan alat yang digunakan di dalam kimia analitik untuk mengeluarkan variabel yang mana kuantitas terukur berasal dari larutan.

Penting untuk diketahui, awal mula alat ini hanya tersedia untuk jenis analog. Buret digital memiliki layar yang berfungsi menunjukan volume yang dapat digunakan untuk mendapatkan hasil presisi pada proses titrasi. Katup pedestal memungkinkan jalur cairan dimatikan secara manual untuk mencegah pelepasan yang tidak disengaja. Akurasi dicapai dalam ± 0,2%, presisi lebih baik dari 0,1%, resolusi 0,05 ml. Bagian kepala bisa diputar 360 ° untuk keamanan dan kenyamanan operator.

Unit akan mati secara otomatis tanpa kehilangan volume dititrasi sebelumnya. Bagian dapat dibongkar untuk sterilisasi atau autoklaf pada suhu 121 ° C. Unit ini didukung oleh baterai lithium 3.6v; Memungkinkan minimal 60.000 titrasi tiga menit. Termasuk 33mm, 38mm, dan 45mm adapter.

Digital buret mempunyai bentuk seperti jarum suntik pada ujung penetesnya. Bagian laras terbuat dari material kaca dan pendorongnya berbahan polietilen atau plastik. Hal ini untuk mencegah cairan mengalami korosi pada kaca termasuk pada larutan alkali. Nantinya volume ditampilkan pada layar digital, sedangkan jarum suntik mempunyai tingkat presisi tinggi dan digunakan untuk memberikan alikuot yang sangat tepat.

Fungsi Buret Digital

Seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya, buret digunakan terutama untuk proses titrasi. Alat akan meneteskan sejumlah reagen cair dalam suatu percobaan Analisa laboratorium. Dilihat dari fungsi tingkat pengukurannya juga memiliki kelebihan yang sangat memudahkan dalam melakukan eksperiment, selain itu burette digital juga memiliki tingkat presisi yang sangat tinggi sehingga memiliki banyak keunggulana dibandingkan fungsi buret analog. Karena tingginya nilai akurasi burette ini, sikap kehati -hatian dalam proses pengukuran sangat penting untuk menghindari kesalahan sistematis.

Apa saja Jenis Buret ?

Jenis buret berdasarkan peruntukanya dibagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut :

1. Buret asam ( bersama dengan cerat kaca ) digunakan untuk larutan yang berupa asam (HNO3, HCl), netral (Tiosulfat) dam larutan pengoksid (KCrO4)

2. Buret basa digunakan untuk larutan yang berupa basa layaknya NaOH, KOH dll. Memiliki ujung cerat karet bersama dengan bola kaca yang berguna serupa layaknya keran.

3. Buret amberglas berasal dari bahan kaca yang berwarnacoklatatau gelap.Buter ini berguna untuk larutan yang mudah teroksidasi oleh sinar matahari layaknya larutan Kalium permanganat atau iodium.

4. Buret Universal yakni digunakan untuk semua type larutan baik yang berupa basa maupun asam, Cerat unungnya terbuat berasal dari teflon.

Macam-macam Buret

Berdasarkan ukurannya dibagi menjadi beberapa macam yakni sebagai berikut :

1. Buret asam ( bersama dengan cerat kaca ) digunakan untuk larutan yang berupa asam (HNO3, HCl), netral (Tiosulfat) dam larutan pengoksid (KCrO4)

2. Buret basa digunakan untuk larutan yang berupa basa layaknya NaOH, KOH dll. Memiliki ujung cerat karet bersama dengan bola kaca yang berguna serupa layaknya keran.

3. Buret amberglas adalah buret yang terbuat berasal dari bahan kaca yang berwarnacoklatatau gelap.Buter ini berguna untuk larutan yang mudah teroksidasi oleh sinar matahari layaknya larutan Kalium permanganat atau iodium.

4. Buret Universal yakni buret yang sanggup digunakan untuk semua type larutan baik yang berupa basa maupun asam.

Penggunaan Buret Digital

Terkait penggunaannya berikut adalah cara pengoperasiannya :

  1. Pengkondislan/Priming
  • Pastikan bahwa tutup ujung selang titrasi tertutup rapat
  • Putar valve ke arah panah “recirculate”/”isi ulang”
  • Pertama, putar hand wheel sehingga piston turun penuh berikutnya isi piston sampai terisi setengah kemudian kosongkan lagi. Ulangi langkah ini sekitar 5x sampai tidak ada gelembung udara di bawah piston. Catatan: sedikit gelembung udara dengan ukuran sekitar 1 mm masih diperbolehkan
  • Buka tutup selang titrasi
  • Putar valve ke posisi “titrasi”
  • Letakkan wadah di bawah ujung selang titrasi yang sudah terbuka kemudian keluarkan cairan sampai pada selang titrasi tidak ada gelembung udara. Bersihkan tetesan cairan yang tersisa dari ujung selang titrasi

2. Titrasi

  • Menyalakan instrument: tekan tombol on/off
  • Mengisi Instrument: Isi instrument dengan perlahan sampai posisi teratas dengan cara memutar hand wheel searah jarum jam
  • Titrasi : Letakkan wadah yang berisi larutan yang akan dititrasi pada ujung selang titrasi. Dengan memutar hand wheel berlawanan arah putaran jarum jam, titrasi sampai titik akhir Catatan: Jika volume titrasi belum cukup, isi ulang dengan memutar hand wheel sampai posisi teratas (nilai tampilan tetap tidak berubah selama proses ini). Kemudian lanjutkan titrasi sampai selesai.

3. Penggunaan tombol pause

  • Memulai pause: tekan tombol pause hingga muncul tanda pause di ujung kiri atas tampilan
  • Kondisikan instrument hingga tidak terdapat gelembung udara lagi
  • Mengakhiri fungsi pause: tekan tombol pause lagi hingga tanda pause hilang
  • Lanjutkan titrasi

Demikian pembahasan mengenai digital buret. jika dirasa bermanfaat silahkan temen-temen boleh share.

Mengenai urusan pengadaanburet atau alat-alat lab lainnya, serahkan saja kepada Laboratorium Solusi Indonesia sebagai penyedia alat-alat laboratorium terbaik di Indonesia.

Categories
Alat Laboratorium Distributor Alat Lab

Furnace/Tungku/Tanur dalam dunia laboratorium: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Fungsi; Lengkap!

Kita semua pastinya tidak asing lagi dengan furnace, salah satu alat yang digunakan untuk menghasilkan panas dari bahan bakar. Namun lebih dari itu, tahukah anda mengenai prinsip radiasi dalam furnace maupun yang tidak menggunakan bahan bakar? Penasaran? Yuk, simak pengertian, jenis-jenis, dan fungsisnya dibawah ini.

Pengertian

Furnace yang juga biasa disebut tungku dan tanur adalah tempat penghasil panas melalui pembakaran bahan bakar. Panas tersebut lalu ditransfer ke bahan material yang hendak di bakar. 

Dalam bentuknya secara keseluruhan, furnace terdiri dari beberapa bagian seperti tungku, burner, saluran, blower, dan pipa untuk ventilasi. Proses pemanasannya diawali dengan burner atau bahan bakarnya. Setelah suhu turun cukup rendah, tungku akan menyala. Hal ini yang dapat menyebabkan pertukaran energi gas dan panas. Pertukaran energi tersebut akan memasukkan udara dan mengubah gas menjadi energi panas yang akhirnya mengalir melalui salurannya. Kemudian akan terjadi pembakaran. Adanya pembakaran terjadi ketika bahan bakar bergabung dengan udara yang menghasilkan panas. Sampai akhirnya, terjadilah transfer udara panas ke bagian blower.

Jenis-Jenis

Jenis-jenis furnace bergantung dengan penggunaannya; ada yang berguna hanya sebagai penguji panas dan ada yang sebagai peleleh logam. Dalam laboratorium, biasanya yang digunakan adalah muffle furnace, namun masih ada 3 lagi jenis lainnya yang digunakan untuk kegunaan lain seperti untuk keperluan industri. Secara bentuk, bisa dibagi menjadi 3 bentuk, yaitu: silinder vertikal, box, dan kabin. Walaupun bentuknya berbeda, biasanya tidak ada perbedaan jika jenis furnace tersebut sama. Berikut jenis-jenis furnace yang paling sering digunakan:

1. Muffle

Muffle Furnace adalah Furnace di mana bahan subjek diisolasi dari bahan bakar dan semua produk pembakaran, termasuk gas dan abu terbang. Jenis ini sering kali digunakan untuk melebur kaca, membuat lapisan enamel dan keramik, dan menyolder. Jenis ini juga digunakan di banyak fasilitas penelitian, misalnya oleh ahli kimia untuk menentukan bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak mudah menguap.

Proses muffle bekerja dengan cara konduksi, konveksi, atau radiasi bahan bakar dari dalam tembok resistansi listrik. Oleh karena itu, biasanya tidak ada pembakaran yang terlibat dalam kontrol suhu sistem sehingga memungkinkan pengontrolan suhu yang lebih mudah.

2. Salt Bath

Sumber : uptonindustries

Salt Bath Furnace sangatlah unik, dimana dalam furnace dimasukan garam seperti nitrat, nitrit, klorida, karbonat, dan sianida. Campuran garam dipilih untuk memberikan kisaran suhu tertentu dan perlakuan yang diinginkan ke permukaan bahan yang dipanaskan. Garam tersebut bisa dipanaskan dengan cara listrik ataupun bahan bakar.

Jenis ini biasa digunakan untuk peleburan, meningkatkan/mengurangi kekerasan logam, dan juga pendinginan!

3. Vacuum

Sumber : : tav-engineering

Dalam Vacuum Furnace, bahan yang dipanaskan dikelilingi ruang hampa sehingga mencegah perpindahan panas dan menghilangkan sumber kontiminasi. Biasanya jenis ini digunakan untuk memanaskan logam dalam temperatur yang sangat tinggi.

4. Fluidized Bed

Sumber : asminternational

Fluidized Bed mempunyai pemanfaatan yang sama dengan Furnace lainnya, namunjenis ini mempunyai bentuk panjang keatas sebagai ruang ledakan udara atau distribusi gas ke perapian. Tertulis juga dinamanya, furnace ini memembentuk fluidized bed, sebuah interaksi antara bahan padat dan gas.

Fungsi

Jika dibicarakan secara umum, tanur paling sering dipakai di bidang industri. Biasanya untuk melebur, membuat baja, dan menguatkan logam. Lalu, apa fungsinya di laboratorium?

Di laboratorium, tanur digunakan untuk memanaskan alat dan bahan tertentu saja. Selain untuk menentukan bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak mudah menguap, juga digunakan untuk mensterilkan limbah biohazard, instrumen pembedahan, atau media/reagen untuk pengujian aseptik. Selain itu, juga bisa dipakai untuk pengeringan, pemanasan, pengujian tekanan lingkungan, seperti perubahan suhu, cahaya, dan kelembaban.

Sudah Paham dengan Pengertian, Jenis, dan Fungsi Furnace?

Setelah menyimak jenis-jenis dan kegunaan beserta fungsi termometer laboratorium, Anda sadar bahwa keberadaan furnace di laboratorium sangat berpengaruh. Untuk pengadaannya dapat lebih dari satu, tergantung penggunaannya masing-masing.

Oleh karena itu, banyak perusahaan laboratorium yang mencari pengadaan alat laboratorium atau melakukan servis di perusahaan laboratorium terbaik. guna mendapatkan masa penggunaan alat dalam jangka panjang.

Mengenai urusan pengadaanburet atau alat-alat lab lainnya, serahkan saja kepada Laboratorium Solusi Indonesia sebagai penyedia alat-alat laboratorium terbaik di Indonesia.

Categories
Alat Laboratorium Distributor Alat Lab

Hotplate Stirrer : Pengertian, Prinsip Kerja, dan Cara Menggunakannya

Pengertian Hotplate Stirrer

Apa itu hotplate stirrer? Hotplate stirrer adalah alat yang digunakan untuk melakukan pemanasan dan pengadukan pada suatu larutan, yang bertujuan agar larutan tersebut dapat homogen. Untuk melakukan proses pengadukan tersebut, di dalam hotplate ini terdapat stir bar, atau yang juga dikenal dengan sebutan magnetic stirrer. Magnetis stirrer ini dapat mempercepat tercampurnya larutan sehingga menjadi homogen.

Magnetic stirrer bekerja dengan cara mengubah energi listrik ke panas. Pada lempengan atasnya berfungsi sebagai konduktor. Sedangkan hotplate berfungsi untuk memanaskan wadah yang terbuat dari bahan kaca.

Hotplate stirrer pun dilengkapi dengan bahan pemanas. Hal ini bertujuan untuk melakukan beragam proses reaksi kimia dari dua larutan, melakukan pemanasan dan melelehkan cairan, hingga pengadukan suatu larutan agar homogen. 

Cara kerja hotplate stirrer ini adalah berasal dari listrik yang dialirkan ke hotplate. Karena listrik tersebut sudah dialirkan ke hotplate, maka hot plate pun akan menjadi panas.

Prinsip Kerja Hotplate Stirrer

Hotplate Stirrer bekerja dengan cara mengubah energi listrik menjadi energi panas dan energi gerak (putar) untuk memanaskan dan mengaduk larutan. Agar larutan teraduk dan bercampur sempurna (homogen) digunakan stir bar (batang magnet) sebagai alat bantu. Sementara panas yang dihasilkan untuk mempercepat terjadinya homogenisasi larutan.

Bagian-bagian hotplate

Untuk lebih jelasnya mari lihat gambar dibawah ini :

Dari gambar di atas sudah terbayang kan fungsinya seperti apa dan cara kerja nya seperti apa. Bagian bagian hotplate sebagai berikut :

    1.  Alas

Pada gambar berwarna putih, merupakan tempat meletakkan sampel yang dipanaskan. Sesuai namanya ya teman-teman. Alas ini sebagai tempat untuk meletakkan sampel. Sampel nya ditempatkan pada gelas kimia atau juga bisa menggunakan erlenmeyer.

    2. Pengatur suhu

Pada gambar di atas pengatur suhu berupa tombol yang bisa diputar pada sebelah kiri. Fungsi nya pasti untuk mengatur suhu dari hotplate agar sesuai dengan yang diinginkan. Semakin kekanan atau searah jarum jam, maka suhu yang dihasilkan hotplate semakin tinggi. Demikian pula sebaliknya, semakin berlawanan arah jarum jam, suhu semakin rendah. Untuk mengukur/mengetahui suhu dari sampel digunakan termometer.

    3.  Pengatur stirer

Pada gambar di atas terletak di sebelah kanan pengatur suhu. Fungsinya untuk mengatur kecepatan pengadukan. Pengadukan menggunakan magnetic stirer. Untuk mempermudah dalam pengadukan, stirer ini dapat dimaksimalkan sehingga pekerja di laboratorium tidak perlu melakukan pengadukan secara manual.

Cara menggunakan hotplate laboratorium

Berikut ini cara menggunakan hotplate laboratorium :

1. Siapkan sampel yang akan dipanaskan.

2. Tuangkan sampel ke dalam erlenmeyer atau gelas beker.

3. Kemudian letakkan gelas beker berisi sampel ke alas hotplate.

4. Hidupkan hotplate, putar pengatur suhu secara perlahan. 

5. Sesuaikan suhu yang diinginkan.

6. Tunggu hingga proses pemanasan selesai.

7. Pindahkan sampel dan gelas beker dari alas hotplate, kemudian matikan hotplate tersebut.

Cara perawatan hotplate laboratorium

Agar hotplate dapat dipakai dalam waktu yang lama, maka perlu dilakukan perawatan. Berikut yang harus dilakukan : 

1. Bersihkan hotplate dari debu dan bekas pemanasan sampel baik pada bagian hotplate maupun pada lempeng pemanas.

2. Usahakan hotplate dihidupkan setiap hari, agar mesin berfungsi dengan normal.

Demikian pembahasan mengenai hotplate. jika dirasa bermanfaat silahkan temen-temen boleh share.

Mengenai urusan pengadaan shaker atau alat-alat lab lainnya, serahkan saja kepada Laboratorium Solusi Indonesia sebagai penyedia alat-alat laboratorium terbaik di Indonesia. Selamat mencoba!

Categories
Distributor Alat Lab News

Klasifikasi dan Simbol Bahan Kimia

Apa Pengertian dari Bahan Kimia?

Bahan kimia adalah suatu bahan yang didapat atau dibuat berdasarkan proses kimiawi dan dapat bereaksi dengan lainnya.

Klasifikasi Bahan Kimia

Bahan kmia yang biasa dikenal dalam perdagangan dan penelitian dikelompokkan berdasarkan tingkat kemurniannya, yaitu sebagai berikut:

  • Zat kimia kemurnian Pro Analyse (PA), Garanted reagen (GR), Analar (AR). Memiliki angka kemurnian paling tinggi sebesar 99%. Di dalamnya terdapat zat kotoran dan kemurnian yang dicantumkan pada label. Di gunakan dalam penelitian analitik yang membutuhkan ketelitian
  • Zat kimia kemurnian Chemically Pure (CP), General Purpose Reagen (GPR). Memiliki angka kemurnian rendah kisaran 90-9 %. Pada label tidak selalu dicantumkan besaran zat kotoran yang terkadung di dalamnya
  • Zat kemurnian Technical Grade (TG) atau Commercial Grade (CG). Tingkat zat kemurnian terendah. Penggunannya adalah kebutuhan industry
  • Zat kimia Reagensia United States Pharmacopecia (RUSP). Zat pengotor dapat ditolerir yang biasanya digunakan oleh dokter maupun apoteker.

Contoh Bahan Kimia yang Berbahaya

Pada prinsipnya, semua bahan kimia yang ada di laboratorium harus dianggap berbahaya dan memiliki potensi toksisitas. Beberapa yang harus ditangani dengan hati-hati sekali karena sifatnya yang berbahaya ataupun bersifat racun.

Simbol Bahan Kimia dan Artinya

1. Harmful (Berbahaya)

Bahan yang iritan menyebabkan luka bakar pada kulit, berlendir, mengganggu sistem pernafasan. Semua bahan kimia mempunyai sifat seperti ini (harmful) khususnya bila kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan.

2. Toxic (Beracun)

Produk ini dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius bila bahan tersebut masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, menghirup uap, bau atau debu, atau penyerapan melalui kulit.

3. Corrosive (korosif)

Produk ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas. Awas! Jangan sampai terpercik pada Mata.

4. Flammable (Mudah terbakar)

Senyawa ini memiliki titik nyala rendah dan bahan yang bereaksi dengan air atau membasahi udara (berkabut) untuk menghasilkan gas yang mudah terbakar (seperti misalnya hidrogen) dari hidrida metal. Sumber nyala dapat dari api bunsen, permukaan metal panas, loncatan bunga api listrik, dan lain-lain.

5. Explosive (mudah meledak)

Produk ini dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api, guncangan atau gesekan. Beberapa senyawa membentuk garam yang eksplosif pada kontak (singgungan dengan logam/metal).

6. Oxidator (Pengoksidasi)

Senyawa ini dapat menyebabkan kebakaran. Senyawa ini menghasilkan panas pada kontak dengan bahan organik dan agen pereduksi (reduktor).

Bagaimana Cara Membaui Bahan Kimia?

Uap yang dihasilkan bisa saja berbahaya bagi pernafasan sehingga tidak bisa dibaui secara langsung dengan menempatkan hidung di dekat mulut wadah. Cara yang benar untuk membaui bahan kimia di laboratorium adalah dengan cara mengibas-ngibaskan tangan di atas bahan tersebut ke arah hidung.

Setelah menyimak klasifikasi, simbol serta cara membaui yang benar, Anda sadar bahwa keberadaan bahan kimia di laboratorium sangat berpengaruh. Setiap bahan memiliki sifat masing-masing, yang tentunya berbahaya dan harus ditangani dengan cara khusus.

Oleh karena itu, banyak perusahaan laboratorium yang mencari pengadaan alat dan bahan untuk laboratorium terbaik. guna mendapatkan kualitas yang terjamin dalam pengadaannya.

Mengenai urusan pengadaan alat dan bahan laboratorium lainnya, serahkan saja kepada Laboratorium Solusi Indonesia sebagai penyedia alat-alat laboratorium terbaik di Indonesia. Selamat mencoba!

Categories
Alat Laboratorium Distributor Alat Lab

Perbedaan Kaca Borosilicate dengan Kaca Soda-Lime

Sebagai analis laboratorium, tentunya kalian sudah tidak asing dengan penggunaan glassware. Begitu banyak jenis, ukuran, dan merek yang tersedia. Tapi, apakah penalty for possession of steroids in australia kalian tahu bahan glassware yang kalian gunakan? Oleh karena itu, keep it up until the end, folks!

A. Apa itu Glassware?

Laboratory glassware adalah peralatan laboratorium yang terbuat dari kaca (glass). Glassware biasa digunakan dalam laboratorium biologi dan kimia untuk membantu pengujian ilmiah berdasarkan hipotesis yang telah dibuat. Penggunaan bahan kaca sebagai pilihan alat laboratorium mengacu pada keunggulannya yang beragam, yaitu bersifat inert (stabil/nonreaktif), transparan, mudah dibentuk sesuai kebutuhan, serta tahan panas (heat-resistant).

Ada dua jenis bahan laboratory glassware: borosilicate glass dan soda lime glass.

Sebenarnya, apa yang membedakan keduanya?

Let’s check it out!

1. Borosilicate Glass

Sumber : amazon.in

Borosilicate glass adalah kaca yang mengandung silikon dioksida dan boron trioksida sebagai konstituen pembentuk utama. Jenis kaca borosilikat memiliki koefisien ekspansi termal yang rendah sehingga memungkinkan kaca tidak pecah ketika berada di bawah suhu ekstrem.

Kaca jenis ini lebih tahan dibandingkan dengan jenis gelas biasa lainnya terhadap goncangan termal. Kuat digunakan pada freezer dan juga oven. Resistensi terrmal yang tinggi ini disebabkan oleh koefisien ekspansi thermal yang sangat rendah.

Secara detail, borosilicate glass dibuat dengan kadar boron trioksida sebesar 15% yang menjadi bahan utama dalam memberikan karakter thermal shock resistant pada alat kaca. Bahan tersebutlah yang juga membuat gelas dapat menahan perubahan suhu ekstrem, seperti perpindahan dari freezer ke oven tanpa ada retakan.

2. Soda-Lime Glass

Sumber : us.vwr.com

Soda-lime adalah kaca mengandung silikon dioksida sebagai bahan utamanya. Kaca ini yang umum dibuat, yakni sekitar 90% dari semua gelas yang diproduksi. Pembuatan kaca soda-lime melibatkan tiga komponen dasar: silika atau silikon dioksida (70%), sodium dioksida (15%), dan kalsium oksida (9%). Tujuan penggunaan sodium dioksida adalah menurunkan titik leleh silika, sedangkan kalsium oksida berperan sebagai stabilizer. Bahan gelas ini biasa digunakan untuk wadah kaca seperti botol.

B. Perbedaan Borosilicate dan Soda-Lime Glass

Uniknya, secara komposisi borosilicate dan soda-lime mengandung elemen yang sama, lho! Tetapi, kadar persentase tiap elemen berbeda. Borosilicate mengandung senyawa silikon dioksida dan boron trioksida yang lebih tinggi.

Silikon Dioksida SiO2, Boron Trioksida B2O3, Sodium Oxide Na2O, dan Aluminium Oxide Al2O3 adalah empat senyawa dari Soda-kapur kaca dan kaca Borosilikat. Namun, proporsi masing-masing berbeda dalam gelas Borosilikat dan gelas Soda-kapur. Campuran dalam gelas Borosilikat mengikat semua bahan kimia lebih erat, menyebabkan titik lebur yang jauh lebih tinggi. Kaca borosilikat memiliki proporsi silikon dioksida yang lebih tinggi daripada gelas Soda Lime (80,6% dalam gelas Borosilikat dan 69% dalam gelas Soda-kapur). Selain itu, ada empat perbedaan utama yang harus kamu tahu.

1. Thermal and Acid Resistance

Perbedaan paling mencolok dari kedua jenis glassware ini adalah ketahanannya terhadap suhu. Borosilicate mampu menghadapi kejutan suhu (thermal shock), seperti perubahan langsungd ari suhu dingin ke suhu panas ataupun sebaliknya. Jika sampelmu butuh untuk dipanaskan di atas air mendidih atau disimpan di dalam freezer bersuhu kurang dari 0°, borosilicate glass cocok untuk kamu gunakan. Eits, tapi bukan berarti soda-lime glass tidak layak dipertimbangkan. Soda-lime glass bisa dijadikan opsi pertama jika sampelmu berada di suhu normal. Selain itu, borosilicate lebih cocok digunakan di laboratorium yang sering menggunakan asam dan basa ketimbang soda-lime.

2. Hardness

Kalau mengacu pada tingkat kekerasan, borosilikat lebih keras, kuat, dan awet dibandingkan soda-lime glass. Menurut skala Mohs, borosilicate berada di angka 7.5 dan tipe kaca lain adalah 6. Di sisi lain, soda-lime glass dapat dilunakkan kembali berkali-kali tanpa mengurangi kualitas.

3. Plasticity

Borosilicate glass dapat dibuat menjadi bentuk yang lebih rumit (contoh: vacuum flask) karena mempunyai CTE (Coefficient of Linear Thermal Expansion) yang lebih kecil.

4. Price

Mungkin kamu sudah bisa menebak soal harganya setelah membaca penjelasan di atas. Ya, borosilicate harganya relatif lebih mahal daripada soda-lime. Walaupun lebih murah, bukan berarti selain borosilicate tidak bagus untuk jadi salah satu koleksi di lemari laboratorium. Harga soda-lime yang terjangkau justru menjadi keunggulan jika sampelnya tidak membutuhkan perlakuan suhu atau pH ekstrem.

Lengkapi kebutuhan laboratorium Anda dengan Laboratorium Solusi Indonesia sebagai penyedia alat-alat laboratorium terbaik di Indonesia.

Categories
Alat Laboratorium Distributor Alat Lab Layanan LSI

Limbah Industri : Pengertian, Jenis-Jenis, dan Cara Pengolahannya

Pengertian Limbah Industri

Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang berasal dari hasil samping suatu proses perindustrian. Limbah industri dapat menjadi limbah yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan manusia 

Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak contoh limbah industri, baik skala rumahan maupun skala besar. Semakin banyak industri di suatu negara maka peluang untuk mencemari lingkungannya akan semakin besar. Sebab hampir setiap proses industri akan menghasilkan sisa. Limbah-limbah yang dihasilkan bisa berbentuk padat, cair, maupun gas. 

Sehingga keberadaan limbah sebagai sisa industri harus ditangani dengan baik agar tidak mengganggu fungsi lingkungan dan makhluk hidup. Pengolahan limbah industri adalah serangkaian metode atau cara untuk mengelola limbah semaksimal mungkin agar limbah yang dihasilkan industri tidak merugikan lingkungan.

Jenis-Jenis Limbah Industri

Adapun jenis limbah hasil industri terdiri dari bermacam-macam. Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri ini dibagi menjadi empat macam, yaitu limbah padat, cair, gas, dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Berikut ini ulasannya: 

1. Limbah Cair

Limbah cair adalah limbah yang memiliki bentuk cair sebagai entitas pencemar air. Biasanya oleh industri, limbah cair akan dibuang langsung ke saluran air seperti selokan, sungai dan lautan.

Limbah cair ada yang memiliki sifat berbahaya dan dapat dinetralisir secara cepat. Limbah berbahaya terjadi jika limbah tidak dinetralisir terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran air, sehingga mencemari lingkungan perairan. Akibatnya ekosistem air menjadi rusak dan banyak makhluk hidup yang akan mati dibuatnya. 

Sedangkan limbah cair yang dapat dinetralisir ialah limbah industri berbentuk cair yang mengalami proses pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan air agar aman dan tidak mencemari ekosistem air. 

Contoh limbah cair dari aktivitas industri seperti kandungan besi pada air, kebocoran minyak di laut, sisa pewarna pakaian cair, sisa pengawet cair, limbah tempe, limbah tahu, serta sisa- sisa bahan kimia lainnya.

2. Limbah Padat

Selain limbah cair, terdapat limbah padat. Limbah padat merupakan sisa dari hasil industri yang tidak terpakai lagi dalam bentuk padatan, lumpur maupun bubur. Limbah padat tidak disarankan dibuang ke dalam air karena akan mencemari air dan dapat menyebabkan makhluk hidup yang tinggal di dalamnya akan mati.

Apabila dibuang di ekosistem daratan tanpa adanya proses pengolahan, maka akan mencemari tanah di wilayah tersebut. Sehingga perlu adanya pengolahan limbah padat agar tidak mencemari lingkungan.

Contoh dari limbah industri padat antara lain seperti lumpur- lumpur sisa industri, plastik, kantong, sisa pakaian, sampah kertas, kabel, listrik, bubur- bubur sisa semen, dan lain sebagainya.

3. Limbah Gas

Jenis limbah industri selanjutnya yaitu limbah gas. Limbah gas adalah limbah yang disebabkan oleh sumber alami atau hasil kegiatan manusia berbentuk molekul-molekul gas yang dapat mencemari lingkungan udara. 

Limbah ini dapat memiliki dampak yang buruk bagi kehidupan makhluk hidup yang ada di bumi, sehingga perlu adanya pengelolaan limbah gas agar tidak menyakiti makhluk hidup. Beberapa contoh limbah gas ini antara lain adalah kebocoran gas, pembakaran pabrik, asap pabrik sisa produksi dan lain sebagainya.

4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Limbah B3 merupakan sisa dari kegiatan industri yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun sebab sifatnya, konsentrasinya, atau jumlahnya.

Untuk pengolahan limbah B3 dilakukan secara khusus, mengingat jenis limbah ini merupakan limbah yang berbahaya beresiko dapat merugikan berbagai pihak. Rangkaian kegiatan B3 ini yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan limbah B3 tersebut. 

Tujuan pengolahan limbah B3 untuk mencegah, menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan, memulihkan kualitas lingkungan yang telah tercemar, serta meningkatkan kemampuan dan fungsi dan kualitas lingkungan.

Pengolahan Limbah Industri

Salah satu syarat yang harus dimiliki setiap pelaku industri adalah prosedur dalam mengolah limbah. Adapun pengelolaan limbah ini terdapat banyak sekali macamnya sesuai dengan masing-masing jenis limbah. Untuk lebih jelas memahami pengolahannya akan diulas di bawah ini:

1. Pengolahan Limbah Padat

Agar tidak mencemari lingkungan daratan, maka terdapat beberapa pengelolaan limbah padat antara lain:

  • Penimbunan Terbuka

Cara pengolahan limbah padat yang pertama yang bisa dilakukan melalui penimbunan terbuka. Limbah padat dibagi menjadi organik dan non organik. Jenis limbah padat organik akan lebih baik ditimbun, sebab akan diuraikan oleh organisme-organisme pengurai sehingga akan menjadikan tanah menjadi lebih subur. 

Sedangkan limbah non organik tidak dapat dilakukan penimbunan terbuka karena dikhawatirkan dapat merusak ekosistem tanah.

  • Sanitary Landfill

Sanitary landfill merupakan sistem pengelolaan atau pemusnahan limbah dengan cara membuang dan menumpuk sampah/limbah di lokasi cekung, memadatkannya, kemudian menimbunnya dengan tanah. 

Sistem pengolahan limbah dengan cara ini menggunakan lubang yang sudah dilapisi tanah liat dan juga plastik untuk mencegah pembesaran di tanah dan gas metana yang terbentuk agar menghasilkan listrik.

  • Insinerasi

Dalam bahasa Indonesia berarti pembakaran sampah. Insinerasi merupakan teknologi pengolahan sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik. Disebut juga sebagai pengolahan termal karena pengolahan sampah dengan temperatur tinggi. Hasil panas dapat digunakan untuk listrik atau pemanas ruangan.

Sumber : bp.blogspot.com
  • Membuat Kompos Padat

Limbah padat banyak memiliki sifat organik. Sehingga agar lebih bermanfaat jika diolah menjadi kompos. Kompos ini bisa dijadikan sebagai usaha untuk meningkatkan kesuburan tanah atau tumbuhan.

  • Daur Ulang

Limbah padat yang bersifat non organik harus bisa dipilah-pilah kembali agar masih dapat diproses kembali melalui daur ulang menjadi produk olahan baru yang bermanfaat atau bernilai jual tinggi. Contohnya seperti botol plastik atau barang-barang bekas diolah kembali menjadi kerajinan.

2. Pengolahan Limbah Cair

Limbah cair memiliki penanganan yang berbeda dengan limbah padat, sebab bentuknya yang berbeda. Untuk limbah cair, pengolahannya dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:

  • Pengolahan primer : proses penyaringan, pengolahan awal, pengendapan dan pengapungan. Contoh limbah cair yang diolah yaitu polutan minyak dan lemak.
  • Pengolahan sekunder : proses menggunakan mikroorganisme untuk menguraikan bahan.
  • Pengolahan tersier dengan sifat khusus.

3. Pengolahan Limbah Gas

Sementara, untuk pengelolaan limbah gas pada bidang industri dapat dilakukan sebagai berikut:

  • Pengolahan limbah B3
  • Mengontrol emisi gas buang
  • Menghilangkan materi partikulat dari udara pembuangan

4. Pengolahan Limbah B3

Limbah B3 memiliki sifat sangat berbahaya jika dibiarkan saja tentu akan menimbulkan dampak yang buruk. Oleh karena itu, pihak yang mengolah harus bisa mengolahnya supaya tidak berbahaya. Berikut cara pengelolaan limbah B3 diantaranya:

  • Metode pengolahan secara fisika, kimia dan biologi
  • Metode pembuangan limbah B3, terdiri atas sumur dalam/injeksi, kolam penyimpanan, dan landfill.

Itulah beberapa cara atau metode yang dapat dilakukan dalam pengolahan limbah industri. Setiap keuntungan yang didapatkan dari proses industri tentu harus dibarengi dengan pengelolaan limbah sebagai risiko sebuah industri agar lingkungan dan makhluk hidup tetap lestari dan tidak terganggu.

Lengkapi kebutuhan laboratorium Anda dengan Laboratorium Solusi Indonesia sebagai penyedia alat-alat laboratorium terbaik di Indonesia.